Tubuh Adam langsung terjatuh di atas lantai halaman saat tanpa sengaja dia menabrak mobil yang baru masuk. Mengenali jiak mobil yang menabrak nya adalah mobil sang, Papa. Adam langsung pura-pura sakit dan pingsan.
"Adam!" pekik mama Anggi langsung turun dari dalam mobil.
Papa Ammar juga merasa panik, dia ikut turun dan melihat sang putra.
"Adam," panggil nya, tatapan nya langsung tertuju pada bodyguard yang tadi mengejar, Adam.
"Katakan, kenapa anak ku bisa sampai ke sini?" tanya Papa Ammar, sambil menatap tajam pada semua anak buahnya.
"Ampun, Bos. Tuan Adam tadi ingin kabur!" jawab ketua bodyguard itu.
Papa Ammar menghempaskan lagi wajahnya pada sang putra yang kepalanya sudah berada di atas paha sang istri. Dia ikut berjongkok dan ingin mengangkat tubuh Adam. Tapi mata elangnya tiba-tiba saja menangkap raut wajah Adam yang berkerut karna terkena sinar matahari yang transparan. Juga mata yang terlihat berkedip-kedip saat terpejam.
Papa Ammar tidak jadi langsung mengangkat anak nya, dia melirik pada sang istri dan memberikan kode untuk melihat mimik wajah sang putra. Dan akhirnya Mama Anggi pun tau, jika anak nya itu hanya berpura-pura.
"Em ... Kalian, cepat angkat Adam dan bawa masuk ke dalam mobil!" seru papa Ammar sambil mengedipkan sebelah matanya pada sang istri.
"Hah, ngapain ke dalam mobil," batin Adam. Dia sudah menduga-duga.
"Iya, Pa. Cepat angkat Adam dan kita bawa ke rumah sakit agar dia di suntik, biar cepat siuman," imbuh mama Anggi, dia sengaja mengatakan suntik karna tau, anak nya itu sangat takut suntik.
"Apa! Aku mau di suntik, bagaimana ini!" batin Adam, niat hati berpura-pura pingsan agar sang Papa tidak jadi memasukkan dirinya ke pesantren malah dirinya ingin di suntik.
Beberapa bodyguard sudah mendekat, dan saat hendak mengangkat Adam, tiba-tiba laki-laki berusia 19 tahun itu pura-pura batuk.
"Em--Mama, Papa. Kenapa aku disini?" tanya Adam pura-pura lupa, dia bingung harus memegang bagian mana, tapi yang terasa sakit kakinya, masak dia harus memegang kepala.
"Alhamdulillah, Mama kira kamu amnesia karna menabrak mobil tadi," ucap Mama Anggi sambil bersyukur.
"Mama doain Adam agar amnesia?" tanya Adam mendelik.
"Tidak, kan Mama cuma khawatir, tapi kalau kamu taubat setelah amnesia Mama sih akan bersyukur!" ejek mama Anggi sambil tersenyum pada putranya.
Adam merasa kesal dengan sang Mama "Mama kenapa gitu sih, nyumpahin anak yang tidak-tidak, Adam baru kecelakaan karna tertabrak oleh mobil dan baru saja pingsan, kenapa kalian tidak membawa aku masuk sih," protes Adam, membuat mereka harus menahan tawa.
"Astaghfirullah, Mama lupa. Ayo pa, kita bawa anak kita ke rumah sakit, agar dia segera di suntik," ajak mama Anggi lagi.
Mendengar itu, Adam melotot, kemudian dia langsung bangun "Tidak usah, Adam bisa masuk sendiri dalam rumah." tolak nya, dia langsung melangkah masuk, dengan kaki sedikit pincang. Sebenarnya papa Ammar dan mama Anggi merasa kasihan, tapi mengingat Adam yang suka membohongi mereka, keduanya sengaja menjadikan kejadian ini sebagai pelajaran bagi anak mereka.
...----------------...
Sementara di kediaman lainnya, tepatnya di mansion keluarga Diki dan Mira. Dua keluarga ini tengah duduk dan membiarkan hal yang serius.
"Bagaimana, Nak. Apa kamu mau menerima lamaran nya Nak, Reza?" tanya Mira pada anak perempuan nya. Tangan nya mengusap lembut punggung sang putri.
Diki tampak cuek, dia terkesan tidak begitu suka, karna yang melamar anaknya sekarang ini adalah Reza, anak dari Amir, mantan tunangan nya, Mira.
Karna pertunangan Amir dengan Amira batal, dan Amira lebih memilih Diki, lelaki yang sangat mencintai Mira, akhirnya Amir meminta kesediaan, Amira agar mereka tetap menjalin silaturahmi, yaitu dengan cara menjodohkan putra dari Amir dan putri dari Amira.
Awal nya Diki sama sekali tidak setuju, dia menolak mentah-mentah karna mengingat jika lelaki yang meminta itu adalah mantan tunangan sang istri, Diki tentu saja merasa cemburu jika nanti Mira dan Amir dekat.
Tapi, karna Mira sangat dekat dengan keluarga Amir, hingga dia tidak tega saat orang tua Amir sendiri yang meminta nya.
Akhirnya Mira mencoba merayu dan membujuk sang suami, hingga akhirnya Diki luluh, dia bersedia berbesanan dengan Amir dengan syarat jika anak nya setuju menikah dengan Reza, jika tidak, maka Diki seribu kali lebih menolak.
"Nazifa, jika kamu tidak setuju, maka Ayah tidak akan memaksa mu, Nak. Semua pilihan ada pada dirimu." timpal Diki, dia duduk di sebelah Mira, memeluk dengan mesra pinggang sang istri.
"Zifa tergantung sama Ayah dan Bunda, jika kalian suka, ya Zifa juga akan menerima," jawab nya tegas, meski Amira seorang wanita yang alim, tapi putrinya memiliki karakter yang berbeda. Mira wanita Solehah yang lembut dan penyayang, sementara Nazifa putri nya, wanita yang bar-bar dan sedikit tomboi. Tapi meski begitu, dia tidak pernah membantah apa yang di katakan olek kedua orang tua nya.
Nazifa mempunyai Kakak laki-laki, bernama Raka, yang kini sudah menyelesaikan S duanya, dan kini tengah menetap di pesantren Ar Raudhatul muta'almin, tempat Bunda nya dulu menuntut ilmu.
Sungguh kaka dan adik yang sangat berbeda karakter, jika Raka seorang lelaki lemah lembut dan alim, namun berbeda dengan Nazifa, karna dia adalah wanita yang sedikit keras.
"Nak Reza, apa kamu sudah yakin bersanding dengan putri saya?" tanya Diki mengintimidasi.
Reza mengangguk pelan, dari sejak SMP Reza memang sudah menyukai Nazifa, tapi dia tidak berani mengatakan nya. Hingga akhirnya dia mendapatkan kabar akan di jodohkan dengan wanita tomboi yang sering dia sebut di dalam doa.
"Saya pegang ucapan mu. Dan kamu harus berjanji tidak akan meninggalkan dirinya seperti yang sudah-sudah." lanjut Diki, tatapan matanya mengarah pada Amir.
Mira dan Amir langsung mengerti, jika Diki tengah mengingatkan jika dulu Amir pernah menyia-nyiakan Amira.
"Ayah, jangan seperti itu!" tegur Mira, wajahnya sudah manyun di balik niqab nya.
"Iya sayang, maafkan aku. Aku hanya memperingati anak muda ini, supaya dia bisa berkomitmen dan tidak melukai perasaan anak kita." sanggah Diki, dia langsung mengusap pipi sang istri dari balik cadar.
Amir hanya diam, dia kadnag masih merasa tidak rela melihat kemesraan Diki dan Mira, karna jujur dia dengan sang istri tidak semesra Diki dan Mira. Karna istri nya wanita yang tertutup, dia mengatakan malu jika bermesraan di depan orang lain, maka dari itu dia dan istri duduk Reza yang menengahi mereka.
"Jika sudah sepakat, kapan kita akan melaksanakan pertunangan nya?"
.
.
.
~Bersambung.
...Hadeh ... Ada-ada aja kelakuan si Adam....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Teruterubuzu
😃 sindiran halus diki tapi sangat menusuk & mengena di hati Amir.. skakmat
2022-10-07
0
Teruterubuzu
OMG.. ga berjodoh dgn mira tak apa.. berjodoh antara anak mira dgn anak Amir saja sudah. menjadi harapan besar bagi Amir... silaturahmi masih tetap terjalin
2022-10-07
0
Yanti Yanti
mantap kak, semangat, lanjut kan 💪👍
2022-09-22
0