7. Internet

Iris sampai disekolah dan selalu penuh dengan kemewahan sebagaimana hal itu terjadi seperti biasanya.

Iris berjalan masuk ke kelas dan duduk di sudut, di sebelahnya adalah Lia. Paling tidak, di kelas ini yang dia kenal adalah Lia.

"Iris, nanti mau enggak datang ke rumahku ?" Tanya Lia.

"Boleh, nanti aku datang kesana ya. Barengan aja ya. " Ucap Iris dengan senyum tipis.

"Iya, barengan aja. Rumah ku enggak begitu jauh dari sini kok. " Balas Lia.

"Iris, Lia ! Jangan mengobrol !" Seru Bu Lily.

Keduanya langsung kembali menatap ke depan dengan serius, masing masing sangat ambisius. Iris terkejut ketika mendapatkan tes mendadak dari Bu Lily.

Dan situasi menjadi kacau karena ini baru pertemuan kedua mereka tapi telah mendapatkan tugas, betapa hebatnya.

Iris menatap ke arah depannya, dimana ada sepasang anak laki laki dan perempuan yang bertukar jawaban.

Iris membiarkan saja dan hanya menunggu dengan senyum miring. Bahkan setelah bertukar jawaban, masih tidak bisa mendapatkan yang terbaik.

Iris mengisi jawabannya dengan mudah dan yakin bahwa dia akan mendapatkan nilai 100 dari Bu Lily.

"Bu, Iris sudah selesai. " Ucap Iris sambil mengangkat tangannya.

"Sudah selesai ?" Tanya semua orang terbelalak dan menatap ke arah Iris dengan tatapan kagum.

Iris hanya tersenyum tipis dan tidak menjawab pertanyaan tersebut, Dia bukanlah orang yang suka dengan perhatian.

Lalu, jika dia terlalu mudah dibawa oleh perhatian yang dia dapatkan maka dia akan mudah untuk dijatuhkan.

Berdiri disini, seperti berdiri di atas sebuah lapisan es yang tipis dan sangat berbahaya. Iris tidak akan pernah mengambil hal yang berbahaya untuk dirinya sendiri.

Sulit untuk tidak menjadi egois ketika ditengah tekanan ini, dibawah tekanan ini, Iris bahkan tidak bisa memperhatikan dirinya sendiri apalagi memperhatikan orang lain ?

Tapi, tidak peduli seberapa banyak dia mencoba untuk menjelaskan maka orang orang akan tetap menganggapnya sebagai orang yang egois dan tidak perduli, berhati dingin dan banyak hal lainnya lagi.

Sampai istirahat pertama tiba, Iris dan Lia langsung pergi bersama menuju kantin lalu menyadari bahwa ada keributan dilapangan.

"Kenapa itu ?" Tanya Iris sambil memandang ke kerumunan orang orang.

"Yuk, coba kita lihat dulu. " Ajak Lia sambil menarik tangan Iris.

Iris pun main tidak mau mengikuti Lia berdesakan dengan orang orang untuk melihat apa yang terjadi.

"Kak, mau tanya ini ada apa ya ?" Tanya Iris dengan ramah.

"Itu, ada anak 11 IPS 4 yang adu kekuatan dengan anak sekolah sebelah. " Ucap kakak tingkat itu.

Iris langsung berlari membelah kerumunan sebelum akhirnya melihat bahwa yang sedang bertengkar adalah Galaksi dengan seorang pria yang sebenarnya juga dia kenal.

Itu adalah Adriano Setiawan, seringkali dipanggil Adri atau Ano, terserah saja. Adriano dan Galaksi sudah bertengkar sejak mereka masih kecil.

Iris langsung berusaha untuk mendekat sebelum akhirnya mendapatkan pukulan salah sasaran.

Bukkkk !

Kepalan tangan besar itu menghantam wajahnya dengan kuat dan Iris langsung jatuh terduduk dengan kepala yang pusing.

"Iris ?! " Tanya Adriano dengan terkejut dan langsung berlutut di sampingnya.

"Kak Adri, kenapa bertengkar ?" Tanya Iris dengan tatapan sayu.

Baik Adriano dan Galaksi sama sama dekat dengannya di masa lalu, tapi sayangnya mereka berpisah setelah berbeda sekolah dan dirinya pergi ke luar negeri untuk menempuh pendidikan.

Setelah mengatakan hal tersebut, kesadarannya memudar dan Iris pada akhirnya hanya bisa mendengar teriakan Adriano.

Adriano langsung menggendong Iris dan menatap ke arah Galaksi dengan tatapan tajam karena pukulan yang salah arah itu adalah milik Galaksi.

Karena Adriano menghindari pukulan itu, pada akhirnya mendarat di wajah Iris.

"Lo liat aja ! Kalau misalnya terjadi apa apa dengan Iris, gue bisa pastiin kalau lo akan menyesal !" Bentak Adriano lalu berlari ke arah UKS.

Adriano membawa Iris ke dalam UKS untuk dirawat oleh tenaga kesehatan yang di sediakan oleh Sekolah.

"Ehm, Kak ini tempat cewek. Aku aja yang temani Iris. " Ucap Lia dengan ragu.

"Lo cewek kuncir dua, tadi temen lo jatuh aja lo enggak bisa bantu. Gak percaya gue sama lo !" Seru Adriano dengan sensi.

Bukan Adriano kalau tidak sensian bahkan kepada wanita, setiap orang akan menerima amarahnya.

Hanya kepada Iris menjadi lebih ramah dan lebih lembut terutama karena mereka tumbuh bersama.

Tidak lama, guru guru datang dan melihat keadaan dari Iris. Sementara ditengah keramaian orang orang yang penasaran dengan kondisi Iris.

Ada seorang pria yang berdiri di sudut jendela dan menatap ke dalam dengan tatapan rumit, tampak sedikit menyesal dan merasa bersalah.

Tapi, pada akhirnya pria itu pergi tanpa diketahui oleh orang lain. Adriano masih terus mengamuk sampai akhirnya dibawa pergi oleh guru.

"Tuan muda Setiawan, sekolah anda bukan disini. Harap segera meninggalkan sekolah kami sesegera mungkin. " Ucap salah satu guru.

"Gue gak mau, gue mau nunggu Iris bangun. "Balas Adriano dengan keras kepala.

"Dengan perawatan dari kami, Tuan muda Setiawan tidak perlu khawatir karena kami akan mengurus murid kami dengn baik. " Ucap Guru itu dengan serius.

Bu Lily berjalan dari balik kerumunan dan menghadap ke arah Adriano dengan tatapan yang berani.

Orang orang mengatakan bahwa Adriano adalah orang yang semena mena dan karena pengaruh orang tuanya yang besar, siapa yang berani mencari masalah dengannya ?

"Saya adalah wali kelas Iris, saya akan merawatnya dengan baik. " Ucap Bu Lily.

Adriano mendengus dengan marah dan berjalan pergi lalu tampak mencari seseorang, sebelum akhirnya benar benar pergi dari sana.

Waktu berlalu dengan cepat dan wajah Iris membengkak, untunglah giginya tidak patah karena hal ini.

Ketika bel pulang terdengar berbunyi, Iris mulai membuka matanya dengan perlahan lahan. Iris duduk dibantu oleh tenaga kesehatan.

"Makasih ya. " Ucap Iris sebelum akhirnya di hampiri oleh seorang pria dengan hoodie.

"Nih, untuk lo. " Ucap Pria itu sambil menyerahkan sebuah hansaplast untuknya.

Iris memegang itu dan mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa pemberinya. Lalu Iris tampak terkejut dengan hal ini.

"Kak Gala ?" Tanya Iris dengan mata yang berbinar binar dan menerima hansaplast itu.

"Jangan salah sangka, gue cuma gak mau berhutang dengan lo. Tadi gue enggak sengaja mukul lo. " Ucap Galaksi.

Iris mendengarkan kata kata itu dalam diam dan menatap Galaksi dengan tatapan menyelidik.

"Jangan tatap gue seperti itu, jangan buat gue menjadi menyedihkan kayak gitu. " Ucap Galaksi dengan dingin.

"Kalau orang buat salah maka harusnya minta maaf bukannya marah. " Ucap Iris dengan nada merajuk.

"Maaf." Ucap Galaksi.

"Enggak mau maafin !" Seru Iris cemberut.

Galaksi menatap Iris dengan tatapan tajam sebelum akhirnya mengalah pada Iris.

"Lo mau apa ?" Tanya Galaksi.

Terpopuler

Comments

komentar terbaik

komentar terbaik

wait. sekolah ini salah satu yang terbaik di dunia. lia aja sekolah di mari bukan di korea.

tapi.... anak sekolah lain bisa masuk ke sekolah ini, buat berantem pula. fix security nya bakal dipecat di episode berikutnya.

2023-02-01

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. Iris Putri Alexandra
3 2. Enggak Kenal
4 3. Jam Tangan
5 4. Galaksi Putra Wijaya
6 5. Asisten Pribadi
7 6. Bermain Dengan Didi
8 7. Internet
9 8. Permintaan
10 9. Hukuman
11 10. Semoga Bahagia
12 11. Beijing
13 12. Bertemu Diana
14 13. Pelukan Maut
15 14. Perpisahan
16 15. Jung Yena
17 16. Rencana Licik
18 17. Keributan
19 18. Kencan Buta
20 19. Bertemu Didalam Hujan
21 20. Aku, Kamu
22 21. Canggung
23 22. Pergi
24 23. Lelah
25 24. Milikku
26 25. Pernikahan
27 26. Putus
28 27. Hari Pernikahan
29 28. Keluarga Wijaya
30 29. Pulanglah
31 30. Kisah Masa Lalu
32 31. Mengunjungi Kakak
33 32. Keadaan Galaksi
34 33. Keadaan Galaksi II
35 34. Kondisi Iris
36 35. Kondisi Iris II
37 36. Kondisi Iris III
38 37. Sadar
39 38. Bertemu Wijaya
40 39. Aku Mengerti
41 40. Tertekan
42 41. Merawat Diri
43 42. Anggota OSIS
44 43. Ditemani
45 44. Rencana Tawuran
46 45. Ulangan Akhir Semester
47 46. Udara Bebas
48 47.Dibully
49 48. UKS
50 49. Mempertegas
51 50. Negosiasi
52 51. Festival Band
53 52. Festival Band II
54 53. Pembalasan
55 54. Ya, hanya kalian yang mengerti
56 55. Apa Yang Salah?
57 56. Benarkah?
58 57. Kurang Sehat
59 58. Kekhawatiran
60 59. Penyakit
61 60. Penyakit Hati
62 61. Pindah Sekolah
63 62. Menyindir
64 63. Kritis
65 64. Kepergian
66 LEGENDA PEDANG NAGA KEMBAR
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Prolog
2
1. Iris Putri Alexandra
3
2. Enggak Kenal
4
3. Jam Tangan
5
4. Galaksi Putra Wijaya
6
5. Asisten Pribadi
7
6. Bermain Dengan Didi
8
7. Internet
9
8. Permintaan
10
9. Hukuman
11
10. Semoga Bahagia
12
11. Beijing
13
12. Bertemu Diana
14
13. Pelukan Maut
15
14. Perpisahan
16
15. Jung Yena
17
16. Rencana Licik
18
17. Keributan
19
18. Kencan Buta
20
19. Bertemu Didalam Hujan
21
20. Aku, Kamu
22
21. Canggung
23
22. Pergi
24
23. Lelah
25
24. Milikku
26
25. Pernikahan
27
26. Putus
28
27. Hari Pernikahan
29
28. Keluarga Wijaya
30
29. Pulanglah
31
30. Kisah Masa Lalu
32
31. Mengunjungi Kakak
33
32. Keadaan Galaksi
34
33. Keadaan Galaksi II
35
34. Kondisi Iris
36
35. Kondisi Iris II
37
36. Kondisi Iris III
38
37. Sadar
39
38. Bertemu Wijaya
40
39. Aku Mengerti
41
40. Tertekan
42
41. Merawat Diri
43
42. Anggota OSIS
44
43. Ditemani
45
44. Rencana Tawuran
46
45. Ulangan Akhir Semester
47
46. Udara Bebas
48
47.Dibully
49
48. UKS
50
49. Mempertegas
51
50. Negosiasi
52
51. Festival Band
53
52. Festival Band II
54
53. Pembalasan
55
54. Ya, hanya kalian yang mengerti
56
55. Apa Yang Salah?
57
56. Benarkah?
58
57. Kurang Sehat
59
58. Kekhawatiran
60
59. Penyakit
61
60. Penyakit Hati
62
61. Pindah Sekolah
63
62. Menyindir
64
63. Kritis
65
64. Kepergian
66
LEGENDA PEDANG NAGA KEMBAR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!