Sementar Alvin dan Jeni sudah masuk kedalam Mansion, Orang tua Jeni baru sampai di depan gerbang, Mobil mereka berhenti di depan gerbang.
" Astaga sayang !!, bukankah ini Mansion Grand Luv ?! " Ucap Robert terkejut.
Leni menatap Gerbang Mansion yang lebarnya seluas keseluruhan Rumah Jeni, matanya berbinar ketika melihat Mansion tersebut.
" Robert !, cepat suruh penjaga membukakan gerbang untuk kita ! " ucap Leni bersemangat.
Robert tersenyum " kamu benar sayang "
Robert membuka kaca Mobil dan memanggil penjaga gerbang " Hei !, cepat buka pintunya !, kami mau menemui anak kami !" teriak Robert.
Tapi Sayangnya para penjaga tidak menggubris ucapan Robert, mereka berdiri tegap disana dengan kedua tangan di lipat kebelakang.
Leni yang sudah tidak sabar dia turun dari Mobil untuk memerintahkan penjaga membuka Gerbang, Robert mengikutinya dari belakang.
" Apa yang kalian lakukan !?, cepat buka gerbangnya !, aku ingin menemui anak saya !" tegur Leni dengan suara meninggi.
Tapi para penjaga masih terdiam, mereka tidak bergerak sedikitpun seperti patung saja, membuat Leni semakin marah.
" Dasar penjaga tidak berguna !, apa kalian Tuli hah !!" Leni berteriak keras.
Penjaga gerbang yang tadi menyambut Alvin menoleh, dia berkata dengan dingin " Jangan Buat keributan disini atau kami akan menyeret kalian pergi !" Nada suara penjaga tenang, tapi terdengar sedikit mengancam.
Leni yang merasa jika dia pantas masuk ke Mansion Grand Luv, karena anaknya ada disana. Bukannya takut, Leni malah mau memukul penjaga gerbang dengan Kipas lipat ditangannya.
Leni berpikir jika penjaga gerbang tidak tahu siapa dirinya, maka dari itu para penjaga tidak menggubrisnya.
" Klaaappp !" Tangan Leni di cengkram ketika kipas lipatnya hampir mengenai kepala penjaga gerbang.
Penjaga gerbang menatap Leni dengan Sinis " Mansion ini milik Tuan Moor, bukan milik anak anda !, jangan berharap jika kamu bisa masuk tanpa ijin dari Tuan Moor !"
" Awww !, lepaskan !" Leni merasa tangannya sakit, karena cengkraman penjaga tersebut sangat kencang.
Penjaga menghempaskan Leni, hingga dia tersungkur di tanah.
" Buuggg " Suara pantat Leni yang jatuh menyentuh tanah terdengar.
Robert tercengang dengan ucapan Penjaga, tapi dia langsung mrngjampiri Leni yang sedang jatuh terduduk.
" Sayang kamu tidak apa - apa ?" tanya Robert Khawatir sembari memapah Leni berdiri.
" Tidak apa - apa bagaimana?, lihatlah penjaga ini terlalu Arogan !, aku akan menelpon Jeni untuk menjemput kita disini !, awas saja kalian !" Leni menunjuk Penjaga gerbang dengan sinis.
Penjaga gerbang mengacuhkan Leni, karena bagi mereka hanya perintah Alvin yang akan mereka turuti, tidak untuk orang lain, Walau itu Jeni sekalipun.
Karena Penjaga gerbang merupakan orang - orang System secara langsung, seperti orang yang memberikan Mobil pada Alvin, untuk itu mereka hanya mendengarkan perintah Alvin.
System Cek in Pikiran yang di miliki Alvin adalah System yang sangat spesial, ketika orang memiliki System tersebut dia sudah memiliki Puluhan Penjaga Pribadi yang siap melayaninya.
Para penjaga tersebut bertugas untuk memberikan Alvin kenyamanan serta keamanan, mereka juga akan bergerak sesuai instruksi System.
Tapi itu semua tidak di ketahui oleh Alvin, sebenarnya jika Alvin tahu itu dia otomatis sudah menjadi orang yang tidak bisa di lukai orang lain, pasalnya semua kemampuan para penjaga di atas rata - rata orang Normal.
Sementara itu didalam Mansion, Alvin dan Jeni sedang mendapat Tour dari Rudi, Mereka berdua tidak henti - hentinya terkagum - kagum dengan Mansion tersebut.
Dekorasi yang Modern, kamar utama yang mewah layaknya kamar seorang raja, Halaman belakang yang sangat luas dan ada kebun sayuran dan buah disana, membuat Mandion terasa begitu Alami.
Selain kamar Utama ada puluhan Kamar lainnya, seperti kamar untuk Tamu, kamar untuk anak - anak mereka nantinya, semua terlihat sangat rapi, karena walau tidak di huni oleh pemiliknya, Mansion tersebut selalu di rawat dengan baik.
Jeni mengeratkan rangkulannya di tangan Alvin, dia benar - benar menyesal karena sempat tergoda dengan Vargas dan membuat sebuah Kontrak.
Jeni kehilangan kata - katanya ketika memperhatikan Alvin dengan seksama, padahal dia hanya perlu bersabar sebentar lagi, tapi dia malah ingin meninggalkan Alvin.
Ketika Jeni akan mengatakan sesuatu pada Alvin, Ponselnya berdering.
Jeni mengmbil Ponselnya dari tas yang selalu dia bawa kemanapun, tertera nama ibunya yang ada di layar Ponsel.
Jeni terlihat enggan mengangkat telepon dari Ibunya, Alvin yang mendengar Ponsel milik istrinya terus berdering, dia menoleh dan menegur istrinya " Kenapa tidak di angkat ?, memangnya siapa yang menelpon ?"
Jeni tersenyum kecut " ini Ibu " jawab Jeni singkat.
Alvin menghela napas " Ya sudah angkat saja " ucap Alvin Acuh.
Jeni mengangguk, dia mengangkat teleponnya, baru dia mau menyapa, Ibunya sudah berteriak di seberang telepon " Jeni !, Ibu ada di depan gerbang !, cepat kemari dan suruh penjaga sialan ini membuka gerbangnya !"
Jeni mengerutkan keningnya, dia menjauhkan Ponsel daar telinganya dan menatap Ponsel tersebut dengan kesal.
Alvin yang melihat itu bertanya lagi " Kenapa dengan Ibu kamu sayang ?"
Jeni menghela napas " Ibu ada didepan gerbang katanya, tapi penjaga tidak membukakan gerbang untuknya "
" Jadi mereka mengikuti Kita ?" tanya Alvin.
" Sepertinya begitu " Jeni mengangguk.
Jeni merasa sangat malu dengan Ibunya yang selalu mendewakan Kekayaan, dia tidak pernah menghargai orang yang lebih rendah darinya.
Tapi dia juga tidak tahu malu ketika tahu orang yang dia pernah di hina tiba - tiba kaya tanpa rasa bersalah dia akan menjilat mereka.
Alvin menghela napas lagi " Apakah kamu ingin mereka masuk ?" tanya Alvin lembut.
Jeni menatap Alvin dengan tidak berdaya " Semua terserah kamu saja Sayang, kali ini aku akan mendengarkan semua ucapan kamu " ucap Jeni mantap.
Jeni sekarang sadar dia selama ini telah salah menilai Alvin, walaupun dia mencintainya tapi hati kecilnya juga sebenarnya pernah menolak Alvin karena Alvin tidak bekerja seperti Suami pada umumnya.
Bukan hal yang aneh jika Wanita berpikiran seperti itu, Karena Wanita ditakdirkan bukan untuk menanggung seluruh beban Keluarga, melainkan untuk menjadi pelengkap Seorang Pria agar Pria tersebut bersemangat dalam menghidupi keuarganya.
Walaupun tidak salah jika Wanita juga ikut bekerja, tapi kita sebagai Pria seharusnya lebih bekerja keras dari pada mereka. Karena pria adalah Tulang punggung yang wajib Menafkahi keluarganya.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Annisa
/Drool//Drool//Angry//Angry/
2024-09-03
0
CahTheLoel
biarin di luar aja tunggu kesamber petir n gosong baru boleh masuk....
tapi masuk rumah sakit 😄😄
2024-07-02
1
Riaaimutt
biarkan mak nya jeni masuk,,
tp bermain2 dikit bole laa
2024-02-06
1