Twins R
Mengetahui para putra dan keponakannya melakukan hal luar biasa, Ars pun tak ingin semua itu terjadi. Dia tidak ingin lagi berurusan dengan masalalunya yang selalu saja menghantuinya. Ia tak ingin terjadi sesuatu pada seluruh keluarganya.
Dengan begitu Ars memutuskan untuk memisahkan para anak-anaknya dengan saudara-saudaranya. Ars memutuskan untuk memboyong keluarganya ke Milan. Ars ingin hidup bebas tanpa adanya komputer dan internet.
Ia sudah bisa memastikan jika musuh-musuhnya dulu akan mengetahui keberadaannya jika ia dan keluarganya masih memakai barang-barang elektronik tersebut. Dan itu akan sangat membahayakan keselamatan keluarganya. Ataukah mungkin putranya dan para saudaranya itu menciptakan hal baru yang belum Ia ketahui? Semua itu membuat Ars begitu khawatir.
"Daddy, maafkan kami. Kami berjanji tidak akan lagi menyentuh barang-barang Daddy. Biarkan kami bersama dengan kak George dan Sachi." rengek Rion dan di angguki oleh Renon. Mereka menampilkan wajah memelasnya agar sang Daddy berubah pikiran.
"Tidak! apa kalian tahu betapa berbahayanya jika mereka mengetahui keberadaan Daddy? jika sampai mereka tahu Daddy hidup bahagia bersama kalian, maka mereka tidak akan tinggal diam. Nyawa kita semua dalam bahaya. Apa kalian mengerti?!"
Kedua twins itu hanya bisa terdiam. Mereka menyesal karena telah menggunakan barang-barang milik Daddy nya. Mereka juga telah menyelesaikan beberapa misi berbahaya sebelumnya. Namun mereka tidak akan memberitahu Ars, karena itu pasti akan membuat sang Daddy menjadi semakin marah kepada mereka.
Saat ini yang bisa mereka lakukan hanyalah terdiam dan menyesal.
Alexa yang sejak tadi mendengar obrolan suami dan kedua putranya hanya bisa terdiam. Wanita itu tahu jika kedua putranya salah. Dan juga sang suami sedang di rundung kemarahan saat ini. Jadi dia pun lebih memilih diam.
Saat ini mobil mereka sedang menuju ke bandara. Ars tidak ingin jika musuh-musuhnya segera mengetahui kebenarannya. Jadi ia bergerak cepat untuk membawa keluarga kecilnya ke negara lainnya.
Namun sayangnya dirinya kalah cepat. Salah satu musuhnya sudah mengetahui keberadaannya.
Di saat keheningan tercipta di antara ayah dan anak itu, ponsel Ars berdering. Terlihat nomor tak dikenal kenal di sana.
Tanpa ragu, Ars menggeser tombol hijau pada ponselnya.
"Hahahaha... Kau sudah masuk kedalam perangkap ku. Apa Kau tahu apa yang sudah ku lakukan? Aku sudah melakukan sesuatu pada sopir mu dan juga mobilmu. Jadi inilah hari terakhir mu dan keluarga mu menghirup udara segar. Karena setelah ini Kalian semuanya akan binasa hahaha...."
Ars langsung menjatuhkan mobilnya. Lalu dengan segera ia menoleh ke arah sopirnya yang tiba-tiba saja terlihat kejang-kejang.
"sial!" Ars berusaha memegang kendali mobil miliknya. Saat ini mobilnya menjadi tak tentu arah. Dengan terpaksa Ars membuka pintu di dekat kemudi dan mendorong keluar sopirnya yang sudah tewas seketika tadi.
"Sayang, apa yang terjadi!" pekik Alexa ketakutan. Dia meraih kedua putranya dan merangkulnya.
"Sepertinya musuh sudah bertindak cepat." ucap Ars yang kini sudah memegang kendali mobilnya. Namun sesuatu yang lainnya kembali terjadi.
Mobil itu melaju dengan begitu kencangnya. Ars mencoba untuk menghentikannya dengan menginjak pedal rem. Namun ternyata rem mobilnya tak berfungsi.
Saat ini mobil itu melewati sebuah jalan dengan banyak sekali pepohonan di pinggir jalan. Ars bermaksud untuk menabrakkannya di salah satu pohon tersebut agar mobilnya bisa berhenti. Ars yakin jika pengaman di kemudi depannya masih berfungsi.
"Jangan sampai melepaskan sabuk pengaman kalian!" seru Ars. Kini ia benar-benar akan menabrakkan mobilnya.
Brruak...! Mobil itu menabrak pohon. Namun naasnya mobil Ars malah terguling.
Dugaan Ars pun salah. Ternyata pinggir jalan itu adalah jurang yang tertutup oleh pepohonan. Jadi kini mobilnya Terguling sampai di pinggir jurang.
Terlihat banyak sekali darah yang mengalir dari kepala Ars. Namun ia masih dalam kesadarannya. Sementara sang istri tak sadarkan diri.
"Sayang, bagaimana keadaan kalian? di tengah-tengah kesadarannya Ars berteriak memanggil istrinya. Tapi Alexa tak menyahutnya.
Ars mencoba untuk melepaskan sabuk pengaman miliknya untuk melihat sang istri.
"Daddy...," suara lirih Rion terdengar begitu nyata.
"Nak, kita harus keluar dari sini. cepat bantu Daddy untuk mengeluarkan Mommy dan saudara mu. Kita harus cepat sebelum mobil itu terjatuh," ucap Ars tertatih.
Mobil itu memang menggantung dengan separuh badan mobil yang hampir terjatuh dari atas jurang.
Dengan tangan mungilnya, Rion berusaha membantu Ars. Namun sayangnya mobil itu tiba-tiba melesat terjatuh dengan begitu cepat.
Ars yang menyadarinya pun dengan cepat membuka pintu mobil dan mendorong Rion keluar dari sana dan terpental keluar. Sementara dirinya, Alexa dan kembaran Rion masih berada di dalam mobil yang terjun bebas ke bawah jurang. Tak lama setelahnya terdengar ledakan di bawah sana.
"Daddy!!!" teriak Rion dengan begitu kencangnya kala melihat mobil itu terjatuh beserta seluruh anggota keluarganya. Bocah kecil itu lalu tak sadarkan diri.
***
Tiga puluh menit setelah ledakan mobil itu. Beberapa gerombolan mafia telah mendatangi tempat tersebut. Mereka berpencar untuk mencari apakah masih ada yang hidup dalam kecelakaan mobil tersebut.
Ketika mereka meyakini jika tidak ada lagi nyawa yang selamat. Mereka langsung melaporkannya kepada ketua geng mafia yang sudah menyuruh mereka.
"Tuan Valen, seluruh anggota keluarga Mr Zero sudah habis tak bersisa. Mustahil ada yang selamat karena mobil terbakar habis dan sudah tak berbentuk lagi," ucapnya pada sambungan telepon.
"Bagus. Sekarang kembalilah ke markas. kita akan bersenang-senang malam ini," sahut suara dari seberang sana.
Para anggota mafia Itu kegirangan mendengar bos mereka akan mengadakan pesta. Dengan segera mereka pergi dari sana.
Disisi lain, Rion telah bersembunyi dari kelompok mafia yang dia yakini telah menyebabkan kecelakaan yang terjadi. Bocah kecil itu mengepalkan tangannya dengan erat.
Ia merasa sangat bersalah karena sudah menggunakan barang-barang milik Daddy-nya. Jika ia tahu ini semua yang akan terjadi atas imbal baliknya, jika saja waktu bisa di putar. Maka bocah kecil itu akan menuruti perintah sang Daddy.
Bocah kecil itu hanya bisa menangis. Kini ia merasa sendirian. Ia hanya memiliki pakaian yang menempel di tubuhnya saja. Selebihnya bocah kecil itu tak memiliki apa-apa.
Seandainya kembarannya bersamanya, mungkin saat ini mereka akan saling menguatkan. Namun kini Rion hanya sendirian.
Rion terus saja menangis hingga menjelang sore hari. Tak ada tanda-tanda orang lain yang melintas di tempat yang mirip seperti hutan itu. Otak pintanya yang selalu saja bekerja, kini mendadak menjadi buntu. Bocah kecil itu masih meratapi kepergian orang tua dan kembarannya.
"Daddy... Mommy... Ren..., Ron mau ikut kalian saja. Ron takut sendirian," tangis Rion.
Hingga indera pendengarannya menangkap suara langkah kaki. Rion terdiam dari tangisnya. Ia takut jika kelompok mafia tadi kembali ke sana.
***
Ini lanjutan untuk Putraku Adalah Mr Zero ya. Sesuai janji othor 🥰🥰 love you all ☺️☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Asimun Mun
lanjutin ceritanya Jang cuma setengah semangat terus
2023-12-10
0
Ellania sweethearth
dan setelah sekian lama akhirnya mengikuti lagi tapi thor plis jangan bikin meninggal dong si Ren sama ortunya kasihan rion😭😭
2022-09-03
1
Noona Han
Jangan dibikin meninggal dong Thor 😥 sad bingit anak sekecil itu sendirian
2022-09-03
1