Satu Minggu sudah berlalu, di kediaman Bagaskara kini mereka tampak lebih mempunyai kehidupan, karna sebelum nya Faris tinggal hanya bersama Nabil, kini sudah ada Khanza yang menambah kegaduhan di mansion megah tersebut.
Sudah lima hari Khanza berada di rumah, sejak Nabil dan Faris menjemputnya, membuat kedua orang tua itu begitu bahagia.
Selama berada di mansion, yang di lakukan oleh Khanza mengikuti kemanapun sang ummi pergi, kadang sesekali Faris mengajak sang putri untuk ikut dengan nya ke perusahaan.
Tak lupa juga dia mendatangi kediaman Diki dan Mira untuk bertemu dengan Nazifa. Mereka memang berteman baik dari sekolah dasar, tapi karna mereka mempunyai keinginan yang berbeda, hingga mereka terpisahkam.
Kini, Nabil, Faris dan Khanza sedan duduk santai di ruangan keluarga, dari semenjak Khanza pulang, kegiatan Nabil dan Faris saat di rumah hanya mendengarkan celotehan sang putri yang menceritakan pengalaman nya saat di pesantren.
"Ummi tau kan aku tidak mau menggunakan niqab seperti Ummi, dan di sana aku di paksa untuk menggunakan nya, kadang jika aku melihat ustadzah yang selalu memaksa ku, aku selalu lari, dan juga tidak mengikuti pengajian nya, hingga aku di berikan sanksi memberikan halaman dan juga wc di sana," celoteh Khanza, jika orang lain malu menceritakan kenakalan nya, namun tidak dengan Khanza, dia malah mencerita semuanya saat dia mendapatkan hukuman tidak mengaji, tidak solat berjamaah hingga mengundang gelak tawa dua pasutri di sana.
"Besok Abi libur kerja kan?" tanya Khanza lagi.
"Iya, apa kau mau jalan-jalan lagi?" tanya Faris, memang jika hari libur dia selalu menghabiskan waktu bersama anak dan istri nya, apalagi Khanza yang baru berkumpul dengan mereka setelah berpisah bertahun-tahun.
"Iya, Abi!" jawab Khanza senang.
"Katakan kamu mau kemana?" tanya Faris lagi.
Khanza tidak langsung menjawab, dia malah menatap pada Nabil "Ummi, bukan kah kita sudah sangat lama tidak berkunjung ke pesantren? Aku sangat ingin mencium tangan Aba!" seru Khanza, sebagai santri yang paham tentang keutamaan mencium tangan ulama, pasti Khanza ingin selalu melihat dan dekat dengan ulama.
"Kenapa, kamu mau ke sana?" tanya Nabil sambil mengelus lembut kepala Khanza.
"Iya, Ummi." jawab Khanza penuh semangat.
Nabil tersenyum dan melirik pada Faris "Bagaimana Mas, apa kamu kamu ke sana?" tanya Nabil pada sang suami.
"Kamu bertanya apa, tentu saja aku mau!" jawab Faris yakin.
"Oke, jadi besok kita ke sana ya!" Cerocos Khanza langsung bangun.
"Kamu mau kemana sayang?" tanya Nabil.
"Khanza.mau tidur Ummi, supaya besok bisa bangun pagi untuk datang ke sana!" inbuh Nabil lagi, kemudian dia langsung melangkah pergi.
"Dia selalu saja seperti itu, tidak bisa kah dia tidak teringat pada pesantren sekali saja," gerutu Faris, baru saja putri nya itu pulang dari pondok, sekarang malah ingin datang ke sana lagi.
Nabil tersenyum dan berpindah duduk di sebelah sang suami, mengelus lengan Faris dengan lembut "Harus nya kamu bersyukur karna putrimu itu di masa remajanya malah memikirkan untuk menuntut ilmu, dan kelak dia lah yang akan membawa kita menuju jannah nya," ujar Nabil.
Faris langsung menarik pinggang Nabil untuk duduk di pangkuan nya "Dia memang sama seperti mu!" ejek Faris, kemudian dia langsung mencium bibir Nabil.
"Ummi belum ti--" ucapan Khanza terhenti saat melihat adegan romantis kedua orang tuanya.
Nabil dan Faris yang mendengar suara Khanza sontak kaget, Nabil langsung turun dari pangkuan sang suami.
"O o, aku tidak melihat!" selorohnya lagi sambil menutup mata dan berjalan ke arah dapur, tujuan nya keluar dari kamar untuk mengambil minum. Membuat pasutri itu tersenyum malu.
"Kita lanjut di dalam kamar saja, supaya tidak ada yang melihat!" cecap Faris, kemudian langsung membawa Nabil ke dalam kamar.
...----------------...
Sedangkan di pesantren, Adam tengah menjalankan hukuman karna dia tidak menganji. Memang sudah satu Minggu ini setiap di kelas selalu berbuat ulah, kadang dia sengaja tidak menyimak atau berbicara saat ustadz menerangkan penjelasan nya, dan tak tak jarang dia mengganggu teman yang lain nya, menyenggol tangan teman kelas saat menulis makna kitab, merebut pensil tulis orang lain dan membuangnya. Hingga membuat para santri lain mengeluh dengan ulah Adam, begitupun dengan para ustadz, mereka sudah berkali-kali melapor pada Aba, tentang onar yang selalu di buat oleh Adam.
Ustadz Raka sudah tidak tau lagi cara memperingati Adam, bahkan dia berkali-kali melapor pada papa Ammar, tapi Papa dari Adam itu memohon agar anak mereka tidak di keluarkan dari pesantren tersebut.
Berulang kali juga Adam berusaha ingin kabur, tapi di persimpangan lorong pesantren, sudah ada anak buah papa Ammar yang memang di tugaskan menjaga Adam tetap berada di pesantren.
Sekarang ini Adam baru selesai menjalankan hukuman nya, berdiri selama dua jam di tengah lapangan, pria berwajah datar semenjak di masukkan ke dalam pesantren tampak cuek meski banyak santri yang menatap ke arahnya.
"Entah sampai kapan aku di kurung di tempat ini!"
.
.
.
~Bersambung.
...Hu ... Ketahuan sama anak, malu gak tu Abi dan Ummi? Hahah...
...Jangan lupa Like komen dan juga Vote kakak ku sayang....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Berdo'a saja
dijitak aja Thor pakek duit😀😀😀😀
2022-09-26
0
Indah Martin
up nya tiap hari dong thor
2022-09-26
0
Zain All Insany
semangat kak...semoga up setiap hari z...
2022-09-26
0