Alvin dalam dilema, mau membiarkan Orang tua Jeni, tapi dia takut Jeni hanya berbicara seperti itu di luarnya saja, sedangkan di dalamnya mungkin berharap sebaliknya.
" Aku tidak bisa memutuskan Sayang, selama ini kamu yang selalu membuat keputusan, jadi aku serahkan ke kamu saja " ucap Alvin mencari jalan aman saja.
Jeni tahu jika Alvin pasti tidak ingin orang tuanya masuk ke dalam Mansionnya, karan selama Leni selalu mencaci maki Alvin.
Jeni langsung mematikan Ponselnya, dia tidak menghiraukan orang tuanya yang pasti sangat marah dengan tindakannya tersebut.
Jeni tersenyum dan merangkul Alvin " Mulai sekarang aku yang akan menuruti semua perintah kamu sayang, aku tidak mau kamu di marahi orang tuaku lagi " ucap Jeni lembut.
Wajah Alvin berbinar, dia tidak menyangka jika Jeni akan berkata seperti itu " Aku memang tidak salah menikah denganmu "
Rudi yang melihat kemesraan Tuannya tersenyum masam, pasalnya dia seperti tidak di anggap saja, padahal dia sudah berdiri disana dari tadi menunggu instruksi selanjutnya.
" Ya sudah, sekarang kita lanjutkan berkelilingnya, Rudi ayo antar kami lagi !" Perintah Alvin mantap.
" Baik Tuan !" Rudi kembali membawa mereka berkeliling Mansion.
Sementara itu didepan gerbang, Leni sangat marah ketika panggilannya di matikan Oleh Jeni, dia tidak menyangka jika Jeni seberani itu.
" Anak sialan !!, berani sekali kamu melawan ibumu !, ini semua pasti gara - gara babi Alvin itu !!" Leni mendekati gerbang.
" Alvin Babi sialan keluar kamu !!"
" Cepat keluar babi sialan !!"
Leni Meraung - raung seperti orang gila, tapi penjaga tidak membiarkan Leni terus berteriak.
Dua penjaga mencekal tangan Leni dan menyeretnya menjauh dari gerbang.
" Lepaskan aku sialan !"
" Lepaskan !
" Lepaskan !
Leni mencoba berontak, tapi karena dua penjaga tersebut sangat kuat, hanya kakinya saja yang terseret sambil berkelojotan.
" Buuggg !
Leni dilemparkan dengan keras disamping mobilnya, penjaga menatap Leni dengan dingin " Pergi dari sini !, atau aku patahkan kakimu !!" ucap penjaga gerbang sinis.
' glek ' Robert menelan ludah, dia bergegas memapah istrinya untuk segera masuk Mobil.
Leni yang sedikit ketakutan menurut, tapi dalam Mobil dia sangat marah " Lihat anakmu !, gara - gara kamu memanjakannya, sekarang dia berani melawan orang yang telah melahirkannya !!"
Robert menghela napas " Sayang, lebih baik kita temui Jeni nanti lagi yah "
Leni memelototi Robert, Robert menundukkan kepalanya, dia tidak berani menatap Leni yang sedang marah, pasalnya Jika Leni marah dia tidak habis - habis jadi sasaran kemarahan Leni.
Robert menginjak pedal gas dan pergi dari tempat tersebut.
Sementara itu dikediaman Vargas, dia terlihat sedang menikmati pergelutan panas dengan tiga wanita panggilan di kamarnya.
Vargas terlihat menikmati pergelutannya, tapi anehnya Wanita yang sedang dipompa Vargas tidak menunjukkan ekspresi senang, dia terlihat berpura - pura menikmati pergelutan tersebut.
Usut punya usut ternyata pusak Vargas hanya sebesar Jari ibu jari tangan orang dewasa saja, membuat para Wanita panggilan hanya merasakan geli - geli gimana gitu.
Jika di bandingkan dengan Alvin jelas jauh, punya Alvin besar kokoh dan tahan lama.
Tak lama berselang Vargas mengerang karena mencapai puncak, dia begitu menikmati Momen tersebut.
Sementara ketiga wanita yang dia panggil merasa kesal, pasalnya mereka lagi panas - panasnya tapi Vargas malah sudah mencapai puncak.
Vargas tersenyum puas, dia mengecup ketiga wanita tersebut sembari tersenyum dan pergi membersihakan diri.
Vargas meninggalkan para wanita panggilan di kamarnya, dia langsung turun ke ruang tamu untuk menemui Asistennya yang sudah menunggu dia.
" Tuan Vargas " Asisten Vargas membungkuk Hormat.
" Duduklah Dion !" perintah Vargas pada Dion yang merupakan Asistennya.
Dion mengangguk, dia kemudian duduk di seberang Tempat Vargas duduk.
" Bagaimana perceraian Jeni Su dengan Suaminya ?" tanya Vargas memastikan.
Dion menggeleng " Tuan Vargas, sepertinya Nona Jeni belum menandatangani surat perceraian dengan suaminya, karena jika dia sudah menandatanganinya pasti dia akan menemui saya "
" Apaaa !!!, berani sekali dia !, padahal dia sudah menandatangi kontrak denganku !, apa kamu ingin aku menghancurkan keluarga kamu Jeni su !!" ucap Vargas sembari mengepalkan tangannya.
" Tuan Vargas, menurut orang kita, Nona Jeni hampir saja menandatangani surat perceraiannya, tapi suaminya tiba - tiba datang dan membawa Nona Jeni pergi " Dion menjelaskan dengan lembut, agar tidak menambah emosi Vargas.
Vargas menggertakkan giginya " Dion !, suruh orang - orang kita untuk memberi Suami Miskin jeni itu pelajaran !, bila perlu bikin cacat dia !"
" Baik Tuan !" Dion langsung meninggalkan tempat Vargas sembari menghela napas.
...***...
Alvin dan Jeni selesai berkeliling Mansion Grand Luv, mereka istrirahat diruang tamu.
Rudi dengan sigap menyuruh bawahannya untuk membawakan Minuman dan makanan Ringan untuk pasangan Suami istri tersebut.
Rudi buka suara " Tuan Moor, akan lebih elok jika anda ganti pakaian terlebih dahulu " ucap Rudi sopan.
Alvin dan Jeni melihat baju Alvin, Alvin menepuk jidatnya " Astaga... Aku lupa kalau aku baru keluar dari rumah sakit " ucap Alvin getir.
Jeni yang baru melihat dengan seksama pakaian Alvin, dia juga baru menyadari hal tersebut " Sayang, kamu kenapa bisa sampai masuk Rumah sakit ?" tanya Jeni khawatir.
Alvin tersenyum kecut " Aku tersambar petir ketika berteduh di bawah pohon waktu hujan, dan saat aku bangun sudah Ada di Rumah sakit "
Jeni menutup Mulutnya tidak percaya " Ya ampun Sayang, kamu beneran tidak apa - apakan ?" Jeni melihat seluruh tubuh Alvin yang baik - baik saja malah terkesan lebih tampan dan tegap dari penampilannya yang dulu..
" Apakah ini cuma perasaanku saja atau Alvin memang terlihat berbeda ?, apakah dia benar alvin yang ku kenal ?" Jeni bertanya - tanya dalam hati sembari menatap Alvin lekat - lekat.
" Aku tidak apa - apa sayang, lihat aku masih berbicara santai dengan kamu " jawab Alvin sembari tersenyum.
Jeni tersenyum getir, pasalnya dia tahu jika Alvin berteduh di bawah pohon karena menunggu dia membuka gerbang, Tapi dia malah mengabaikan Alvin dan lebih memilih mendengarkan ibunya yang Notabenya selalu membenci Alvin.
Jeni merasa sangat bersalah, dia merutuki kebodohannya karena sempat berpikir untuk meninggalkan Alvin.
" Sayang maafkan aku " Jeni tiba - tiba memeluk Alvin, Air matanya mengalir.deras dari pelupuk matanya.
" Hei ...kamu kenapa sayang ?" Alvin membalas pelukan Jeni sembari mengusap - usap puncak kepalanya.
" Gara - gara aku, kamu masuk Rumah sakit, aku bodoh karena menuruti ibuku, aku, aku,....."
Alvin memotong ucapan Jeni, dia melepaskan pelukan Jeni dan Memegang kedua bahunya agar menatap dirinya " Dengarkan aku sayang, aku tidak pernah menyalahkanmu, asalkan kamu masih mau hidup bersama denganku itu sudah cukup untukku !" Alvin kemudian menghapus Air mata Jeni yang bercucuran deras.
Jeni Langsung tersenyum, dia sangat senang, dia merasa menjadi wanita paling beruntung di dunia, karena selama tiga tahun ini Hinaan, caciaan, makian dan pendertiaan yang dia alami bersama Alvin, seolah terbayar tuntas. dengan Pergantian Status Alvin otomatis kehidupan mereka akan jauh lebih baik lagi.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Edy Sulaiman
tampknya itu mk Lampir blum sadar itu siapa Alvin..
2024-02-03
0
Izhar Assakar
emang nyabsi alvin pernah nyoba tu cewek,,,,????,,,smp tau bedanya sgla
2024-01-12
1
TechnoEyes
bwahahaha Robert masuk kumpulan STI(Suami Takut Istri)
2023-11-03
0