Iris sampai disekolah dan selalu penuh dengan kemewahan sebagaimana hal itu terjadi seperti biasanya.
Iris berjalan masuk ke kelas dan duduk di sudut, di sebelahnya adalah Lia. Paling tidak, di kelas ini yang dia kenal adalah Lia.
"Iris, nanti mau enggak datang ke rumahku ?" Tanya Lia.
"Boleh, nanti aku datang kesana ya. Barengan aja ya. " Ucap Iris dengan senyum tipis.
"Iya, barengan aja. Rumah ku enggak begitu jauh dari sini kok. " Balas Lia.
"Iris, Lia ! Jangan mengobrol !" Seru Bu Lily.
Keduanya langsung kembali menatap ke depan dengan serius, masing masing sangat ambisius. Iris terkejut ketika mendapatkan tes mendadak dari Bu Lily.
Dan situasi menjadi kacau karena ini baru pertemuan kedua mereka tapi telah mendapatkan tugas, betapa hebatnya.
Iris menatap ke arah depannya, dimana ada sepasang anak laki laki dan perempuan yang bertukar jawaban.
Iris membiarkan saja dan hanya menunggu dengan senyum miring. Bahkan setelah bertukar jawaban, masih tidak bisa mendapatkan yang terbaik.
Iris mengisi jawabannya dengan mudah dan yakin bahwa dia akan mendapatkan nilai 100 dari Bu Lily.
"Bu, Iris sudah selesai. " Ucap Iris sambil mengangkat tangannya.
"Sudah selesai ?" Tanya semua orang terbelalak dan menatap ke arah Iris dengan tatapan kagum.
Iris hanya tersenyum tipis dan tidak menjawab pertanyaan tersebut, Dia bukanlah orang yang suka dengan perhatian.
Lalu, jika dia terlalu mudah dibawa oleh perhatian yang dia dapatkan maka dia akan mudah untuk dijatuhkan.
Berdiri disini, seperti berdiri di atas sebuah lapisan es yang tipis dan sangat berbahaya. Iris tidak akan pernah mengambil hal yang berbahaya untuk dirinya sendiri.
Sulit untuk tidak menjadi egois ketika ditengah tekanan ini, dibawah tekanan ini, Iris bahkan tidak bisa memperhatikan dirinya sendiri apalagi memperhatikan orang lain ?
Tapi, tidak peduli seberapa banyak dia mencoba untuk menjelaskan maka orang orang akan tetap menganggapnya sebagai orang yang egois dan tidak perduli, berhati dingin dan banyak hal lainnya lagi.
Sampai istirahat pertama tiba, Iris dan Lia langsung pergi bersama menuju kantin lalu menyadari bahwa ada keributan dilapangan.
"Kenapa itu ?" Tanya Iris sambil memandang ke kerumunan orang orang.
"Yuk, coba kita lihat dulu. " Ajak Lia sambil menarik tangan Iris.
Iris pun main tidak mau mengikuti Lia berdesakan dengan orang orang untuk melihat apa yang terjadi.
"Kak, mau tanya ini ada apa ya ?" Tanya Iris dengan ramah.
"Itu, ada anak 11 IPS 4 yang adu kekuatan dengan anak sekolah sebelah. " Ucap kakak tingkat itu.
Iris langsung berlari membelah kerumunan sebelum akhirnya melihat bahwa yang sedang bertengkar adalah Galaksi dengan seorang pria yang sebenarnya juga dia kenal.
Itu adalah Adriano Setiawan, seringkali dipanggil Adri atau Ano, terserah saja. Adriano dan Galaksi sudah bertengkar sejak mereka masih kecil.
Iris langsung berusaha untuk mendekat sebelum akhirnya mendapatkan pukulan salah sasaran.
Bukkkk !
Kepalan tangan besar itu menghantam wajahnya dengan kuat dan Iris langsung jatuh terduduk dengan kepala yang pusing.
"Iris ?! " Tanya Adriano dengan terkejut dan langsung berlutut di sampingnya.
"Kak Adri, kenapa bertengkar ?" Tanya Iris dengan tatapan sayu.
Baik Adriano dan Galaksi sama sama dekat dengannya di masa lalu, tapi sayangnya mereka berpisah setelah berbeda sekolah dan dirinya pergi ke luar negeri untuk menempuh pendidikan.
Setelah mengatakan hal tersebut, kesadarannya memudar dan Iris pada akhirnya hanya bisa mendengar teriakan Adriano.
Adriano langsung menggendong Iris dan menatap ke arah Galaksi dengan tatapan tajam karena pukulan yang salah arah itu adalah milik Galaksi.
Karena Adriano menghindari pukulan itu, pada akhirnya mendarat di wajah Iris.
"Lo liat aja ! Kalau misalnya terjadi apa apa dengan Iris, gue bisa pastiin kalau lo akan menyesal !" Bentak Adriano lalu berlari ke arah UKS.
Adriano membawa Iris ke dalam UKS untuk dirawat oleh tenaga kesehatan yang di sediakan oleh Sekolah.
"Ehm, Kak ini tempat cewek. Aku aja yang temani Iris. " Ucap Lia dengan ragu.
"Lo cewek kuncir dua, tadi temen lo jatuh aja lo enggak bisa bantu. Gak percaya gue sama lo !" Seru Adriano dengan sensi.
Bukan Adriano kalau tidak sensian bahkan kepada wanita, setiap orang akan menerima amarahnya.
Hanya kepada Iris menjadi lebih ramah dan lebih lembut terutama karena mereka tumbuh bersama.
Tidak lama, guru guru datang dan melihat keadaan dari Iris. Sementara ditengah keramaian orang orang yang penasaran dengan kondisi Iris.
Ada seorang pria yang berdiri di sudut jendela dan menatap ke dalam dengan tatapan rumit, tampak sedikit menyesal dan merasa bersalah.
Tapi, pada akhirnya pria itu pergi tanpa diketahui oleh orang lain. Adriano masih terus mengamuk sampai akhirnya dibawa pergi oleh guru.
"Tuan muda Setiawan, sekolah anda bukan disini. Harap segera meninggalkan sekolah kami sesegera mungkin. " Ucap salah satu guru.
"Gue gak mau, gue mau nunggu Iris bangun. "Balas Adriano dengan keras kepala.
"Dengan perawatan dari kami, Tuan muda Setiawan tidak perlu khawatir karena kami akan mengurus murid kami dengn baik. " Ucap Guru itu dengan serius.
Bu Lily berjalan dari balik kerumunan dan menghadap ke arah Adriano dengan tatapan yang berani.
Orang orang mengatakan bahwa Adriano adalah orang yang semena mena dan karena pengaruh orang tuanya yang besar, siapa yang berani mencari masalah dengannya ?
"Saya adalah wali kelas Iris, saya akan merawatnya dengan baik. " Ucap Bu Lily.
Adriano mendengus dengan marah dan berjalan pergi lalu tampak mencari seseorang, sebelum akhirnya benar benar pergi dari sana.
Waktu berlalu dengan cepat dan wajah Iris membengkak, untunglah giginya tidak patah karena hal ini.
Ketika bel pulang terdengar berbunyi, Iris mulai membuka matanya dengan perlahan lahan. Iris duduk dibantu oleh tenaga kesehatan.
"Makasih ya. " Ucap Iris sebelum akhirnya di hampiri oleh seorang pria dengan hoodie.
"Nih, untuk lo. " Ucap Pria itu sambil menyerahkan sebuah hansaplast untuknya.
Iris memegang itu dan mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa pemberinya. Lalu Iris tampak terkejut dengan hal ini.
"Kak Gala ?" Tanya Iris dengan mata yang berbinar binar dan menerima hansaplast itu.
"Jangan salah sangka, gue cuma gak mau berhutang dengan lo. Tadi gue enggak sengaja mukul lo. " Ucap Galaksi.
Iris mendengarkan kata kata itu dalam diam dan menatap Galaksi dengan tatapan menyelidik.
"Jangan tatap gue seperti itu, jangan buat gue menjadi menyedihkan kayak gitu. " Ucap Galaksi dengan dingin.
"Kalau orang buat salah maka harusnya minta maaf bukannya marah. " Ucap Iris dengan nada merajuk.
"Maaf." Ucap Galaksi.
"Enggak mau maafin !" Seru Iris cemberut.
Galaksi menatap Iris dengan tatapan tajam sebelum akhirnya mengalah pada Iris.
"Lo mau apa ?" Tanya Galaksi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
komentar terbaik
wait. sekolah ini salah satu yang terbaik di dunia. lia aja sekolah di mari bukan di korea.
tapi.... anak sekolah lain bisa masuk ke sekolah ini, buat berantem pula. fix security nya bakal dipecat di episode berikutnya.
2023-02-01
0