Jeni bergegas menghapus air matanya dia sedar jika Ibunya melihat dia menangis seperti itu, pasti Alvin yang akan menjadi sasaran kemarahan ibunya.
Jeni langsung membuka pintu " aku tidak apa - apa Bu " Ucap Jeni sambil tersenyum manis.
Leni melihat jika Make up Jeni sedikit luntur karena air matanya " Tidak apa - apa bagaimana ?, lihat kamu habis menangiskan ?!, Sini kamu Babi Sialan !"
Leni mendekati Alvin " Ceplak !, Ceplak !, Ceplak !" dia memukuli Alvin dengan kipas lipat kesayangannya.
" Adu..du..duh... Ampun Bu " Alvin menahan pukulan Leni dengan kedua tangannya semabri menundukan kepalanya.
Jeni langsung menghentikan Ibunya " Bu Cukup !, ini bukan salah Alvin, aku yang salah, karena kesalahanku Perusahaan terancam bangkrut !" ucap Jeni langsung.
Sontak saja Leni langsung terkejut, dia menatap Jeni dengan tidak percaya " Apa maksudmu Jeni !"
" Aku tertipu Bu, uang perusahaan semua habis !" ucap Jeni lemah.
" Apaaa !!!, bagaimana mungkin itu terjadi ?, kalau perusahaan bangkrut kita akan makan apa !?" Ucap Leni Syok.
Leni menatap Alvin " Ini semua karena salahmu !, gara - gara kamu tidak berguna jadi Jeni harus bekerja keras seorang diri !, pergi kamu dari sini babi Sialan !!"
" Ceplak
" Ceplak
Alvin di seret Leni sambil di pukuli, Alvin tidak melawan sama sekali, dia memilih pasrah agar tidak menambah beban Jeni, pikirnya.
Jeni mau menahan ibunya tapi tidak bisa, Leni terus marah - marah, akhrinya Alvin di tendang euar dari rumah dan Leni langsung menutup gerbang rumah.
" Bu, apa yang kamu lakukan ?, Alvin tidak salah sama sekali " Jeni mencoba untuk membela Alvin.
Leni membentak Jeni " Diam kamu Jeni !, Ibu sudah cukup sabar menerima Babi sialan itu !, mulai sekarang kamu harus mengikuti perintah Ibu !"
Jeni menatap Ibunya tidak berdaya, semenjak kecil dia tidak pernah bisa berdebat dengan ibunya, jadi Jeni hanya bisa menghela napas panjang.
Jeni juga sedang tidak Mood jadi dia tidak mencari Alvin yang di usir.
Sementara itu Alvin di luar gerbang masih menunggu Jeni membukakan gerbang, karena dia yakin Jeni masih peduli padanya.
Alvin tidak tahu jika didalam Jeni sedang mencoba menenangkan ibunya yang Syok karena perusahaannya terancam bangkrut.
" Jeni !, sekarang kamu harus menuruti perintah ibu !, pokoknya kamu harus menceraikan Babi sialan itu !, lihat saat kamu sedang seperti ini dia bisa apa ?, dia tidak berguna sama sekali !"ucap Leni marah.
Robert menimpali dengan lembut " Jeni, lebih baik kamu turuti permintaan ibumu, ini juga yang terbaik buat kamu "
" Ayah, Ibu, aku mencintai Alvin, aku tidak bisa meninggalkannya begitu saja, berikan dia kesempatan Bu !" jawab Jeni tegas.
" pokoknya tidak !, jika kamu tidak bercerai dengannya, ibu akan bunuh diri !" ucap Leni mengancam.
Jeni menangis " Kenapa sih ibu selalu seperti ini !, kenapa Ibu tidak pernah mengerti Jeni sedikitpun !?" Jeni berlari masuk ke kamar sambil berlinangan air mata.
Robet menghela napas " sudahlah Bu, berikan Jeni waktu dulu .."
" Kamu juga sama tidak bergunanya dengan menantumu !, jika bukan karena keluarga Su, keluarga Lu kamu tidak ada apa - apanya !, lihatlah perusahaanku akan bangkrut, apa kamu bisa memberi solusi ?!,tidak usah mengaturku !" Leni malah memarahi Robet.
Di kamarnya Jeni masih menangis, dia kecewa dengan ibunya yang selalu menganggap Alvin hanyalah sampah.
Jeni sudah berusaha sekuat tenaga untuk membuat Alvin terlihat di mata Ibunya, tapi nyatanya semua itu hanya sia - sia belaka, ibunya tidak pernah menerima Alvin sampai kapan pu.
Sementara Itu Alvin masih menunggu di depan gerbang, tapi tiba - tiba hujan datang, Alvin berlari untuk berteduh.
Petir menyambar kesana kemari, membuat suasana malam tersebut seolah petaka buat Alvin.
Karena semua rumah di komplek tersebut memiliki gerbang, Alvin terpaksa brlari kebawah pohon yang ada di pinggir jalan raya.
Alvin berteduh di bawah pohon dengan basah kuyup, dia menggigil kedingan di bawah pohon tersebut
" Traalaap
" Duaaarrrr !
Pohon tempat berteduh Alvin terkena sambaran Petir, Alvin jiga terlihat ikut tersambar petir, dia tergeletak di tanah dengan tubuh sedikit gosong dan pakaian pada Robek.
Tiba - tiba ada suara Robot berbunyi.
[ Ding ]
[ Mulai memasangkan System Cek in Pikiran.... 10%...20%...30%...50%...60%...80%..90%...99%..100%....System Cek in Pikiran sudah terpasang sepenuhnya ! ]
[ Status ]
Nama : Alvin Moor
Umur : 29 tahun
Kemampuan : Pekerjaan Rumah
Kotak Hadiah : Silver
Misi : -
Penyimpanan : -
Alvin sayup - sayup mendengar hal tersebut, tapi dia pikir itu hanya halusinasi sebelum kematiannya, akhirnya Alvin pingsan di tempat tersebut.
Di rumah Jeni yang teringat dengan Alvin, dia mulai khawatir dengannya, Jeni menatap keluar jendela, tapi sayangnya dia tidak melihat Alvin di luar, dia berpikir Jika Alvin pergi untuk berteduh, hingga akhirnya Jeni tidak memeprdulikan Alvin.
Ke esokan harinya Alvin terbangun, dia mengira jika dirinya sudah Mati, tapi ternyata dia masih hidup dan ada di rumah sakit.
Alvin memegangi kepalanya yang masih terasa pening " Aduh..., aku ada dimana ini ?" gumam Alvin lirih.
Alvin bangun dari ranjang Rumah sakit, dia bersender di tembok Rumah sakit dan menyapu pandangannya ke seluruh ruangan tersebut.
Pintu ruangan tersebut terbuka, seorang perawat memasuki ruangan Alvin " Tuan, anda sudah bangun ?" ucap perawat ramah.
Alvin memgangguk " saya ada dimana ?" tanya Alvin pada perawat tersebut.
" Tuan ada di rumah sakit, anda tadi malam di bawa seseorang yang menemukan anda tergeletak di pinggir jalan, dia membawa anda kemari " jawab Perawat sopan.
" Ternyata aku belum mati ?, tapi siapa yang menyelamatkan aku ?" gumam Alvin dalam hati.
" Nona, apakah anda mengenal orang yang menyelamatkan aku ?, aku ingin berterimakasih padanya " Ucap Alvin tulus.
Perawat menggeleng " Saya juga tidak tahu Tuan "
Alvin beranjak dari ranjangnya, dia ingin cepat euar dari rumah sakit karena dia tidak memiliki uang sepeserpun, tapi perawat menghalanginya.
Alvin tidak peduli dia bergegas berlari keluar dengan memakai, pakaian Rumah sakit.
Setelah dia sudah jauh dari rumah sakit, Alvin berhenti dia menghela napas lega " Huh... untung saja aku bisa kabur, jika tidak bagaimana aku mau membayar biaya rumah sakit ?"
Alvin tidak tahu jika orang yang menyelamatkannya sudah membayar biaya perawatannya, orang tersebut meninggalkan uang 200 ribu dolar untuk perawatan Rumah sakit, tapi Alvin malah kabur.
Tiba - tiba suara System terdengar [ Host belum Cek in Hari ini, Silahkan pikirkan sesuatu dan Cek in ]
Alvin terkejut karena tiba - tiba ada suara, dia melihat kekanan, kiri, depan belakang, tapi tidak ada seseorang didekatnya, tapi suara itu sangat jelas.
Alvin begidik ngeri dan berteriak " Si..Siapa kamu ?!"
[ Host tidak perlu takut, Saya System Cek in Pikiran yang akan membantu anda memenuhi impian anda ]
" System Cek in pikiran ?" Beo Alvin bingung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Ben Sukses
Gasss
2024-10-31
0
Tiger Man
mudaha2n ceritanya gak sperti dugaanku. orang yg mengatakan dirinya babi, kurang ajar tapi di terima kembali dan memaafkannya kalo itu terjadi bersetrika authornya BABI...
2024-09-23
0
dark sistem
awas aja nanti kalo dah punya sistem masih mau maafin si iblis tua betina ini
2024-09-10
0