Safaluna
Bab 5
•
Aaron POV
Malam ini aku sangat bahagia, karena aku dan kekasihku akan merayakan satu tahun hubungan kami.
Rencananya aku juga hendak melamarnya malam ini dan mengikatnya ke dalam hubungan yang lebih serius seperti pernikahan.
Namun, entah mengapa orang tua ku malah memintaku untuk berkenalan dengan seorang gadis putri dari teman mereka saat aku hendak berpamitan pada mereka.
Aku pun terpaksa menunda perjalanan ku dan meminta Alvin, asisten pribadiku untuk menjemput Safa di rumahnya.
Jujur aku sangat merasa tidak nyaman saat harus berdekatan dengan Scarlett, ya tentu saja karena aku sudah memiliki seorang kekasih dan aku tak mau Safaluna merasa dikhianati.
Tapi apa boleh buat, aku tidak mungkin melawan kedua orang tua ku.
Lagipun, salahku yang selama ini tak mau mengenalkan Safa kepada mereka. Padahal aku sudah seringkali meniduri gadis itu di apartemen milikku.
"Aaron, kamu itu hebat ya! Aku tahu kalau kamu pemilik brand skincare terkenal di negara ini, dan berita tentang kamu sudah tersebar dimana-mana. Aku gak nyangka aja sekarang bisa kenal dan ngobrol berdua sama kamu," ucap Scarlett yang saat ini berada di sampingku.
"Ah biasa aja kok, aku masih jauh di bawah Daddy dan mommy. Mungkin kamu bisa bilang aku hebat, kalau aku sudah melewati mereka." ucapku merendah.
"Kamu ternyata orangnya suka merendah, ya? Aku berarti selama ini salah mengira, padahal aku sangka kamu itu sombong loh." katanya.
"Buat apa menyombongkan diri disaat kita ini gak ada apa-apanya dibanding Tuhan? Tuhan saja tidak pernah sombong, biarpun dia penguasa dunia ini. Masa aku yang cuma manusia harus sombong sih?" ucapku.
"Kamu luar biasa Aaron!" ucapnya memujiku.
"Sudahlah, kita akhiri saja ya obrolan kali ini! Aku harus segera pergi sekarang!" pintaku.
"Loh, kamu mau kemana?" tanyanya bingung.
"Aku sudah ada janji lebih dulu dengan kekasihku, jadi tolong kamu mengerti dan masuklah ke dalam temui orang tua mu!" jawabku.
Aku sengaja mengatakan seperti itu agar Scarlett berhenti berharap padaku.
"Kekasih? Apa kau sudah memiliki kekasih?" tanyanya tampak keheranan.
"Tentu. Dia adalah wanita cantik yang menjadi brand ambassador di tempatku, dan kami hari ini akan merayakan satu tahun hubungan kami. Jadi, tolong kamu mengerti ya dan biarkan aku pergi dari sini!" jelas ku.
"Tapi, papaku bilang kalau kamu masih single. Dan itu salah satu alasan mereka melakukan perjodohan ini, kenapa kamu gak pernah cerita kalau kamu udah punya kekasih?" ucapnya.
"Aku sebenarnya mau cerita, tapi tunggu waktu yang tepat. Sekali lagi maaf ya Scarlett, aku gak bisa terusin obrolan ini!" ucapku mantap.
Aku segera beranjak dari kursi dan hendak pergi, namun dia mencegah ku dengan cara mencekal lenganku dari samping.
"Tunggu Aaron!" ucapnya.
"Kamu mau apalagi? Aku sudah bilang, aku ini sudah memiliki kekasih. Apa kamu tidak paham juga dengan itu?" ucapku tegas.
"Bukan begitu, aku cuma mau kamu ikut masuk ke dalam dan jelaskan semuanya ke orang tua kita! Supaya mereka gak terus berharap dengan perjodohan ini, Aaron!" pintanya.
"Aku pastikan aku akan bicara ke mereka, tapi gak sekarang. Aku harus pergi temui kekasihku, aku gak mau bikin dia menunggu lama!" ucapku.
"Tapi—"
Aku menghentak-hentakkan tangan, hingga lenganku terlepas dari cengkeramannya.
Setelahnya, aku pun pergi begitu saja meninggalkan Scarlett dan menuju mobilku.
Aku tak perduli apa yang akan dia katakan pada kedua orang tua ku, karena saat ini yang aku pikirkan hanyalah Safaluna.
•
•
Safaluna POV
Aku tiba di restoran tempatku berjanjian dengan Aaron, disana nampak sepi dan hanya ada beberapa pelayan serta pemusik yang menambah kesan romantis di tempat itu.
Aku tahu bahwa Aaron pasti sudah menyewa satu restoran ini untuk kami berdua, dia memang kerap kali melakukan hal itu karena tak ingin diganggu oleh siapapun saat sedang berduaan denganku.
Aku meminta pada Alvin untuk menunggu saja di luar, biar bagaimanapun aku masih merasa canggung jika berlama-lama dengannya.
Aku pun melangkahkan kaki memasuki area restoran, pelayan disana langsung menyambut ku dan mengantarkan ku menuju meja yang sudah disiapkan oleh Aaron.
Tampak meja itu sudah dihias sedemikian rupa dengan berbagai hiasan warna merah muda yang merupakan warna favoritku.
Sungguh Aaron adalah pria yang romantis, pikirku.
"Silahkan non, ini meja yang sudah disiapkan oleh tuan Aaron untuk malam ini!" ucap pelayan itu.
"Terimakasih ya!" ucapku tersenyum.
"Sama-sama non, untuk makanannya akan segera kami bawakan kemari. Mohon ditunggu sebentar ya non!" ucapnya lagi.
"Ah tidak usah terburu-buru! Aku juga sedang menunggu kekasihku itu," ucapku.
"Baiklah non! Kalau begitu kami permisi dulu!" ucapnya kemudian pergi.
Aku mengalihkan pandanganku ke arah meja yang cantik itu, ku usap bagian atasnya sembari berjalan mengitari meja tersebut.
Entah mengapa aku sangat menyukai semua hiasan yang disiapkan Aaron disana, terlebih alunan musik yang dimainkan juga begitu merdu dan membuatku tak sabar ingin segera bertemu lalu berdansa dengan Aaron.
Perlahan aku menarik kursi, mulai menempelkan tubuhku pada kursi tersebut dan kurasakan kenikmatan yang tiada tara. Sungguh kursi ini rasanya sangat empuk dan nyaman!
"Bagus sekali tempat ini! Aaron memang paling bisa bikin aku bahagia begini!" ucapku.
Tak berselang lama, pria yang kutunggu-tunggu sedari tadi akhirnya tiba.
Ya Aaron muncul di restoran tersebut sembari membawakan bunga di tangannya yang mungkin saja untukku.
"Happy anniversary, sayangku!" ucapnya saat berhenti di dekatku dan menyodorkan bunga ke arahku.
Aku memasang wajah jutek dan membuang muka, aku harap dia bisa mengerti mengapa aku melakukannya karena dia sudah mengecewakan ku tadi.
"Hey! Kamu marah ya sama aku? Jangan marah dong sayang, nanti cantiknya hilang loh! Kan kamu sekarang udah cantik banget tuh, masa malah cemberut?" ucapnya berusaha menghiburku.
"Salah sendiri, kenapa kamu malah suruh Alvin buat jemput aku!" ucapku kesal.
"Iya iya... aku minta maaf ya soal itu sayang! Aku tadi harus temani mom dan Daddy ku, kebetulan ada teman mereka yang datang. Jadi, aku harus bicara sebentar sama mereka. Kamu tolong ngerti dong sayang!" ucapnya menjelaskan.
"Kamu selalu minta dingertiin, tapi kamu gak pernah bisa ngertiin aku! Selama ini kamu jarang loh ada waktu buat aku, malahan kamu juga belum pernah kenalin aku ke orang tua kamu. Sebenarnya kamu serius atau cuma main-main doang sih sama aku, Aaron?" ucapku kesal.
"Aku serius kok sayang! Aku kan udah pernah bilang sama kamu, mana mungkin aku mainin perasaan kamu!" jawabnya tegas.
"Ya kalo gitu, kenapa kamu gak pernah bawa aku ke rumah kamu? Kita udah tepat satu tahun loh berhubungan, sampai kapan kamu mau terus gantungin aku kayak gini?" ucapku emosi.
"Itu dia sayang, aku sudah siapkan sesuatu untuk kamu malam ini." katanya.
"Maksud kamu?" ujar ku penasaran.
Kulihat dia tersenyum, lalu merogoh saku bajunya dan tampak mengambil sesuatu.
Apa itu? Aku belum dapat memastikannya, karena dia menggenggam benda tersebut dengan erat.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
...Boleh kasih dukungan ya guys, contohnya like, komen atau kalau mau vote juga author malah semakin senang😆...
...Asal jangan boomlike ya...!!...
...Bantu ramaikan oke...!!😉...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Nindira
Udah dulu ya nanti dilanjut
2022-10-03
1
Lenkzher Thea
Lanjut thor
2022-09-08
1