Adam sudah berhasil turun dari dalam kamar nya dengan tali yang dia gunakan. Sambil celingak-celinguk dia berjalan, sepelan mungkin Adam melangkah, agar tidak ada yang tau, jika dia bersuara sedikit saja, maka penjaga yang masih standby di depan rumah akan melihat nya.
Dia yang datang dari arah samping, langsung tiba di garasi, rencana nya dia akan membawa motornya. Tapi, betapa kesalnya dia saat di lihat motor kesayangan nya di rantai dengan gembok yang cukup besar.
"Ck, Papa benar-benar ya, kenapa dia berbuat seperti ini padaku, padahal kan aku anak nya!" gerutu Adam berdecak kesal.
Kemudian dia kembali berjalan secara mengendap, karna di lihat nya para penjaga masih banyak di depan, Adam memilih untuk kabur lewat belakang rumah.
Dengan begitu susah payah, Adam akhirnya bisa keluar, dan kini dia sudah berada di jalan kecil, lelaki 19 tahun ini terus berjalan agar sampai di jalan raya, dia ingin mencari taksi agar dia bisa pergi ke rumah teman nya.
Tapi sialnya sudah sangat jauh Adam berjalan, tidak ada satupun taksi yang lewat, mungkin karna hari sudah hampir pagi.
Sambil berjalan dia terus melihat depan dan belakang, dia berharap akan ada satu taksi yang bisa dia tumpangi. Sejauh berjalan, Adam memang sudah sangat merasa lelah, dia yang tidak pernah bekerja atau melakukan aktivitas selain berolahraga, membuat nya cepat merasa capek.
Kini tiba di jalanan sepi, meski tidak ada satupun orang nyang lewat, namun tidak mengurungkan niatnya untuk terus berjalan, hingga tiba-tiba Adam hadang oleh lima orang berjaket, mereka terlihat seperti berandalan jalanan.
Sontak membuat Adam langsung kaget saat seseorang ingin merebut tasnya.
"Hei, apa yang kalian lakukan?" tanya Adam memberontak.
"Berikan semua barang mu, atau kamu tidak akan bisa lagi melihat matahari besok." ancam pria berambut gondrong.
"Kenapa aku harus menyerahkan barang ku pada kalian, memang apa hak kalian?" tanya Adam sengit, sikap arogan nya masih melekat pada pewaris Nugraha ini.
"Kamu tidak tau kami?" tanya berandal itu sambil menodongkan pisau di dagu Adam, membuat lelaki muda itu menelan ludah nya sangat susah.
"Me--memang kalian siapa?" tanya Adam lagi.
"Kami ini penguasa jalanan ini, kami adalah pencuri!" jawab seseorang dengan bangga nya, dia menekan kata pencuri di akhir kalimat.
"Dih, pencuri saja sombong!" cibir Adam, semakin membuat mereka marah.
"Jangan banyak bicara, serahkan atau aku akan memotong tangan mu!" ancam lelaki itu lagi, Adam bergidik, dia tinggal bisa menanyakan jika tubuhnya di potong-potong, kemudian di buang entah kemana.
Dengan terpaksa, Adam memberikan semua barang nya, termasuk dompet yang berisikan kartu black card yang di berikan papa Ammar untuk nnya.
Tidak hanya itu, bahkan para perampok itu mengambil jam tangan Adam yang harganya ratusan juta, juga dengan jaket yang di pakai oleh Adam.
Setelah mengambil semuanya, mereka langsung pergi meninggalkan Adam dengan rasa marah dalam hatinya, berulang kali dia menjambak rambut nya dan berteriak.
"Ahkk ... Baru beberapa jam aku meninggalkan rumah, tapi hidup ku sudah seperti ini!" umpat nya merasa kesal.
Kini dia mulai merasakan, betapa kerasnya dunia luar. Dan Adam juga merasa menyesal karna dulu dia tidak ingin belajar ilmu bela diri, padahal papa Ammar sudah memberikan guru privat yang ahli dalam berbagai ilmu bela diri, tapi karna kesibukan Adam menghabiskan waktu tidak jelas, dia menolaknya. Dan sekarang lah dia rasakan akibatnya, andai dia bisa bela diri, pasti dia bisa melawan para perampok itu.
Kini dia sudah ragu, antara terus berjalan atau harus pulang ke rumah, tapi rasa gengsinya membuat dia meneruskan perjalanan nya, tujuan nya ke rumah Riki.
Hampir dua jam berjalan kaki, kini Adam sampai di rumah sahabat nya, dia tau mereka belum tidur, sebab Riki membuat pesta kecil-kecilan di rumah nya, sebenarnya dia juga di undang, tapi karna tidak di izinkan pergi oleh sang Papa.
Keyakinan nya memang benar, di dalam rumah temannya masih terdengar suara bising dari musik dan suara mereka sesekali berteriak saat kalah atau menang main judi.
Riki memang anak yang bebas, dia selalu tinggal sendiri, sebab orang tuanya bekerja di luar negeri. Dengan begitu semangat Adam melangkah, tapi tiba-tiba kedua kakinya berhenti di ambang pintu saat melihat pemandangan yang sama sekali tidak pernah dia bayangkan.
Mereka yang ada di sana semuanya sudah dalam keadaan mabuk, tapi yang membuat hati Adam tidak terima, Vanya tengah duduk di atas pangkuan Riki dan mencumbui lelaki itu.
"Apa-apaan ini!" teriak Adam membuat orang yang berada di dalam sana menoleh ke arahnya.
"Adam!" pekik mereka, Vanya langsung turun, dia berjalan mendekati Adam, di susul oleh yang lainnya, mereka semua berjalan sempoyongan, persis seperti zombie.
"Sayang, kenapa kamu di sini?" tanya Vanya dalam keadaan setengah sadar, dia ingin memeluk Adam, tapi langsung di tepis oleh lelaki itu.
"Katakan, apa kalian sering melakukan ini di belakang ku?" tanya Adam lagi.
Mereka yang sudah dalam pengaruh alkohol hanya tertawa "Kalau iya memang nya kenapa, hah?" tanya Riki yang berjalan dekat Adam, membuat penerus Nugraha itu memejamkan mata saat mencium bau alkohol yang begitu menyengat.
"Kamu tau, kami tidak hanya bermesraan seperti itu, tapi kami," Riki menahan ucapan nya, dia mendekatkan diri pada Adam dan berbisik "Kami bahkan sudah melakukan lebih dari ini!"
"Kurang aja*!"
Bugh...
Satu pukulan langsung melayang di wajah Riki, Adam langsung memukul teman nya itu tanpa ampun. Adam merasa sangat marah, sakit dan juga kesal. Dia benar-benar tulus mencintai Vanya, maka dari itu dia tidak pernah melakukan hal lebih pada kekasih nya itu, tapi hal yang tidak dia sangka telah dia lihat dan dengar sendiri malam ini. Jika selama ini Riki dan Vanya bermain api di belakang nya.
Jika berselingkuh dengan orang lain, mungkin Adam bisa terima, tapi ini dengan sahabatnya sendiri. Andai dia tidak kabur malam ini, sungguh dia menjadi lelaki paling bodoh karna di bohongi oleh pacar dan para teman nya.
Adam masih membabi-buta memukul Riki. Melihat itu, para wanita berteriak histeris, dan para laki-laki langsung memegang Adam dan menyeret keluar dari rumah.
"Sebaiknya lo pergi dari sini, kami juga sudah tidak menganggap lo teman lagi, karna lo tu udah beda, nongkrong sudah jarang, dan tadi lo bilang gak bisa datang ke sini, tapi kenapa lo di sini?" tanya Andi mendelik.
"Lo kabur dari rumah?" tanya nya lagi, mereka semua langsung tertawa terbahak-bahak.
"Mulai sekarang lo bukan teman kami lagi, lo pasti sudah tidak mempunyai apa-apa lagi, kami tidak mau bertema dengan laki-laki miskin!"
Duar....
.
.
.
~Bersambung.
...Coba di renungkan babang Adam sayang....
...Jangan lupa Like komen dan juga Vote kakak ku sayang....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Teruterubuzu
dgn rasa kecewa & sakit hatinya kepada vannya & riki coz mereka telah bermain dibelakang adam otomatis persahabat mereka pun jadi hancur & keadaan yg terouruk ini sepertinya adam akan menerima saran ortunya untuk masuk pesantren.
2022-10-08
0
Teruterubuzu
disaat inilah adam akan mengetahui seperti aap para saahabatnya di kala dia membutuhkan pertolongan tak ada satupun sahabatnya membantunya maka.dimasa kejayaan semua mendekat tapi dikala semua tak ada apa-apa semua menjauh & tak perduli.
2022-10-08
0
Yanti Yanti
uummm semoga adam bisa blk ke langkah yg lebih baik lg amiin
2022-09-23
0