"Nona, semuanya sudah siap. " Suara seorang wanita terdengar ditelinganya.
Iris yang sedang menyisir rambutnya lalu menguncir rambutnya menjadi dua sebagaimana model rambut yang disukainya.
"Ya, aku akan turun dalam waktu lima menit. " Balas Iris.
Iris berdiri dan menggunakan rompi seragam sekolah barunya, hari ini adalah hari pertama, dia harus menimbulkan kesan yang positif pada orang orang disekitarnya.
Tidak peduli dimanapun dia berada, akan ada kamera yang bersiap untuk memotret nya secara diam diam. Jadi, sesuai dengan permintaan Ibunya, dia harus terlihat sempurna dimana saja kecuali dibalik pintu kamarnya.
Siapa yang tidak frustrasi ketika menjalani kehidupan penuh kepalsuan ini ? Tapi ini sudah menjadi kewajibannya sejak dia terlahir menjadi putri dari 'pasangan sempurna' ini.
Iris membuka pintu kamarnya dan melangkah menuju tangga yang sangat indah, menggunakan warna perak sebagai pegangan tangga dan tangga yang terbuat dari kaca.
Tangga yang dibuat melingkar ini memiliki 50 anak tangga yang dibuat dengan detail yang indah, pembangunan rumah ini memakan waktu 5 tahun dengan 40 pekerja yang telah sangat berpengalaman.
Iris melangkah turun dengan hati hati sampai akhirnya tiba dipaling bawah dan ketika dia dipaling bawah sudah ada seorang pelayan wanita yang menunggunya.
"Bi Yani, tas ku sudah dibawa ke dalam mobil ya ?" Tanya Iris.
"Ya, Nona. Tuan memerintahkan untuk datang lebih cepat ke SMA Terang Jaya karena Tuan akan memberikan kata kata pembukaan disana. " Ucap Bi Yani.
"Jadi Iris semobil dengan Papa ? " Tanya Iris lagi.
Bi Yani hanya menganggukkan kepalanya dan Iris tidak bertanya lagi, dari satu kalimat pendek tadi, Iris langsung bisa menyimpulkan bahwa paginya tidak akan membahagiakan.
Begitu dia berada di depan, sudah ada sebuah mobil yang menunggunya dan Bi Yani membukakan pintu untuknya.
"Kenapa kamu lama sekali ?" Tanya George dengan tidak senang karena menunggu selama 5 menit.
"Iris sudah bilang dengan Bi Yani untuk menunggu 5 menit, Iris enggak tahu kalau misalnya akan berangkat dengan papa pagi ini. " Ucap Iris dengan tenang.
George mendengus dan mobil dijalankan dalam keheningan ketika sudah dekat dengan sekolah barunya, George kembali membuka suara.
"Nanti kamu harus bertindak layaknya anak pada umumnya. " Ucap George.
"Ya, Papa tenang aja. Ini bukan pertama kalinya Iris melakukan ini kan ?" Tanya Iris dengan sarkas.
"Dimana mama ? Kenapa enggak ikut ?"Tanya Iris melihat kursi sampingnya yang kosong.
"Mama mu itu sibuk sekali dengan urusannya dan telah berangkat ke Amerika semalam. " Balas George dengan tidak senang.
"Tapikan kita baru sampai di Indonesia kemaren sore dan mama sudah berangkat lagi malamnya ?" Tanya Iris dengan tidak percaya.
Kenapa kedua orang tuanya menjadi semakin egois? Apakah sulit untuk meninggalkan sebuah pesan ? Apakah dia masih memiliki nilai dimata mereka ?
Dia adalah putri mereka, tapi mamanya bahkan tidak mengatakan akan berangkat lagi kemarin dan hanya pergi pergi saja.
"Bukankah itu sudah biasa ? Mama mu tuh engak betah disini, biarin aja. "Balas George dengan acuh tak acuh.
Iris menghela nafas, tampak tertekan dengan semua kegilaan yang ada disini. Tapi ada bagusnya juga, dia tidak akan bertemu dengan kedua orang tuanya ketika akan pergi ke sekolah.
Mobil mereka melaju kearah sebuah pekarangan yang luar biasa besar, benar benar tidak dapat dijelaskan dengan kata kata.
Begitu ramai dan penuh dengan orang orang, Iris merasa sedikit semangat karena akan bertemu dengan orang yang sudah lama tidak ditemuinya.
Siapa lagi jika bukan Galaksi ? Galaksi Putra Wijaya, sama sekali tidak kalah kaya darinya. Galaksi juga bersekolah disini, mereka telah tidak bertemu selama tiga tahun lamanya karena dia menempuh pendidikan di luar negeri.
"Ingat, jangan berteman dengan orang dari kalangan yang lebih rendah. " Ucap George sebelum turun.
Kata kata dari Papanya membuat Iris kembali lesu dan tidak menantikan sekolah barunya, George turun dan membuka pintu.
Iris memasang senyum terbaiknya dan memegang tangan George, ada begitu banyak mata memandang mereka.
Beberapa orang berteriak dan memuji mereka berdua sebagai keluarga yang luar biasa, Iris menundukkan kepalanya dan menunjukkan kerendahan hatinya lalu terus berjalan.
Kepala sekolah dari SMA Terang Jaya secara pribadi menyambut kedatangan George dan Iris dengan wajah yang ceria.
"Tuan Besar Alexandra dan Nona muda Alexandra, ini adalah kehormatanku untuk bisa bertemu langsung dengan kedua tokoh terkenal seperti kalian. " Ucap wanita yang mungkin menginjak usia 28 sampai 30 tahun itu.
Setahu Iris, ini adalah orang yang dipilih oleh Papanya sendiri, wanita ini bernama Pelita dan wajahnya cantik serta natural.
Tampak begitu lemah lembut dan ramah, ada beberapa rumor tidak sedap diantara George dan Pelita, Iris sendiri tidak menutup mata terhadap kemungkinan ini.
Pelita ini adalah seorang janda beranak satu, putrinya juga sekolah disini jika tidak salah. Iris telah menyelidiki orang ini sebelumnya.
Mereka dibawa ke aula dan disana sudah berkumpul semua murid baru, Iris diberikan kursi kehormatan di paling depan dan ada beberapa murid yang lebih tua darinya mengenakan jas berwarna kuning dan biru tua.
Itu adalah pengurus OSIS, yang berarti adalah kakak kelasnya, Iris tidak takut bahwa dia akan mendapatkan bullyan seperti yang sering muncul di televisi.
Bagi Iris, itu adalah hal yang tidak mungkin sama seperti mencoba untuk menarik bintang dilangit. Memang tidak mungkin untuk membully nya secara fisik.
Tapi, itu tidak berarti dengan kata kata. Mulut orang orang beracun, tentu saja Iris tidak bisa mencegah kata kata orang lain yang ditujukan olehnya.
Iris juga seringkali dikucilkan di sekolah lamanya karena takut dengan kendali dari kedua orang tuanya. Pada saat ini, ketika melihat kepala sekolah yang merupakan orang dari Papanya.
Membuat Iris menyadari satu hal, bahwa Papanya memberi peringatan, bahkan dalam sekolah sebesar ini, Papanya masih memiliki kekuasaan yang tak terhingga.
Sehingga apapun yang di lakukannya di dalam sekolah ini akan dengan mudah tersampaikan ke papanya, itu adalah maksud dari papanya.
Iris menonton dengan senyum tapi tidak dengan hatinya, George memberikan beberapa pidato dan beberapa anak dipanggil.
"Ini adalah beberapa anak yang luar biasa berbakat, 8 orang ini masuk ke dalam SMA Terang Jaya dengan beasiswa, benar benar berbakat !" Seru George dengan ramah dan memberikan salam kepada setiap murid yang masuk dengan beasiswa.
George menatap kepada Iris dan Iris sedikit mengangguk sebagai tanda, George menunjukkan bahwa Iris tidak boleh berteman dengan salah satu diantara 8 orang ini.
Pidato terus berlanjut dan sampai akhirnya namanya dipanggil dan Iris melangkah naik ke atas panggung, bahkan jika berdiri di hadapan begitu banyak orang, masih tidak bisa membuat Iris menunjukkan reaksi yang luar biasa.
"Selamat pagi semuanya, saya adalah Iris Putri Alexandra. Salam kenal dengan semuanya, Iris memohon bantuan kalian semua di masa depan, terimakasih. Semoga kita semua bisa berteman dan saling membantu. " Ucap Iris dengan lembut dan tersenyum lalu turun dari panggung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
komentar terbaik
huh? beasiswa = kismin wkwkwk
2023-02-01
0
Yue Ji
up
2022-09-06
1
Melati
sudah mampir thor
2022-09-04
1