Iris menetralkan wajahnya ketika turun dari toilet seolah olah tidak ada apa apa, jika ada keanehan maka itu akan dengan mudah ditebak oleh Gerrard.
Itulah susahnya jika memiliki asisten pribadi yang luar biasa pintar , benar benar menyebalkan. Hanya saja, jika berkaitan dengan emosi manusia maka Gerrard agak ketinggalan zaman.
Mungkin karena pria itu sudah belajar sejak masih muda dan sibuk untuk mengejar beasiswa. Jika tidak salah, maka beasiswa yang di ambil oleh Gerrard mengharuskan pria itu masuk dalam tiga besar setiap kalinya.
Jadi, sudah pasti bahwa Gerrard tidak memiliki waktu untuk memikirkan kisah percintaan. Iris pamit dengan Wijaya setelah tujuannya tercapai.
"Paman, Iris pamit dulu ya. " Ucap Iris dengan sopan lalu naik ke atas mobil.
Gerrard dengan sigap membukakan pintu lalu menutupnya kembali dan masuk kearah kemudi. Sementara Iris duduk di mobilnya dan menyenderkan kepalanya.
"Kak, nanti coba cari tentang perubahan Galaksi Putra Wijaya. " Ucap Iris didalam mobil.
"Tuan sudah memberi pesan untuk tidak mencari tahu apapun tentang Tuan Muda Wijaya. " Ucap Gerrard dengan datar.
"Papa sudah kasih pesan bahkan sebelum Iris ngomong ? Woah, Papa pasti peramal hebat !" Seru Iris dengan sarkasme.
Iris tahu bahwa di dalam mobil ini ada perekam suara yang ditaruh oleh George , hanya mengandalkan Gerrard ?
Tentu saja itu bukan gaya George, mengingat bahwa dirinya adalah orang yang mudah curiga dan merupakan orang yang akan menuduh semua orang yang dilihatnya.
Jadi, kalau mengira bahwa George adalah orang yang sederhana maka itu adalah kesalahan besar karena George tidak sebaik itu, masih ada banyak hal buruk lainnya yang terkubur dalam dalam.
Iris membuka handphonenya dan menonton beberapa video yang viral di media sosial sebelum akhirnya melihat sebuah berita yang menarik perhatiannya.
'Lihatlah betapa perhatiannya Tuan Alexandra dengan Asisten Pribadinya yang cantik dan seksi'
Iris membaca judul berita itu dengan tatapan datar bahkan tidak terganggu sedikitpun dipermukaan tapi sebenarnya terganggu dibagian dalam.
Pada saat ini, walaupun hubungan orang tua nya tidak baik dan telah renggang, apakah mereka tidak bisa menahan diri ? Alih alih cerai, mereka memilih untuk menahan ambiguitas ini dan melakukan hal hal seperti berselingkuh satu sama lain.
Sementara keduanya bertengkar dan mendapatkan pasangan baru, dia yang terjepit ditengah tengah adalah korban yang sebenarnya.
Iris memandang ke luar dan merasa bahwa dirinya telah salah dilahirkan, bertanya tanya kepada Tuhan, apa alasan dia dilahirkan.
Ketika sampai di rumahnya, Iris langsung berjalan ke Gua Maria yang dibangun di bagian belakang kediamannya.
Tanpa dua kali, Iris berlutut dan berdoa berharap yang terbaik untuk dirinya sendiri di masa depan.
"Semoga , Iris bisa bertahan dan hidup sampai 10 tahun lagi dan melihat bagaimana perkembangan dunia. " Ucap Iris dalam doanya.
Iris selalu merasa bahwa dia tidak memiliki umur yang panjang dan merasa bahwa dirinya selalu kehabisan waktu.
Lalu setelah memanjatkan doanya, Iris berjalan pergi dan duduk di samping kolam ikan koi yang ada di sebelah Gua Maria untuk memberi makan ikan ikan itu.
"Kalian pasti sedih bukan ? Tempat disini begitu sempit , tidak bisa dibandingkan dengan habitat asli kalian. Bertahanlah bersama dengan ku jadi aku tidak akan sendirian lagi. " Ucap Iris sambil tertawa ringan.
Walaupun dia memaksakan dirinya dan menipu dirinya sendiri untuk menertawakan hal yang sama sekali tidak lucu.
Sebuah ingatan tentang Asisten Pribadi itu kembali lagi memenuhi ingatannya. Lalu mengingat bahwa Mamanya pada saat ini sedang dikabarkan dekat dengan seorang Aktor terkenal yang merupakan seorang Duda tampan beranak satu.
Putri dari aktor tersebut di katakan bahwa memiliki umur yang sama dengannya sehingga itu akan menjadi saudari tirinya jika memang menikah dengan Mamanya.
"Kalian semua sudah menemukan kebahagiaan masing masing, sementara aku masih duduk disini , berbicara sendiri dengan kekhawatiran. Aku tidak tahu kesalahan apa yang telah aku perbuat sampai sampai menanggung semua derita ini. " Bisik Iris, ketika dia merasakan bahwa dirinya akan menangis, disaat itulah Iris membenci dirinya sendiri.
Bukan karena dia merasa bahwa dirinya kurang kuat atau semacamnya melainkan karena dirinya sendiri tidak bisa mengungkapkan perasaannya.
Dan air matanya telah mengering selama lebih dari 5 tahun, ketika itu akan menetes. Air matanya akan kembali masuk dan ini membuat Iris merasa frustrasi.
Tapi, ada baiknya untuk tetap berpikiran positif. Ah ya, dimana peliharaannya ?! Si Didi telah menghilang !
Iris berdiri dan melihat sekeliling tapi hewan peliharaan nya benar benar tidak terlihat di mana saja.
Iris langsung berlari masuk ke dalam rumah untuk mencari pelayan yang menjaga bagian kolam ikan koi.
"Bi Yani ! Dimana Si Didi ?"Tanya Iris dengan panik.
"Oh itu Si Didi lagi dibawa ke dokter hewan. Bentar lagi harusnya pulang, Nona tenang saja. Tuan sudah memerintahkan untuk merawat Didi dengan baik asalkan Nona tidak bertindak nakal." Ucap Bi Yani.
Iris menganggukkan kepalanya dan tidak membantah lagi lalu menatap ke arah dinding disana ada Sebuah lukisan keluarga yang sangat sangat besar.
"Baru dateng ya ?" Tanya Iris.
"Iya, Nona. Baru saja datang dan dirapihkan. " Balas Bi Yani sebelum akhirnya pamit dan Iris mendengar bahwa ada orang masuk.
Biasanya jika pelayan maka akan masuk dari pintu samping sementara jika masuk dari pintu utama maka itu pastilah bukan pelayan.
Ketika berlari ke depan, Iris langsung melihat si Didi dan memeluk kotak milik Didi yang berukuran lebih besar dari dirinya.
"Gimana kondisi nya Didi, sehat enggak dok ? " Tanya Iris dengan harap harap cemas.
"Kebetulan Si Didi sehat cuma agak obesitas aja untuk ukuran dia aja dia sudah memiliki berat 18 kilogram dan akan terus berkembang. " Ucap Dokter.
Iris mengangguk lalu membawa Didi masuk ke dalam kamarnya sambil berbincang bincang dengan hewan kesayangannya, ketika penutup dibuka tampaklah seekor reptil yang melata berwarna putih bersih.
Ya, Si Didi adalah Ular. Lebih tepatnya jenis Ming Cobra Albino. Jadi, Iris sangat menyayangi Didi, walaupun terdengar lucu secara nama tapi sebenarnya tampilan Didi tidak se menggemaskan itu, mulai dari tampilan dan ukuran.
Ketika dibuka, Didi langsung keluar dan memeluk pemiliknya dengan erat, Iris pun membalas pelukan dari Didi.
"Didi enggak nakal kan ?" Tanya Iris lalu Didi tampak menggelengkan kepalanya dengan cara menggoyangkan kepalanya ke kanan dan kiri.
"Ih, kamu kok tambah lama tambah lucu sih ?" Tanya Iris dengan gemas ketika melihat hewan peliharaan nya.
Jika orang lain mendengar kata kata Iris maka orang orang itu akan ketakutan dan menganggap Iris tidak waras.
Siapa yang tidak takut dengan Didi ? Memiliki panjang 3,5 meter dan diameternya 14 cm. Bukankah itu luar biasa raksasa ?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
cupa
ular kuning
2023-08-18
0
Lyra
Autor up bnyk dikit dong
2022-09-10
0