3. Jam Tangan

Iris dijemput oleh supir pribadi miliknya dan langsung naik ke atas mobilnya.

"Pak, kita ke rumah Tuan Wijaya dulu. " Perintah Iris.

"Tapi, Tuan meminta untuk selalu membawa pulang Nona. " Ucap Gerard.

Orang orang cenderung mempunyai supir seorang pria paruh baya tapi dirinya berbeda, Iris memiliki seorang pria muda sebagai supir pribadinya.

Gerard baru berusia 24 tahun dan merupakan lulusan S2, tentu saja tidak hanya menjadi seorang supir biasanya melainkan menjadi salah satu asistennya.

Membantunya mencari sesuatu tentang orang lain dan menjaganya juga.

"Nanti Iris telpon Papa. Kak, nanti bantu aku cariin info tentang seseorang ya. " Ucap Iris.

"Jangan panggil seperti itu. " Balas Gerard dengan dingin.

Iris hanya tertawa ringan karena Gerard ini masih muda tapi bertindak begitu kaku seolah olah pria tua.

"Cari tentang Park Lia, dia berteman denganku. " Ucap Iris.

Bahkan tanpa di jelaskan sekalipun, Gerard sudah mengerti dengan arah pembicaraan milik Iris.

"Gerard, kamu sangat cerdas, kamu lulus S2 dalam usia 24 tahun. Kenapa kamu harus menjadi seorang supir pribadi ?" Tanya Iris dengan tidak mengerti.

"Nona tidak akan pernah mengerti. Tuan telah menyelamatkan ku, dengan begitu barulah aku bisa menjadi seperti ini. " Ucap Gerard.

Iris hanya tersenyum tipis dan berpikir bahwa Papanya adalah orang yang sangat pandai dalam memperdaya orang lain.

Bahkan orang pintar seperti Gerard bisa ditundukkan dengan begitu mudah sampai sampai ingin menjadi seorang supir pribadi.

Iris membuka handphone nya dan menatap ke arah chatnya dengan Kak Gala yang telah di blokir.

Lalu menggantinya dengan sebuah kontak bertuliskan 'Tuan George Wijaya'

Jika orang orang membaca handphone Iris maka orang orang akan terkejut karena begitu kaku dan begitu asing nama kontaknya.

Biasanya orang tua dan anak cenderung akan memberikan nama kontak yang unik dan penuh cinta, atau paling tidak nama lengkap.

Tapi , ini dengan embel embel Tuan bahkan terdengar lebih asing lagi. Iris memencet tanda telepon lalu memasang speaker.

"Halo ?" Tanya George.

"Pa, Iris hari ini enggak langsung pulang ke rumah. Mampir ke rumahnya Om Wijaya dulu. " Ucap Iris dengan tenang.

"Kenapa kamu bisa memiliki ide untuk menemui Wijaya ?" Tanya George.

"Papa dan Om Wijaya sudah lama enggak ketemu, Iris mau wakilin Papa untuk ketemu dengan Om Wijaya untuk menjaga hubungan baik dan relasi di antara kedua keluarga. " Jawab Iris.

George tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya menjawab permintaan Iris.

"Ya, pergilah. Jangan lupa untuk membawakan sesuatu kepada Wijaya, oh ya jangan terlalu lama. Ayah tahu kalau kamu sebenarnya ingin menemui Galaksi. Galaksi sudah berubah menjadi seorang berandalan, jangan dekat dengannya. " Ucap George.

"Kenapa Papa pikir Iris ingin mencari Kak Gala ? Iris sudah belajar banyak hal dari Papa, tentu saja Iris tahu bahwa membangun relasi adalah hal yang penting. " Balas Iris.

Iris tahu, sejak George sudah memberi peringatan seperti itu maka gerakannya akan semakin terbatas.

Tentu saja Iris harus mencari alasan lain untuk menemui Galaksi, Iris ingin mencari tahu tentang apa yang membuat Galaksi berubah begitu cepat.

"Papa akan bahas hal ini dengan mu nanti !" Ucap George sebelum akhirnya memutuskan sambungan telepon.

Iris tampak terbiasa dengan pemutusan sambungan telepon secara sepihak ini dan genggamannya terhadap handphonenya melemah dan jatuh ke atas jok mobilnya.

Tatapan Iris masih memandang lurus ke depan seolah olah dia telah kehilangan segala jiwanya, Gerard yang melihat ini tampak tidak terganggu.

Karena hal ini adalah hal yang biasa dan tidak mengatakan apapun lagi selain menjalankan mobil, sementara Iris sendiri masih sibuk dengan pikirannya.

'Ada baiknya seperti ini, jika tidak pernah memiliki maka tidak akan pernah merasakan kehilangan. Jika suatu saat mereka memutuskan untuk mengambil jalan masing masing, maka aku akan baik baik saja. ' Pikir Iris.

"Karena ingin memberikan hadiah maka kita harus pergi ke mall terlebih dahulu. " Ucap Iris pada Gerard dan Gerard mengangguk.

Mereka berdua masuk ke mall dan Gerard berjaga di belakang Iris layaknya seorang penjaga pada umumnya.

Semua mata tertuju pada Iris dan Iris dengan santai berjalan masuk kedalam sebuah toko jam yang tampak sepi pengunjung.

Bukan karena tidak laku, tapi karena tidak banyak orang yang bisa masuk kedalam toko ini. Tapi, Iris bahkan tidak di periksa lagi dan langsung dibiarkan masuk kedalam.

"Apa yang diinginkan Nona Iris hari ini ?" Tanya seorang pria berambut hitam tampak berusia pertengahan 20.

Pria itu tampak unik dengan sebuah kacamata yang hanya sebelah, jadi kacamata itu hanya digunakan disebelah mata karena pria ini hanya mengalami kerusakan penglihatan di bagian kanan.

Jadi tidak perlu menggunakan yang sebelah kiri, pria ini sangat tampan dan tampak seperti seorang pria bangsawan.

"Tuan Maxim, anda sudah kembali dari Inggris, hm ?" Tanya Iris.

"Ya, tentu saja untuk melihat kecantikan yang dikatakan nomor satu. " Ucap Maximilian.

"Tuan Maxim telah melebih lebihkan dan membuat Iris tersipu. Hari ini Iris datang untuk membeli hadiah kepada seorang pria. " Ucap Iris dengan terus terang.

"Usia berapa ?"

"Sekitar empat puluhan. " Jawab Iris.

"Apakah dia tinggi dan gagah ?" Tanya Maxim dengan serius.

Iris mengangguk dan Maxim memilih beberapa jam tangan yang sesuai dengan deskripsinya, Iris memandangi jam jam itu.

"Yang ini tampak indah karena ini menggunakan berlian, bukan ? Tapi ini tampak begitu glamour. " Ucap Iris.

Iris berpindah ke yang nomor dua dan kembali. menilai.

"Warna hitam dan warna cokelat tidak terlalu cocok jika dibentuk seperti ini, tidak sesuai dengan seleraku. "

"Yang nomor tiga ini adalah yang paling baik, dengan tinggi dimensi seperti ini membuat semuanya menjadi lebih sempurna. Berwarna hitam gelap dan segi segi yang tajam membuat itu lebih tegas lagi. " Ucap Iris dengan tatapan tajam.

"Pandangan Nona Iris benar benar tiada duanya, melihat benda bagus sejak usia dini membuat Nona Iris bisa menilai semuanya dengan satu pandangan. Memang, dari semua ini, ini adalah yang paling mahal dan paling baru. Aku baru membawanya dari Inggris dan menggunakan besi paling kuat dan ringan di dunia. " Ucap Maxim.

"Bungkus dengan bagus. " Perintah Iris dan menyodorkan kartu berwarna hitam, apalagi jika bukan Blackcard miliknya ?

Maxim menerima itu dan meminta anak buahnya untuk membungkus itu, biasanya orang orang akan dilayani oleh para pelayan di toko ini.

Tapi, ketika menghadapi tamu spesial seperti Iris maka Maxim akan turun tangan secara pribadi untuk melayani tamu spesial ini.

Akhirnya, Iris kembali dengan sebuah tas kecil yang begitu indah dan mewah, sementara Iris memegang nota harga.

Iris pikir harganya akan sangat mahal mengingat bentuknya yang sangat bagus, ternyata lebih murah daripada yang dibayangkan nya.

Dia semula berpikir bahwa itu akan lebih dari seratus juta rupiah tapi ternyata harganya delapan puluh enam juta rupiah.

Terpopuler

Comments

Anonim • Lika

Anonim • Lika

upp

2022-09-09

0

Lulu

Lulu

smangat trus kak ❤

2022-09-07

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. Iris Putri Alexandra
3 2. Enggak Kenal
4 3. Jam Tangan
5 4. Galaksi Putra Wijaya
6 5. Asisten Pribadi
7 6. Bermain Dengan Didi
8 7. Internet
9 8. Permintaan
10 9. Hukuman
11 10. Semoga Bahagia
12 11. Beijing
13 12. Bertemu Diana
14 13. Pelukan Maut
15 14. Perpisahan
16 15. Jung Yena
17 16. Rencana Licik
18 17. Keributan
19 18. Kencan Buta
20 19. Bertemu Didalam Hujan
21 20. Aku, Kamu
22 21. Canggung
23 22. Pergi
24 23. Lelah
25 24. Milikku
26 25. Pernikahan
27 26. Putus
28 27. Hari Pernikahan
29 28. Keluarga Wijaya
30 29. Pulanglah
31 30. Kisah Masa Lalu
32 31. Mengunjungi Kakak
33 32. Keadaan Galaksi
34 33. Keadaan Galaksi II
35 34. Kondisi Iris
36 35. Kondisi Iris II
37 36. Kondisi Iris III
38 37. Sadar
39 38. Bertemu Wijaya
40 39. Aku Mengerti
41 40. Tertekan
42 41. Merawat Diri
43 42. Anggota OSIS
44 43. Ditemani
45 44. Rencana Tawuran
46 45. Ulangan Akhir Semester
47 46. Udara Bebas
48 47.Dibully
49 48. UKS
50 49. Mempertegas
51 50. Negosiasi
52 51. Festival Band
53 52. Festival Band II
54 53. Pembalasan
55 54. Ya, hanya kalian yang mengerti
56 55. Apa Yang Salah?
57 56. Benarkah?
58 57. Kurang Sehat
59 58. Kekhawatiran
60 59. Penyakit
61 60. Penyakit Hati
62 61. Pindah Sekolah
63 62. Menyindir
64 63. Kritis
65 64. Kepergian
66 LEGENDA PEDANG NAGA KEMBAR
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Prolog
2
1. Iris Putri Alexandra
3
2. Enggak Kenal
4
3. Jam Tangan
5
4. Galaksi Putra Wijaya
6
5. Asisten Pribadi
7
6. Bermain Dengan Didi
8
7. Internet
9
8. Permintaan
10
9. Hukuman
11
10. Semoga Bahagia
12
11. Beijing
13
12. Bertemu Diana
14
13. Pelukan Maut
15
14. Perpisahan
16
15. Jung Yena
17
16. Rencana Licik
18
17. Keributan
19
18. Kencan Buta
20
19. Bertemu Didalam Hujan
21
20. Aku, Kamu
22
21. Canggung
23
22. Pergi
24
23. Lelah
25
24. Milikku
26
25. Pernikahan
27
26. Putus
28
27. Hari Pernikahan
29
28. Keluarga Wijaya
30
29. Pulanglah
31
30. Kisah Masa Lalu
32
31. Mengunjungi Kakak
33
32. Keadaan Galaksi
34
33. Keadaan Galaksi II
35
34. Kondisi Iris
36
35. Kondisi Iris II
37
36. Kondisi Iris III
38
37. Sadar
39
38. Bertemu Wijaya
40
39. Aku Mengerti
41
40. Tertekan
42
41. Merawat Diri
43
42. Anggota OSIS
44
43. Ditemani
45
44. Rencana Tawuran
46
45. Ulangan Akhir Semester
47
46. Udara Bebas
48
47.Dibully
49
48. UKS
50
49. Mempertegas
51
50. Negosiasi
52
51. Festival Band
53
52. Festival Band II
54
53. Pembalasan
55
54. Ya, hanya kalian yang mengerti
56
55. Apa Yang Salah?
57
56. Benarkah?
58
57. Kurang Sehat
59
58. Kekhawatiran
60
59. Penyakit
61
60. Penyakit Hati
62
61. Pindah Sekolah
63
62. Menyindir
64
63. Kritis
65
64. Kepergian
66
LEGENDA PEDANG NAGA KEMBAR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!