"Itu berarti hanya menyisakan Tuan Muda Lee dan Tuan Muda Keluarga Wijaya. " Ucap Yena.
"Yang satu adalah sepupu Galaksi, aku tidak mau bertemu dengannya lagi. Dia adalah seorang bajingan nyata, aku membencinya. " Ucap Iris.
"Lalu, bagaimana dengan Tuan Lee ini ?" Tanya Yena.
"Aku tidak ingin berkencan dengan orang asing lagi, ini akan melelahkan ku sampai mati. " Ucap Iris dengan helaan nafas.
"Kamu pada saat ini pasti sedang mencoba untuk menyulitkanku. " Keluh Yena.
"Menyerahlah, aku tidak akan bisa berpaling. Aku akan mencoba untuk mengejarnya. " Balas Iris.
"Sampai kapan ? Sampai kapan kamu akan mengejarnya ? Bagaimana jika dia tidak akan pernah menoleh padamu ?" Tanya Yena.
"Aku akan terus mengejarnya sampai aku lelah, aku memang terlahir dengan banyak kelebihan. Tapi inilah kekuranganku, aku menyukai orang ini dan tidak bisa berpaling sama sekali. " Jawab Iris dengan miris.
"Aku tidak ingin mengatakannya kepadamu semula, tapi pada saat ini aku pikir kamu harus mempertimbangkan nya. " Ucap Yena sambil menyerahkan sebuah foto yang menunjukkan Galaksi sedang bersama dengan dua wanita di pelukan kanan dan kirinya.
"Pada saat ini dia berada di Beijing dan pergi bersama dengan beberapa teman berandalannya untuk mabuk mabukan, dia benar benar tidak baik untukmu. " Lanjut Yena sementara Iris menatap foto itu dengan tatapan nanar.
Tiba tiba, telepon Yena berdering dan Yena tampak sangat serius.
"Aku harus kembali ke Korea sesegera mungkin, sepupuku masuk ke dalam rumah sakit pada saat ini. Bagaimana jika aku mengantarmu pulang ?" Tanya Yena.
"Tidak apa apa, pulanglah. Hati hati dijalan, turunkan aku disini saja. " Ucap Iris mengambil tasnya.
"Apakah kamu yakin bahwa kamu akan baik baik saja ? Disini tempat yang asing bagimu. " Ucap Yena.
"Aku tinggal disini selama 3 tahun, bagaimana mungkin aku merasa asing ?" Tanya Iris sambil bercanda.
Lalu, Iris turun dari mobil dan Yena tampak sangat khawatir dengan kondisi Iris tapi tidak bisa mengabaikan panggilan darurat dari ayahnya.
Sementara Iris yang baru saja turun dari mobil Yena, berjalan di trotoar dengan senyum tipis dan memandang foto yang ada di tangannya.
"Ternyata, pada saat itu hanya kebetulan dan dia sedang bertemu dengan wanitanya. Aku pikir dia telah berubah ketika bertemu denganku lagi, siapa yang menyangka bahwa aku sangat naif ?" Tanya Iris pada dirinya sendiri.
Dia ingin menangis tapi air matanya telah kering, tidak ada air matanya yang tersisa untuk ditangisi.
Pada saat ini, tidak ada yang bisa menolongnya dari jalan ini. Ini terasa menyakitkan bagi dirinya sendiri tapi dia tidak bisa berhenti.
Galaksi akan selalu menariknya terus menerus untuk menjadi penggemarnya, Iris berdiri di tepi jalan dan merasa sangat lelah akan semuanya.
Dia sudah berusaha sebaik mungkin tapi pada akhirnya dijatuhkan oleh kenyataan, Iris berjalan terus menerus tanpa arah.
Sampai akhirnya kakinya terluka karena sepatunya, Iris melepaskan sepatunya lalu memegangnya dengan tangan kanan dan kiri lalu berjalan dengan telanjang kaki.
Tanpa memperdulikan kakinya yang akan terluka karena perjalanan jauh tanpa alas kaki, Iris benar benar kejam pada dirinya sendiri.
Iris terus berjalan sampai pada akhirnya merasa lelah dan duduk di salah satu bangku tepi jalan dan menyenderkan kepalanya di kursi.
Lalu memejamkan matanya, dalam sekejap cuaca berubah menjadi gelap dan udara menjadi lebih sejuk.
Pada saat ini, tangan kanannya yang memegang sepatu masih menggenggam sebuah foto Galaksi yang sedang mabuk mabukan dengan wanita cantik.
Iris tahu bahwa pada saat ini dia tidak memiliki kemampuan ataupun hak untuk melarang Galaksi melakukan semua ini sementara dia tersiksa akan perasaan yang dalam ini.
"Bagaimana ini ? Bagaimana aku harus berjalan ke depannya ?" Tanya Iris dengan helaan nafas.
Tanpa diduga, hujan mulai turun dan membasahi wajah cantiknya. Semula itu tidak terlalu deras dan lama kelamaan menjadi sangat deras, jalan berubah menjadi sangat sepi dan tidak ada lagi orang di sekitarnya.
Iris masih tidak bergerak sejak tadi, sudah lebih dari setengah jam dia diguyur hujan deras. Pakaiannya sudah basah kuyup, dan dia masih duduk termenung di sana dengan menyedihkan.
"Apakah kamu mau mati disini ?" Tanya seseorang dengan dingin.
Iris melihat bahwa ada seseorang yang memayungi nya dan ketika dia mendongak, itu adalah orang yang selalu memenuhi pikirannya selama ini.
"Apakah ini semua hanyalah mimpi belaka ? Aku berharap seperti itu , bagaimana mungkin kamu bisa ada disini ? Bagaimanapun kamu sedang menikmati liburan mu dengan wanita wanita cantik itu kan ?" Tanya Iris dengan setengah sadar.
"Aku sangat membencimu, begitu membencimu. Tapi, kenapa aku tidak bisa melupakanmu. Kamu selalu memenuhi pikiranku dan setiap tindakan mu selalu menyakitiku tapi aku masih tetap diam disini dan menunggu mu walaupun aku tahu kamu tidak akan datang. Apakah sekarang aku sudah menjadi gila karena tertekan ?" Lanjut Iris sambil tertawa seperti orang bodoh.
Lalu, Iris kehilangan kesadarannya dan terjatuh di kursi taman itu, ketika kepala Iris akan menghantam kursi taman, Galaksi telah terlebih dahulu menaruh tangan untuk menahan kepala Iris.
"Dasar bodoh. " Ucap Galaksi dengan datar.
Lalu Galaksi membuang payungnya dan membiarkan dirinya ikut basah kuyup lalu menggendong tubuh Iris.
Beberapa jam kemudian, ketika Iris sadar, dia merasa bahwa tubuhnya berat dan sangat lelah. Bahkan seluruh tubuhnya terasa dingin.
"Dimana aku ?" Tanya Iris dengan bingung.
Lalu menyadari bahwa ini adalah sebuah apartemen, Iris langsung refleks melihat pakaiannya dan merasa bersyukur karena pakaiannya masih dipakai dengan rapih.
Walaupun ada sebuah selimut yang melapisi tubuhnya, Iris turun dari ranjang dan membuka pintu.
Lalu, melihat ke kanan dan ke kiri tapi tidak ada orang yang terlihat sejauh mata memandang. Jadi Iris melihat bahwa ini adalah apartemen yang mewah , kepalanya masih pusing dan secara tidak sengaja menabrak kaki sofa.
Iris terjatuh ke depan dan dia memejamkan matanya sambil menahan diri agar tidak berteriak, tapi rasa sakitnya tidak kunjung datang.
Ketika dia membuka mata, ternyata ada orang yang menahan tubuhnya.
"Kak Gala ?" Tanya Iris dengan terkejut dan langsung melepaskan pelukan Galaksi.
"Kalau enggak sanggup, enggak usah jalan jalan." Ucap Galaksi dengan dingin.
"Kok kak Gala bisa ada disini ? Bukannya Kak Gala ada di Beijing ? " Tanya Iris.
"Cuma karena sebuah foto, lo sampai hujan hujanan kayak gini. " Balas Galaksi.
"Foto itu ?" Tanya Iris menanyakan keberadaan foto itu.
"Sudah gue hancurin dan buang ke tempat sampah, memangnya kenapa kalau gue ngumpul dengan cewek cewek ?" Tanya Galaksi dengan kasar.
Iris tidak menjawab dan hanya berusaha untuk tidak mendengar apa apa saja, anggap saja angin lalu.
"Kak Gala masih inget dengan permintaan Iris yang masih tersisa dua ? Iris mau minta Kak Gala kalau lagi ngomong dengan Iris, tolong jangan pakai Gue - Lo, tolong pake aku kamu aja. Iris enggak terbiasa dengan itu. " Ucap Iris.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments