Adam merasa sangat marah juga sakit mendengar semua ucapan teman nya, jadi dia hanya di butuhkan saat dirinya berada, dan di saat dia sudah tidak punya apa-apa, mereka malah mengusir Adam. Dia mengira selama ini pacar dan sahabat nya itu setia dan tulus, ternyata hanya karna uang.
Adam mengepalkan tangannya, dia merasa sangat marah, ingin rasanya meluapkan semua nya. Tapi, tiba-tiba sebuah mobil mewah memasuki pekarangan rumah Riki. Adam berbalik, dia yang terhina di depan temannya langsung mengernyit saat mengenal mobil yang baru saja masuk.
Dalam seketika, keluarlah lima bodyguard dengan tubuh kekar berpakaian hitam, Adam sudah menduga jika mereka pasti suruhan sang Papa.
"Tuan, sebaiknya anda pulang, Bos besar dan juga nyonya sudah mencemaskan anda!" seru seorang yang menghampiri Adam.
"Pulang sana lo anak manja, udah besar masih di atur-atur oleh bokap nyokap!" cibir Andi lagi. Mendengar itu, Adam merasa semakin geram, saat dia ingin menghajar semua temannya, bodyguard itu menahan nya.
"Serahkan semua urusan ini sama saya, Tuan Muda sebaiknya pulang dan beristirahat lah!" titah bodyguard tersebut.
Mendengar itu, Adam tidak mengatakan apapun lagi, dia langsung masuk ke dalam mobil. Tapi sebelum itu, dia berbicara pada anak buah Papa Ammar.
"Rio, apa ada sesuatu di dalam mobil?" tanya Adam, Rio paham pun mengangguk, kemudian datang lah seorang anak buah lainnya mengambil apa yang di perintahkan, Rio. Mereka memberikan beberapa ikat uang pada Adam, kemudian lelaki itu langsung mendekati ke tiga teman nya, dan melemparkan lembaran merah ke wajah mereka.
"Kalian pikir aku sudah miskin, hah? Ambil, dan mulai sekarang jangan pernah tunjukkan wajah kalian lagi di hadapan gw!" hardik Adam, dia langsung berbalik, para teman-teman nya langsung tercengang, mereka kira Adam di usir dari rumah dan akan bergantung hidup pada mereka.
Adam langsung pulang dengan ketiga bodyguard nya, sementara yang dua lagi mengurus para teman pengkhianat Adam.
"Kalian mau apa? Kami tidak ada urusan dengan kalian!" tanya Andi yang melihat kedua orang berbadan kekar itu mendekat.
"Kami memang tidak ada urusan dengan kalian cecunguk kecil, tapi karna kalian sudah berurusan dengan tuan muda kami dan membuat nya marah!" jawab salah satu dari mereka.
Tanpa banyak kata lagi, mereka langsung mematahkan tangan dari ketiga nya. Suara jeritan dan pekikan terdengar nyaring dari mulut ketiga nya.
"Itu hanya peringatan kecil untuk kalian, jika kalian berani menunjukkan wajah kalian lagi, maka jangan salahkan kami akan mematahkan semua tulang kalian!" S
setelah mengatakan itu, keduanya langsung pergi meninggalkan ketiga teman Adam tengah menahan sakit.
Sedangkan di dalam rumah, para teman lain nya hanya mengintip, tidak ada yang berani membantu mereka, hingga dua orang bodyguard Adam pergi, sungguh di antara mereka tidak ada yang setia.
"Kalian tidak apa-apa?" tanya mereka menghampiri ketiga nya.
"Kenapa kalian baru keluar?" tanya Noval merasa marah.
"Kami tidak berani," jawab mereka.
"Kalian sih cari gara-gara dengan Adam, kan jadi gini!" gerutu Daini, dia asik mengumpulkan uang yang berserakan di atas tanah.
"Sudah, sudah, bawa mereka masuk!" sahut Riki, meski dengan wajah yang babak belur.
...----------------...
Sementara di kediaman Nugraha, Adam baru saja turun dari mobil, wajahnya masih memancarkan kemarahan, dia masih merasa kesal dan sakit. Ternyata benar apa yang di katakan Papa dan Mama nya jika dia salah memilih teman.
"Adam, kamu pulang juga, Nak!" ucap Mama Anggi langsung memeluk sang putra.
Papa Ammar berjalan di belakang sang istri "Papa kira kamu beneran akan kabur!" ejek papa Ammar di iringi kekehan kecil.
Adam sebenarnya sangat merasa malu, setelah nekat kabur dan dia harus kembali lagi karna di rampok dan teman nya mengkhianati nya.
Tanpa dia tau, jika perampok itu adalah suruhan dari papa Ammar. Bukan tidak sayang pada Adam, justru papa Ammar ingin anaknya itu sadar, jika hidup di luar sana tidak lah mudah. Dan pun hati kecilnya merasa senang, ada untung nya juga anaknya itu kabur dalam keadaan tidak punya apa-apa, jadi anaknya itu bisa tau sendiri jika dia hanya di manfaatkan oleh para temannya.
"Nak, kamu jangan kabur-kaburan lagi ya, Mama khawatir sama kamu!" pinta mama Anggi.
"Kamu kabur tanpa membawa barang satupun, Adam?" Papa Ammar memang sengaja menanyakan hak tersebut.
"Adam kecopetan!" jawab nya ketus, mama Anggi menatap pada sang suami dan begitu pun sebaliknya, mereka tengah menahan tawa mendengar ucapan Adam.
"Apa Mama dan Papa menertawai ku?" tanya Adam, dia sungguh sangat kesal.
"Tidak, Nak. Mama tidak menertawai mu kok!" imbuh Mama Anggi lagi.
"Untuk apa kami menertawakan anak kami yang tengah kemalangan, Papa hanya mau bertanya, apa saja yang di rampok?" timpal Papa Ammar lagi.
Adam dengan malas menjawab "Semuanya,"
"Termasuk kartu debit card?" tanya papa Ammar lagi.
"Hem..." jawab Adam dengan anggukan kecil.
"Apa, jadi semuanya hilang?" tanya papa Ammar lagi berpura-pura terkejut.
"Iya. Papa kenapa sih berlebihan sekali, itukan cuma kartu debit, Papa tidak akan miskin hanya karna kehilangan kartu itu!" sanggah Adam semakin ketus. Yang seharusnya marah papa Ammar, malah Adam yang tak terkendali.
"Papa memang tidak akan miskin, tapi kamu Adam!" Sarkas papa Ammar.
Adam mengernyit "Kenapa, Adam?" tanya nya.
"Karna Papa tidak akan memberikan kartu itu lagi untuk kamu," jawab papa Ammar.
"Apa? Papa tidak boleh begitu dong, aku kan anak Papa, kok Papa tega sih!" protes Adam tidak terima.
"Itu sudah menjadi keputusan, Papa. Sekarang kamu tidur, ini sudah hampir pagi!" titah papa Ammar.
Adam hanya berdecak, kemudian dia langsung pergi ke dalam kamar nya. Membersihkan tubuh nya sebentar, kemudian merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur yang empuk itu.
...----------------...
Malam telah berlalu, hari pun hari pun datang dengan matahari yang bersinar terang, seseorang yang masih bergulung di bawah selimut menggeliat tatkala mendengar pintu kamar nya terus di ketuk dari luar.
Adam mengerjap dengan tidak minat, rasanya dia baru memejamkan mata, tapi sudah ada yang menggangu nya.
Karna suara ketukan pintu semakin nyaring berbunyi, Adam terpaksa bangun dan berjalan membuka pintu.
"Ada apa sih Ma, ini masih sangat pagi, Adam kan sudah lulus dan tidak lagi ke sekolah, jadi Adam bisa menghabiskan waktu untuk tidur!" cerocos nya panjang lebar saat melihat orang yang mengetuk pintu ternyata adalah mama Anggi.
"Jangan banyak protes, sekarang cepat bersiap-siap!" sergah Mama Anggi.
"Mau kemana sih, Ma?" tanya Adam lagi.
"Kamu lupa, hari ini kamu harus masuk pesantren!"
"Apa!!!!"
.
.
.
~Bersambung
...Haha bagaimana Adam, kamu senang kan, wkwkwk....
...Jangan lupa Like komen dan juga Vote kakak ku sayang....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Teruterubuzu
hal ini akan menjadi bumerang bagi adam kedepannya
2022-10-08
0
Berdo'a saja
kaget juga percuma kamu akan tetap masuk pesantren, kamu tidak akan menyesal nanti Adam
2022-09-19
0
Ummy Rara
lanjuttt
2022-09-14
1