Setelah melihat nama di daftar kelulusan mereka, Adam, Vanya beserta teman lainnya langsung meninggalkan halaman sekolah. Tujuan mereka yaitu ke arena balapan, meski Adam tidak membawa motor milik nya, tapi dia tetap ikut bersama sahabat nya.
Sementara di sudut di seberang jalan, tampak satu mobil berwarna hitam yang di dalam nya beberapa pria berpakaian hitam.
Salah satu dari mereka mengeluarkan ponsel nya lalu menghubungi seseorang.
"Halo, bos, saya mau lapor jika Tuan muda Adam sudah keluar beserta teman-temannya." ucap salah satu anggota pada orang yang di sebut bos.
"Cegah dia, bawa pulang sekarang juga!" seru lelaki di seberang yang ternyata Papa Ammar.
"Baik, Bos!" mereka langsung melajukan mobil setelah mendapatkan perintah dari dari bos nya.
Adam sedang membawa motornya dengan kecepatan yang sangat tinggi, dia membawa motor teman nya dengan membonceng Vanya, sementara pemilik motor tersebut berboncengan dengan yang lain nya.
Membawa motor ugal-ugalan dengan teriakan yang begitu berisik, membuat pengendara lainnya kadang terganggu. Tapi, Adam dengan begitu cepat dan kuat menginjak rem, saat motor nya di selip oleh satu mobil hitam.
"****, siapa sih berani sekali mereka!" umpat Adam sambil menaikkan kaca helm nya.
"Kami gimana sih sayang, dada ku jadi sakit tau!" rengek Vanya yang merasa nyeri di dadanya karna terhantam sedikit keras di punggung Adam.
"Maafkan aku sayang, jika aku tidak menginjak rem dengan cepat, mungkin dada mu tidak hanya sakit, akan tetapi bisa lecet!" pinta Adam begitu lembut.
Semua anggota teman Adam juga ikut berhenti di belakang motor nya. Mereka semua kini melihat pada pria yang berbadan kekar yang baru turun dari mobil.
Adam memutar mata jengah saat tau siapa yang menghadang mereka.
"Ngapain kalian ke sini?" tanya Adam ketus.
"Maaf, Tuan muda. Tapi bos menyuruh kami untuk membawa pulang Tuan Muda!" ucap ketua dari bodyguard tersebut.
"Apa? Pulang? Aku mau merayakan hari kelulusan ku bersama teman-teman ku. Katakan pada Papa, aku tidak akan pulang!" sentak nya, dia tentu saja tidak akan mau pulang.
"Maaf, Tuan muda. Tapi ini perintah bos Ammar, maka kami harus melaksanakan nya!" jawab nya tanpa toleransi, ketua dari lima orang itu langsung memberikan isyarat pada anak buahnya untuk membawa Adam agar masuk ke dalam mobil.
"Hei, hei ... Apa-apaan kalian hah? Kalian berani sama saya? Lepas!" teriak Adam memberontak.
Para bodyguard itu tidak menjawab, mereka hanya menjalan tugas saja. Sementara Vanya sudah berteriak sambil berusaha menahan lengan sang pacar.
"Lepaskan Adam, kalian ini kenapa membawa nya!" rengek Vanya yang sama sekali di gubris oleh mereka.
Sementara teman Adam yang lainnya ingin membantu, tapi dua orang dengan tubuh berotot sudah berdiri tepat di hadapan mereka.
"Jika tidak ingin tangan atau kaki kalian, maka duduk manis di sini saja. Atau kalian akan tau akibatnya jika berurusan dengan keluarga Nugraha!" tanpa mengeluarkan tenaga, para bodyguard itu sudah bisa mengalahkan para pecundang yang lebih sayang pada tubuh mereka daripada membantu, Adam.
Kini mobil hitam itu pergi meninggalkan para geng motor, dengan membawa Adam bersama mereka.
"Awas saja kalian ya, aku akan buat perhitungan pada kalian setelah ini!" ancam nya dengan penuh amarah.
"Ini perintah Bos, Tuan Muda, kami hanya menjalan kan tugas!" jawab ketua mereka.
"Persetan dengan perintah, kalian telah membuat ku malu karna menyeret ku di depan teman-teman ku!" cibir Adam, dia memang sangat marah, wajahnya merah padam.
...----------------...
Di sebuah pondok sekaligus universitas di satu negara yang begitu terkenal di seluruh penjuru dunia. Seorang wanita tengah berjalan menghampiri seorang laki-laki.
"Kak, Minggu depan aku akan pulang. Apa Kakak yakin tidak ingin pulang?" tanya wanita itu pada lelaki yang mirip dengan nya.
Lelaki itu tersenyum "Kakak masih ingin menyelesaikan S dua di sini dan Kakak juga ingin menamati kitab." jawab nya lembut.
Mereka adalah Kenzo dan Khanza, si kembar keturunan Bagaskara.
"Hem ... Apa aku terlalu cepat jika aku memutuskan untuk pulang?" tanya Khanza mulai ragu. Dia memang masih betah mengaji di sana, tapi mengingat pada Ummi dan Abi nya, Khanza juga tidak tega, karna mereka selalu mengatakan merindui anak-anak nya.
Kenzo menarik nafas lalu membuang nya, tangan nya terangkat menyentuh pundak sang adik "Dengar kan, Kakak. Dalam menuntut memang tidak ada kata selesai nya, mau kamu mengaji dari bayi hingga kamu tua, namun kitab-kitab para ulama belum tentu habis kita mengaji nya. Dan Allah memang menyuruh kita menuntut dari kecil hingga kita tua. Tapi, kamu sebagai perempuan, sudah mampu menamatkan kitab minhaj, itu Insya Allah sudah cukup untuk bekal mu, asalkan setiap amal yang kamu dapatkan selalu kamu amalkan," terang Kenzo pada adik semata wayangnya.
"Dan ingat, jangan pernah kamu berniat untuk memutuskan menuntut, hanya saja sekarang ini kamu pulang untuk mengurus kedua orang tua kita, dan di sana masih ada pesantren, kamu juga bisa datang ke pesantren Ummi mengaji dulu!" lanjut Kenzo lagi.
Memang sebagai wanita, Khanza termasuk orang yang tinggi dalam ilmu agama nya, dia menetap di pesantren hampir masuk sembilan tahun. Dan dalam masa itu, dia tidak pernah menyia-nyiakan waktu untuk bermain atau bermalas-malasan, Khanza terus memberikan waktu nya untuk menghafal dan belajar.
Sedangkan Kenzo, juga sama dengan Khanza, tapi karna dia laki-laki menurutnya ilmunya belum ada apa-apa. Maka dari itu dia memutuskan untuk mengabdi pada pesantren.
"Kakka serahkan Ummi dan Abi padamu!" ujar Kenzo lagi.
Khanza akhirnya tersenyum, kakak nya memang bisa selalu memberikan saran, kesan dan menjadi tempat curahan nya.
"Ya sudah, Kak. Khanza pamit dulu." pinta Khanza.
"Baik, nanti biar Kakka yang mengantar kamu ke Bandara." jawab Kenzo.
"Baik, Kak. Assalamualaikum!" pamit Khanza.
"Waalaikumsalam." mereka pun sama-sama berpisah, keduanya pulang ke asrama masing-masing.
...----------------...
Sementara di kediaman Nugraha, mobil yang membawa Adam kini sudah berhenti di depan mansion megah tersebut. Adam masih di apit oleh dua orang bodyguard yang duduk di sisi kiri dan kanannya.
"Apa kalian akan selalu memegang ku seperti ini?" tanya Adam mendelik pada pada bodyguard tersebut.
Refleks mereka langsung melepas lengan Adam "Maafkan kami!" pinta mereka.
Adam tampak acuh, dia ingin turun, tapi ke enam bodyguard itu langsung kembali ingin memegang Adam.
"Jangan sentuh, aku mau masuk!" cegah nya. Dia langsung turun.
Tapi melihat para penjaga tidak ada yang menyentuh nya, Adam malah berlari, tujuan nya kini pada gerbang yang lumayan jauh dari mansion nya.
"Tuan muda kabur!" pekik ketua bodyguard, mereka langsung mengejar dan menghadang Adam.
Melihat penjaga sudah berada di depan nya, Adam malah lari belok kanan, dia terpaksa harus memutar-mutar taman kecil dan air mancur yang ada di halaman rumah nya.
"Tuan muda berhenti lah!" pinta ketua bodyguard yang bernama Lukman.
"Aku tidak akan berhenti sebelum kalian mengizinkan ku untuk pergi!" ucap Adam, mereka terus kejar-kejaran. Karna Adam yang begitu banyak akal, beberapa kali memanipulasi hingga membuat para bodyguard saling bertbrakan dan tersungkur ke pada lantai.
Setelah melihat para bodyguard banyak yang sudah lengah, Adam kembali lari menuju gerbang, sambil terus berlari dia terus melihat ke belakang, hingga.
Bhuk....
.
.
.
.
.
~Bersambung.
...Hais ... Adam, kok jadi kayak anak kecil ya....
...Yang suka sama cerita ini, komen dong, jika tidak suka, aku tidak akan lanjut....
...Jangan lupa Like komen dan juga Vote kakak ku sayang....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
🍾⃝ᴘᴀͩᴛᷞɴͧᴏᷠᴢͣ Aja
duh adamm minta di ceramahin ustazah cantik kayaknya... hehe
2022-10-15
0
Teruterubuzu
🤣🤣🤣 cerdiknya adam pembuat masalah
2022-10-07
0
Ike Handayani
masya allah anak anak nabil dan faris sholeh sholehah.. trs bagaimana nanti nasib perusahaan faris yg sarat akan ciptaan teknologi canggih dan menjadi perusahaan besar..20 tahun yg lalu saja ciptaan nya canggih apalg zaman khenzo dewasa ..siapa ni yg bakal nerusin kalau ke2nya ngurus pondok
2022-10-02
0