Sebelum aku lanjut, aku mau nunjukin contoh di dalam kelas Khanza mengajar, biar kalian tidak terlalu pusing ngebayangin nya.
...----------------...
Adam terdiam dengan mata melotot melihat siapa yang menyuruhnya berdiri, dia kini paham maksud ust. Raka mengatakan ada kejutan untuk dirinya, rupanya wanita yang tadi siang dia karjai kini berada di dalam kelas nya.
"Lo ngapain di sini?" tanya Adam sengit.
Ustz. Khanza mendelik ke arah Adam "Harus nya saya yang bertanya, kenapa kamu terlambat?" balas Khanza, jika sudah berhadapan dengan Adam, dia akan bersikap tegas.
"Suka-suka gw lah, emang lo siapa ngatur-ngatur gw, hah?" sarkas Adam.
"Saya Khanza Az-Zahra Adinata Bagaskara, yang akan mengajar di kelas kalian. Dan di kelas ini tidak mendengarkan apa yang aku suka dan tidak suka, tapi semuanya harus mengikuti peraturan. Dan peraturan nya yang telat akan di hukum!" kelakar Khanza begitu tegas.
Semua murid tampak menunduk, meski Khanza seorang wanita, tapi sikap tegas nya sangat patut untuk di segani.
"Apa kau pernah dengar keluarga Bagaskara?" tanya satu murid berbisik pada temannya.
"Iya, itukan keluarga terpandang, perusahaan nomor satu di negara ini," jawab teman nya, mereka sebagian tau tentang perusahaan Faris saat mereka masih sekolah.
"Jadi guru kita seorang anak konglomerat!" celetuk satu lagi, dan mereka hanya mengangguk.
"What," pekik Adam mendengar jawaban Khanza.
"Lo mengajar di kelas ini?" tanya Adam lagi.
"Ya," jawab Khanza pasti.
Bukan nya takut, Adam malah menertawai Khanza "Ha ha ha ... Apa lo yakin mau mengajar di kelas ini?" tanya Adam meremehkan.
"Heuh, kenapa? Apa kamu takut mengikuti pengajian ku?" balas Khanza seolah menantang Adam.
Seketika tawa Adam langsung berhenti "Apa? Lo menantang Adam Nugraha?" sanggah Adam emosi.
"Tidak perlu di tantang orang seperti kamu, karna kamu memang tidak akan sanggup mengikuti pengajian yang akan saya ajarkan!" imbuh Khanza lagi.
Adam langsung tersulut emosi "Kita lihat saja!" timpal nya. Dia langsung ingin duduk, tapi langkahnya kembali terhenti.
"Kamu mau kemana? Kamu sudah datang terlambat, jadi kamu akan di hukum!" seru Khanza.
Adam seketika tersenyum, dia memang selalu masuk telat, dan dengan senang hati menerima hukuman karna dia tidak harus mengikuti pengajian yang menurutnya sangat membosankan.
"Baiklah, gw bukan nya tidak sanggup ngikutin ajaran lo ya, hanya saja lo sendiri yang nyuruh gw keluar." cecap Adam sambil menunjuk pada Khanza.
"Siapa bilang saya menyuruh mu keluar?" tanya Khanza.
"Lo bilang tadi gw di hukum, jadi gw akan terima hukuman nya!" imbuh Adam.
"Kamu memang akan saya hukum, tapi berdiri di dalam kelas ini, tidak boleh duduk sampai saya selesai mengajar, dan kamu tulis arti dari kitab yang akan saya ajarkan secara berdiri!" cerocos Khanza panjang lebar.
"Apa?" tanya Adam terkejut.
"Kalo ge gak mau gimana?" tanya Adam kembali menantang.
Belum sempat Khanza menjawab, ponselnya sudah berdering, Khanza mengernyit kening melihat penelpon dengan nomor tidak di kenal "Halo Assalamualaikum!" sapa Khanza lembut.
"Waalaikumsalam," sahut si penelpon.
Adam hanya melihat saat Khanza mengangguk-angguk dengan si penelepon. Hingga akhirnya.
"Adam," panggil Khanza.
"Ada telpon untuk mu." lanjut Khanza memberikan ponselnya pada Adam.
Awal nya dia menolak, tapi karna penasaran pun, akhirnya dia mengambil ponsel tipis dan bening itu, kemudian mendekatkan pada telinga nya.
"Papa sudah malu mendengar tentang perilaku mu di sana, sekarang apapun yang di katakan oleh Ustazah Khanza kamu harus mendengarkan nya, atau seumur hidup kamu akan selalu di pesantren!"
Tut....
Adam tercengang melihat pada ponsel itu, telpon yang ternyata dari papa Ammar, dan yang membuat Adam termangu, karna papa nya menelpon hanya untuk mengancam dirinya, tanpa menanyakan kabar nya sedikit pun.
"Adam, berikan ponsel saya. Dan kamu harus berdiri di sana!" ujar Khanza.
Adam baru sadar, dia menyerahkan ponsel pada Khanza, tapi belum sempat Khanza menerimanya, dengan jahil Adam menjatuhkan benda itu hingga tergeletak di lantai.
"Ups, gw tidak sengaja." ucapnya enteng.
Khanza hanya tersenyum simpul, mengambil ponsel yang masih utuh tanpa lecet atau retak sedikit pun "Sama-sama." jawab Khanza.
Membuat Adam kembali merasa geram, mungkin dia tidak tau jika perusahaan Bagaskara berjalan di bidang teknologi, tentu saja Faris memberikan benda itu yang tahan banting dan tahan air untuk putri tercinta nya.
Dengan perasaan kesal, Adam berbalik dan berdiri di pojokan, sambil memegang kitab dan pensil. Tidak mungkin dia akan terus di pesantren sampai dirinya tua seperti yang di ancam oleh papa Ammar, maka dari itu, kali ini dia harus patuh pada Ustazah nya itu.
Dalam benak Adam bertanya, kenapa wanita itu bisa di hubungi oleh papa nya.
"Siapa wanita itu?"
.
.
.
~Bersambung.
...Hati-hati Adam, dari penasaran nanti jadi ketagihan. Wkwkwk...
...Maaf ya, aku baru update kembali, soalnya sibuk ngurusin acara keluarga....
...Jangan lupa Like komen dan juga Vote kakak ku sayang....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Berdo'a saja
kalau tau siapa Khanza pingsan kau Adam
2022-10-03
0
Ratna Jewel
km.blm.tau khanza yh adam..😁😁😁😁🤭cari tau dulu deh
2022-10-03
0
Ratna Dewi
mantap jiwa
2022-10-02
0