12. Bertemu Diana

Sesampainya disana, Iris tampak kagum dengan tempat yang menunjukkan gemerlap malam itu. Ada begitu banyak orang yang menggunakan pakaian terbuka.

Iris menatap tempat yang penuh dengan keindahan itu lalu masuk dan ditahan oleh seseorang.

"Ingin bertemu rekan atau minum ?" Tanya pelayan disana dengan bahasa Mandarin.

"Bertemu dengan rekan, Diana. " Jawab Iris dengan bahasa Mandarin yang fasih.

"Nona Iris, anda sudah ditunggu oleh Nyonya Diana di ruangan VIP 3. Biarkan saya mengantar anda. " Ucap pelayan itu.

Iris mengangguk dan mengikuti pelayan tersebut, pada saat ini dia bisa menyebutkan tiga bahasa dengan fasih.

Tidak bisa dikatakan sangat luar biasa seperti orang yang pandai dalam segala bahasa, dia hanya bisa tiga bahasa dengan sangat lancar.

Yaitu bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Mandarin. Ketiganya sudah dipelajarinya dengan lancar dan pada saat ini dia sedang mempelajari bahasa lainnya.

Yaitu Bahasa Jepang, walaupun agak ada kesulitan bukan berarti dia tidak bisa. Seharusnya, dalam beberapa bulan dan paling lama tahun depan, dia pasti sudah lancar dalam berbicara bahasa Jepang.

Iris yakin dengan kemampuannya sendiri dalam berbahasa, selama dia rajin belajar dan dia sendiri memiliki tekad untuk itu, maka tidak mustahil baginya untuk memahami dan fasih dalam 10 bahasa.

Dia masih muda dan masa depannya masih panjang, dia akan memiliki banyak waktu untuk menuntut ilmu.

Iris dibawa masuk dan naik ke lantai tiga sampai akhirnya menyadari bahwa disini masih sangat sepi.

Berbeda dengan dilantai bawah yang penuh dengan lampu warna warni dan suara musik yang menggelegar, disini bahkan tergolong cukup damai.

Sampai akhirnya, pelayan mengetuk salah satu pintu lalu membiarkannya untuk masuk. Didalam sana, ada Diana yang mengenakan pakaian terbuka, sebuah dress mini dengan belahan sampai ke paha, ditemani oleh seorang pria.

"Kak, tunggu luar aja ya. " Ucap Iris pada Gerrard dengan bahasa Indonesia.

Gerrard mengangguk dan menjaga di depan pintu lalu Iris melangkah masuk dengan percaya diri.

Dia tidak pernah sepercaya diri ini dibandingkan sebelumnya, mungkin karena dia telah kehilangan kekangan dari kedua orang tuanya jadi dia bisa menggunakan apa yang ingin di gunakan olehnya.

"Nyonya Alexandra, ah tidak. Nona Diana ya ?" Tanya Iris dengan senyum miring.

"Iris, kamu duduk disini. " Ucap Diana sambil menepuk sampingnya.

Iris tidak segera duduk melainkan menatap ke arah pria yang merangkul tubuh Diana dan mengukir wajah orang ini dalam dalam di hatinya.

Pria tidak tahu malu ini, akan dia balas di masa depan. Merusak kehidupannya yang sudah rusak, pada saat ini dia bahkan tidak memiliki tempat untuk bersandar lagi.

Berkat perbuatan baik dari pria ini dan Ayana, tentu saja Iris akan membalas perbuatan baik mereka sepuluh kali lipat di masa depan.

"Aku tahu ini adalah Tuan Yin, bukan ?" Tanya Iris dengan senyum tenang.

"Kamu sudah tahu ?" Tanya Diana dengan acuh tak acuh.

"Kira kira, apa yang aku tidak ketahui. Aku tidak akan berlama lama disini, tidak suka mencium bau yang ambigu semacam ini. " Ucap Iris sambil memberikan sebuah surat perjanjian yang sudah memiliki materai.

"Papa sudah setuju, jadi bagaimana dengan mama ? Apakah juga setuju, mama enggak ikut campur urusan Iris maka Iris juga enggak akan ikut campur urusan mama. " Lanjut Iris.

Diana tampak ragu ragu sejenak dan Iris lebih senang jika Diana menolak, jika menolak itu berarti bahwa Diana masih memiliki sedikit kasih sayang padanya dan perhatian padanya.

Tapi, jika menandatangani itu tanpa ragu ragu, maka itu berarti hubungan orang tua dan anak di antara mereka akan lenyap dan mereka hanyalah rekan bisnis biasa.

"Ini adalah hal yang sederhana, Ma. Jika Mama lebih memilih Tuan Yin dibandingkan Iris, maka Mama bisa menandatangani. Tapi, jika Iris masih memiliki sedikit saja kasih sayang untuk Iris, maka jangan tanda tangani, Ma. " Ucap Iris dengan tatapan yang penuh makna.

Penolakan langsung dari Papanya adalah hal yang sudah di tebaknya, lagipula sudah pasti George akan lebih memilih Ayana dibandingkan dirinya.

Sementara ini, apakah Diana akan memilih dirinya di atas Yin Zhuang, tidak ada yang bisa mengatakan apa hasilnya.

Diana menatapnya sekilas lalu mengulurkan tangan untuk mengelus kepalanya dengan lembut.

"Maafin Mama, Mama juga butuh bahagia, kamu harus mengerti. " Ucap Diana lalu menandatangani surat perjanjian itu.

Iris menundukkan kepalanya dan menerima iyu dengan senyum yang dipaksakan.

"Baik, kalau begitu maka Iris mendoakan agar Mama dan Tuan Yin bahagia selalu, jangan sampai mengulang hal yang sama. " Ucap Iris dengan nada yang serak lalu berjalan keluar.

Diana menatap Iris dengan rasa bersalah tapi keegoisannya menolak untuk memanggil Iris kembali.

Sesampainya diluar, Iris memberikan surat perjanjian itu ke arah Gerrard dengan kepala yang masih menunduk.

"Kak, Iris ke toilet dulu ya. Mau cuci muka dulu. " Ucap Iris sambil terkekeh sebelum akhirnya pergi ke toilet.

Senyumnya menghilang dan sesampainya di toilet, dia menatap dirinya sendiri dicermin, tampak begitu menyedihkan.

"Aku tahu kalian ingin mencari kebahagiaan kalian, tapi kenapa kalian hanya memikirkan diri kalian sendiri ! Apakah aku tidak perlu kebahagiaan ?!!" Teriak Iris dengan marah.

Dadanya bergerak naik turun, dia berjalan keluar sebelum akhirnya menabrak seseorang. Ketika dia akan mengangkat kepalanya, kepalanya telah terlebih dahulu ditahan.

Dia dipeluk dengan erat oleh pemilik tubuh di depannya, Iris pun tidak melawan lagi karena merasa sangat nyaman dan orang di depannya juga tidak memiliki niat buruk.

"Jika ingin menangis, maka menangis saja. " Ucap pria itu dengan suara yang serak.

Ketika mengenali suara itu, air matanya langsung tumpah dan tidak tertahankan, Iris menangis tanpa suara, membasahi pakaian orang yang memeluknya.

Sudah begitu lama dia tidak menangis dan kali ini ketika menangis, Iris merasa bahwa dirinya tercekik tidak bisa mendapatkan oksigen yang cukup.

Jadi terus menerus berusaha untuk bernafas dengan baik sampai akhirnya tangan yang memeluknya mengelus punggungnya dengan lembut.

"Jangan panik, jangan panik. " Ucap pria itu dengan lembut.

Iris merasa bahwa ini adalah mimpi , karena pria itu tidak pernah selembut ini padanya. Sementara disisi lain, Gerrard khawatir karena Iris tidak kembali kembali dari toilet setelah lebih dari 15 menit dan handphonenya tidak aktif.

Ketika dia melihat Iris sedang dipeluk oleh seseorang, akhirnya Gerrard mundur selangkah sebelum akhirnya merasa bahwa Nona nya akan baik baik saja.

Iris tidak pernah tahu bahwa Gerrard mengetahui hal ini sehingga tidak memerdulikan apapun, tidak ada hal yang bisa dipikirkan oleh Iris.

Yang bisa dipikirkan olehnya hanyalah menangis dan melampiaskan semua rasa frustrasi dan kecewanya.

s

visual Iris Putri Alexandra (anggap aja topinya diganti dengan kacamata hitam ya 😊)

Terpopuler

Comments

komentar terbaik

komentar terbaik

wait, there is no age restriction? aw right this is beijing.

2023-02-01

0

Miyura Rajati

Miyura Rajati

lanjut thor..jangan lama2 dong up nya...

2022-10-01

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. Iris Putri Alexandra
3 2. Enggak Kenal
4 3. Jam Tangan
5 4. Galaksi Putra Wijaya
6 5. Asisten Pribadi
7 6. Bermain Dengan Didi
8 7. Internet
9 8. Permintaan
10 9. Hukuman
11 10. Semoga Bahagia
12 11. Beijing
13 12. Bertemu Diana
14 13. Pelukan Maut
15 14. Perpisahan
16 15. Jung Yena
17 16. Rencana Licik
18 17. Keributan
19 18. Kencan Buta
20 19. Bertemu Didalam Hujan
21 20. Aku, Kamu
22 21. Canggung
23 22. Pergi
24 23. Lelah
25 24. Milikku
26 25. Pernikahan
27 26. Putus
28 27. Hari Pernikahan
29 28. Keluarga Wijaya
30 29. Pulanglah
31 30. Kisah Masa Lalu
32 31. Mengunjungi Kakak
33 32. Keadaan Galaksi
34 33. Keadaan Galaksi II
35 34. Kondisi Iris
36 35. Kondisi Iris II
37 36. Kondisi Iris III
38 37. Sadar
39 38. Bertemu Wijaya
40 39. Aku Mengerti
41 40. Tertekan
42 41. Merawat Diri
43 42. Anggota OSIS
44 43. Ditemani
45 44. Rencana Tawuran
46 45. Ulangan Akhir Semester
47 46. Udara Bebas
48 47.Dibully
49 48. UKS
50 49. Mempertegas
51 50. Negosiasi
52 51. Festival Band
53 52. Festival Band II
54 53. Pembalasan
55 54. Ya, hanya kalian yang mengerti
56 55. Apa Yang Salah?
57 56. Benarkah?
58 57. Kurang Sehat
59 58. Kekhawatiran
60 59. Penyakit
61 60. Penyakit Hati
62 61. Pindah Sekolah
63 62. Menyindir
64 63. Kritis
65 64. Kepergian
66 LEGENDA PEDANG NAGA KEMBAR
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Prolog
2
1. Iris Putri Alexandra
3
2. Enggak Kenal
4
3. Jam Tangan
5
4. Galaksi Putra Wijaya
6
5. Asisten Pribadi
7
6. Bermain Dengan Didi
8
7. Internet
9
8. Permintaan
10
9. Hukuman
11
10. Semoga Bahagia
12
11. Beijing
13
12. Bertemu Diana
14
13. Pelukan Maut
15
14. Perpisahan
16
15. Jung Yena
17
16. Rencana Licik
18
17. Keributan
19
18. Kencan Buta
20
19. Bertemu Didalam Hujan
21
20. Aku, Kamu
22
21. Canggung
23
22. Pergi
24
23. Lelah
25
24. Milikku
26
25. Pernikahan
27
26. Putus
28
27. Hari Pernikahan
29
28. Keluarga Wijaya
30
29. Pulanglah
31
30. Kisah Masa Lalu
32
31. Mengunjungi Kakak
33
32. Keadaan Galaksi
34
33. Keadaan Galaksi II
35
34. Kondisi Iris
36
35. Kondisi Iris II
37
36. Kondisi Iris III
38
37. Sadar
39
38. Bertemu Wijaya
40
39. Aku Mengerti
41
40. Tertekan
42
41. Merawat Diri
43
42. Anggota OSIS
44
43. Ditemani
45
44. Rencana Tawuran
46
45. Ulangan Akhir Semester
47
46. Udara Bebas
48
47.Dibully
49
48. UKS
50
49. Mempertegas
51
50. Negosiasi
52
51. Festival Band
53
52. Festival Band II
54
53. Pembalasan
55
54. Ya, hanya kalian yang mengerti
56
55. Apa Yang Salah?
57
56. Benarkah?
58
57. Kurang Sehat
59
58. Kekhawatiran
60
59. Penyakit
61
60. Penyakit Hati
62
61. Pindah Sekolah
63
62. Menyindir
64
63. Kritis
65
64. Kepergian
66
LEGENDA PEDANG NAGA KEMBAR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!