19. Bertemu Didalam Hujan

"Itu berarti hanya menyisakan Tuan Muda Lee dan Tuan Muda Keluarga Wijaya. " Ucap Yena.

"Yang satu adalah sepupu Galaksi, aku tidak mau bertemu dengannya lagi. Dia adalah seorang bajingan nyata, aku membencinya. " Ucap Iris.

"Lalu, bagaimana dengan Tuan Lee ini ?" Tanya Yena.

"Aku tidak ingin berkencan dengan orang asing lagi, ini akan melelahkan ku sampai mati. " Ucap Iris dengan helaan nafas.

"Kamu pada saat ini pasti sedang mencoba untuk menyulitkanku. " Keluh Yena.

"Menyerahlah, aku tidak akan bisa berpaling. Aku akan mencoba untuk mengejarnya. " Balas Iris.

"Sampai kapan ? Sampai kapan kamu akan mengejarnya ? Bagaimana jika dia tidak akan pernah menoleh padamu ?" Tanya Yena.

"Aku akan terus mengejarnya sampai aku lelah, aku memang terlahir dengan banyak kelebihan. Tapi inilah kekuranganku, aku menyukai orang ini dan tidak bisa berpaling sama sekali. " Jawab Iris dengan miris.

"Aku tidak ingin mengatakannya kepadamu semula, tapi pada saat ini aku pikir kamu harus mempertimbangkan nya. " Ucap Yena sambil menyerahkan sebuah foto yang menunjukkan Galaksi sedang bersama dengan dua wanita di pelukan kanan dan kirinya.

"Pada saat ini dia berada di Beijing dan pergi bersama dengan beberapa teman berandalannya untuk mabuk mabukan, dia benar benar tidak baik untukmu. " Lanjut Yena sementara Iris menatap foto itu dengan tatapan nanar.

Tiba tiba, telepon Yena berdering dan Yena tampak sangat serius.

"Aku harus kembali ke Korea sesegera mungkin, sepupuku masuk ke dalam rumah sakit pada saat ini. Bagaimana jika aku mengantarmu pulang ?" Tanya Yena.

"Tidak apa apa, pulanglah. Hati hati dijalan, turunkan aku disini saja. " Ucap Iris mengambil tasnya.

"Apakah kamu yakin bahwa kamu akan baik baik saja ? Disini tempat yang asing bagimu. " Ucap Yena.

"Aku tinggal disini selama 3 tahun, bagaimana mungkin aku merasa asing ?" Tanya Iris sambil bercanda.

Lalu, Iris turun dari mobil dan Yena tampak sangat khawatir dengan kondisi Iris tapi tidak bisa mengabaikan panggilan darurat dari ayahnya.

Sementara Iris yang baru saja turun dari mobil Yena, berjalan di trotoar dengan senyum tipis dan memandang foto yang ada di tangannya.

"Ternyata, pada saat itu hanya kebetulan dan dia sedang bertemu dengan wanitanya. Aku pikir dia telah berubah ketika bertemu denganku lagi, siapa yang menyangka bahwa aku sangat naif ?" Tanya Iris pada dirinya sendiri.

Dia ingin menangis tapi air matanya telah kering, tidak ada air matanya yang tersisa untuk ditangisi.

Pada saat ini, tidak ada yang bisa menolongnya dari jalan ini. Ini terasa menyakitkan bagi dirinya sendiri tapi dia tidak bisa berhenti.

Galaksi akan selalu menariknya terus menerus untuk menjadi penggemarnya, Iris berdiri di tepi jalan dan merasa sangat lelah akan semuanya.

Dia sudah berusaha sebaik mungkin tapi pada akhirnya dijatuhkan oleh kenyataan, Iris berjalan terus menerus tanpa arah.

Sampai akhirnya kakinya terluka karena sepatunya, Iris melepaskan sepatunya lalu memegangnya dengan tangan kanan dan kiri lalu berjalan dengan telanjang kaki.

Tanpa memperdulikan kakinya yang akan terluka karena perjalanan jauh tanpa alas kaki, Iris benar benar kejam pada dirinya sendiri.

Iris terus berjalan sampai pada akhirnya merasa lelah dan duduk di salah satu bangku tepi jalan dan menyenderkan kepalanya di kursi.

Lalu memejamkan matanya, dalam sekejap cuaca berubah menjadi gelap dan udara menjadi lebih sejuk.

Pada saat ini, tangan kanannya yang memegang sepatu masih menggenggam sebuah foto Galaksi yang sedang mabuk mabukan dengan wanita cantik.

Iris tahu bahwa pada saat ini dia tidak memiliki kemampuan ataupun hak untuk melarang Galaksi melakukan semua ini sementara dia tersiksa akan perasaan yang dalam ini.

"Bagaimana ini ? Bagaimana aku harus berjalan ke depannya ?" Tanya Iris dengan helaan nafas.

Tanpa diduga, hujan mulai turun dan membasahi wajah cantiknya. Semula itu tidak terlalu deras dan lama kelamaan menjadi sangat deras, jalan berubah menjadi sangat sepi dan tidak ada lagi orang di sekitarnya.

Iris masih tidak bergerak sejak tadi, sudah lebih dari setengah jam dia diguyur hujan deras. Pakaiannya sudah basah kuyup, dan dia masih duduk termenung di sana dengan menyedihkan.

"Apakah kamu mau mati disini ?" Tanya seseorang dengan dingin.

Iris melihat bahwa ada seseorang yang memayungi nya dan ketika dia mendongak, itu adalah orang yang selalu memenuhi pikirannya selama ini.

"Apakah ini semua hanyalah mimpi belaka ? Aku berharap seperti itu , bagaimana mungkin kamu bisa ada disini ? Bagaimanapun kamu sedang menikmati liburan mu dengan wanita wanita cantik itu kan ?" Tanya Iris dengan setengah sadar.

"Aku sangat membencimu, begitu membencimu. Tapi, kenapa aku tidak bisa melupakanmu. Kamu selalu memenuhi pikiranku dan setiap tindakan mu selalu menyakitiku tapi aku masih tetap diam disini dan menunggu mu walaupun aku tahu kamu tidak akan datang. Apakah sekarang aku sudah menjadi gila karena tertekan ?" Lanjut Iris sambil tertawa seperti orang bodoh.

Lalu, Iris kehilangan kesadarannya dan terjatuh di kursi taman itu, ketika kepala Iris akan menghantam kursi taman, Galaksi telah terlebih dahulu menaruh tangan untuk menahan kepala Iris.

"Dasar bodoh. " Ucap Galaksi dengan datar.

Lalu Galaksi membuang payungnya dan membiarkan dirinya ikut basah kuyup lalu menggendong tubuh Iris.

Beberapa jam kemudian, ketika Iris sadar, dia merasa bahwa tubuhnya berat dan sangat lelah. Bahkan seluruh tubuhnya terasa dingin.

"Dimana aku ?" Tanya Iris dengan bingung.

Lalu menyadari bahwa ini adalah sebuah apartemen, Iris langsung refleks melihat pakaiannya dan merasa bersyukur karena pakaiannya masih dipakai dengan rapih.

Walaupun ada sebuah selimut yang melapisi tubuhnya, Iris turun dari ranjang dan membuka pintu.

Lalu, melihat ke kanan dan ke kiri tapi tidak ada orang yang terlihat sejauh mata memandang. Jadi Iris melihat bahwa ini adalah apartemen yang mewah , kepalanya masih pusing dan secara tidak sengaja menabrak kaki sofa.

Iris terjatuh ke depan dan dia memejamkan matanya sambil menahan diri agar tidak berteriak, tapi rasa sakitnya tidak kunjung datang.

Ketika dia membuka mata, ternyata ada orang yang menahan tubuhnya.

"Kak Gala ?" Tanya Iris dengan terkejut dan langsung melepaskan pelukan Galaksi.

"Kalau enggak sanggup, enggak usah jalan jalan." Ucap Galaksi dengan dingin.

"Kok kak Gala bisa ada disini ? Bukannya Kak Gala ada di Beijing ? " Tanya Iris.

"Cuma karena sebuah foto, lo sampai hujan hujanan kayak gini. " Balas Galaksi.

"Foto itu ?" Tanya Iris menanyakan keberadaan foto itu.

"Sudah gue hancurin dan buang ke tempat sampah, memangnya kenapa kalau gue ngumpul dengan cewek cewek ?" Tanya Galaksi dengan kasar.

Iris tidak menjawab dan hanya berusaha untuk tidak mendengar apa apa saja, anggap saja angin lalu.

"Kak Gala masih inget dengan permintaan Iris yang masih tersisa dua ? Iris mau minta Kak Gala kalau lagi ngomong dengan Iris, tolong jangan pakai Gue - Lo, tolong pake aku kamu aja. Iris enggak terbiasa dengan itu. " Ucap Iris.

Episodes
1 Prolog
2 1. Iris Putri Alexandra
3 2. Enggak Kenal
4 3. Jam Tangan
5 4. Galaksi Putra Wijaya
6 5. Asisten Pribadi
7 6. Bermain Dengan Didi
8 7. Internet
9 8. Permintaan
10 9. Hukuman
11 10. Semoga Bahagia
12 11. Beijing
13 12. Bertemu Diana
14 13. Pelukan Maut
15 14. Perpisahan
16 15. Jung Yena
17 16. Rencana Licik
18 17. Keributan
19 18. Kencan Buta
20 19. Bertemu Didalam Hujan
21 20. Aku, Kamu
22 21. Canggung
23 22. Pergi
24 23. Lelah
25 24. Milikku
26 25. Pernikahan
27 26. Putus
28 27. Hari Pernikahan
29 28. Keluarga Wijaya
30 29. Pulanglah
31 30. Kisah Masa Lalu
32 31. Mengunjungi Kakak
33 32. Keadaan Galaksi
34 33. Keadaan Galaksi II
35 34. Kondisi Iris
36 35. Kondisi Iris II
37 36. Kondisi Iris III
38 37. Sadar
39 38. Bertemu Wijaya
40 39. Aku Mengerti
41 40. Tertekan
42 41. Merawat Diri
43 42. Anggota OSIS
44 43. Ditemani
45 44. Rencana Tawuran
46 45. Ulangan Akhir Semester
47 46. Udara Bebas
48 47.Dibully
49 48. UKS
50 49. Mempertegas
51 50. Negosiasi
52 51. Festival Band
53 52. Festival Band II
54 53. Pembalasan
55 54. Ya, hanya kalian yang mengerti
56 55. Apa Yang Salah?
57 56. Benarkah?
58 57. Kurang Sehat
59 58. Kekhawatiran
60 59. Penyakit
61 60. Penyakit Hati
62 61. Pindah Sekolah
63 62. Menyindir
64 63. Kritis
65 64. Kepergian
66 LEGENDA PEDANG NAGA KEMBAR
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Prolog
2
1. Iris Putri Alexandra
3
2. Enggak Kenal
4
3. Jam Tangan
5
4. Galaksi Putra Wijaya
6
5. Asisten Pribadi
7
6. Bermain Dengan Didi
8
7. Internet
9
8. Permintaan
10
9. Hukuman
11
10. Semoga Bahagia
12
11. Beijing
13
12. Bertemu Diana
14
13. Pelukan Maut
15
14. Perpisahan
16
15. Jung Yena
17
16. Rencana Licik
18
17. Keributan
19
18. Kencan Buta
20
19. Bertemu Didalam Hujan
21
20. Aku, Kamu
22
21. Canggung
23
22. Pergi
24
23. Lelah
25
24. Milikku
26
25. Pernikahan
27
26. Putus
28
27. Hari Pernikahan
29
28. Keluarga Wijaya
30
29. Pulanglah
31
30. Kisah Masa Lalu
32
31. Mengunjungi Kakak
33
32. Keadaan Galaksi
34
33. Keadaan Galaksi II
35
34. Kondisi Iris
36
35. Kondisi Iris II
37
36. Kondisi Iris III
38
37. Sadar
39
38. Bertemu Wijaya
40
39. Aku Mengerti
41
40. Tertekan
42
41. Merawat Diri
43
42. Anggota OSIS
44
43. Ditemani
45
44. Rencana Tawuran
46
45. Ulangan Akhir Semester
47
46. Udara Bebas
48
47.Dibully
49
48. UKS
50
49. Mempertegas
51
50. Negosiasi
52
51. Festival Band
53
52. Festival Band II
54
53. Pembalasan
55
54. Ya, hanya kalian yang mengerti
56
55. Apa Yang Salah?
57
56. Benarkah?
58
57. Kurang Sehat
59
58. Kekhawatiran
60
59. Penyakit
61
60. Penyakit Hati
62
61. Pindah Sekolah
63
62. Menyindir
64
63. Kritis
65
64. Kepergian
66
LEGENDA PEDANG NAGA KEMBAR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!