"Iris ingin meminta Kak Gala menuruti 3 permintaan dariku. " Ucap Iris dengan serius.
Galaksi menatap ke arah Iris dengan tatapan sinis dan tampak tidak suka dengan kata kata Iris.
Galaksi mendengus, "Katakan apa yang lo mau ?Mau duit sebanyak apa juga gue kasih sebagai gantinya. "
Iris hanya tertawa ringan mendengar sogokan itu, jika menawarkan pada orang lain maka mungkin akan berguna.
Tapi, pada akhirnya ini adalah Iris Putri Alexandra yang sangat kaya dan tidak kekurangan apapun.
"Kak Gala, permintaan pertama dari Iris adalah supaya Kak Gala berhenti bertengkar. Sini duduk, lihat tuh wajah Kakak bengkak semua. " Ucap Iris dengan tulus.
Tapi, uluran tangan Iris ditepis oleh Galaksi. Iris pun tidak memaksa lagi dan hanya menatap Galaksi.
"Baik, akan gue coba sebaik mungkin. " Ucap Galaksi dengan kesal.
"Untuk sementara Iris belum ada permintaan lain, oh ya. Iris juga enggak akan bertanya tentang perubahan sifat Kak Gala sampai Kak Gala sendiri yang cerita. Mungkin dimata Kak Gala, Iris anaknya manja jadi Kak Gala enggak suka dengan Iris. " Ucap Iris dengan senyum pedih sebelum akhirnya bangkit dan berjalan keluar dari UKS.
Sementara Galaksi masih berdiri disana terpaku dan merenungi kata kata Iris yang sebenarnya membuatnya merasa bersalah.
Sementara disisi lain, Iris di panggil untuk menemui kepala sekolah dan sesampainya disana sudah ada George yang menunggu dengan wajah marah.
"Tuan, kami sekali lagi meminta maaf atas kelalaian kami dalam menjaga Nona Iris. " Ucap Pelita sambil membungkuk rendah.
"Jika terjadi sekali lagi maka aku akan memecat mu !" Bentak George lalu menarik tangan Iris dengan kuat.
Iris hanya mengikuti sampai akhirnya tiba di parkiran.
"Papa, sampai kapan Papa mau nahan tangan Iris ? Apakah sampai tangan Iris patah ?" Tanya Iris dengan sarkas.
"Kamu pulang ! Papa akan kasih pelajaran sama kamu !" Bentak George lalu masuk kedalam mobil yang dikendarai oleh Gerrard.
"Papa sudah berulang kali bilang untuk tidak mencampuri urusan Galaksi ! Apakah kamu tahu kalau kamu sudah membuat Papa sangat malu ! Setiap hari, kamu hanya tahu membuat masalah ! Sekarang rekan rekan kerja papa, mengolok olok Papa karena kamu di pukul oleh orang ! " Teriak George.
"Maaf Pa, tapi memangnya kapan sih Iris enggak buat Papa malu ? " Tanya Iris dengan senyum sinis.
"Kamu benar benar berani untuk menjawab Papa seperti itu ! Bukannya malu dan belajar untuk lebih baik ! Dasar anak pembangkang, benar benar tidak layak untuk menjadi anggota keluarga Alexandra ! " Bentak George.
Iris hanya tertawa ringan ketika mendapatkan bentakan ini, jika hanya sekali dua kali , maka dia akan menangis dengan keras dan mengurung diri.
Tapi, ini adalah kesehariannya. Apa yang salah dengan hal tersebut ? Itu telah membuatnya menjadi lebih tahan, ah lebih tepatnya bebal.
Iris menatap kearah depan sementara George terus menerus membentak kesana dan kemari. Kalimat kalimat yang dikatakan oleh George sangat menyakitkan untuk di dengarkan, lalu kenapa dia harus mendengarkan nya ?
"Kamu benar benar mengikuti sifat buruk Diana ! Benar benar tidak patut ! Tidak seharusnya aku menikah dengannya dan menghasilkan anak yang gagal sepertimu !! " Teriak George.
"Papa, daripada terus mengutuk disini , lebih baik turun dan kita akan menyelesaikan semuanya dengan baik baik. Biarkan semua orang melihat." Balas Iris dengan tidak tahan.
Kata kata, anak yang gagal ini telah melukainya. Dia sudah berusaha sebaik mungkin tapi pada akhirnya tidak pernah mendapatkan apresiasi.
"Kamu sudah berani untuk mengancam Papa, hah ?! Lihat saja nanti dirumah, Papa akan membuat kamu menyesal !" Teriak George.
"Lalu ? Papa mau ngurung Iris ? Nampar Iris ? Atau pukul Iris ?" Tanya Iris dengan tawa sinis.
George mendengus marah dan ketika sampai di rumah, George langsung menyeret Iris turun dari mobil tanpa menunggu mobil berhenti dengan baik.
Lalu masuk ke dalam dan mendorong Iris untuk berlutut ke depan, kedua lututnya menghantam tanah dengan keras dan Iris mengeluh sedikit.
Plakkk !
Sebuah tamparan dilayangkan kepada pipinya yang masih bengkak karena tinjuan dari Galaksi tadi.
"Ini untuk kamu yang terus menyahut dan membangkang ! Dasar anak tidak tahu diri ! Apakah kamu tahu bahwa anak yang gagal sepertimu tidak akan bisa hidup tanpa kebaikan ku ?!" Tanya George.
Iris menatap keatas dengan tatapan penuh kebencian dan menatap ke arah George.
"Papa, memang Iris anak yang gagal dan enggak punya kemampuan. Lalu kenapa ? Papa juga berpartisipasi dalam hal ini, apakah Papa ingin mencuci tangan dari kejahatan dalam membuat 'anak yang gagal' ini ?"Tanya Iris.
Iris tidak takut dengan rasa sakit, hanya takut bahwa dia harus memendam semua kata katanya dalam diam.
"Bagus ! Bagus sekali !" Ucap George sambil bertepuk tangan lalu mengambil rotan dan memukul Iris dengan sekuat tenaga di bagian bahu.
Iris langsung tertunduk dan merasakan bahunya mati rasa, Iris menundukkan kepalanya tidak membiarkan orang untuk melihat ekspresinya yang menyedihkan.
"Papa, enggak peduli berapa kali Papa mukul Iris. Iris masih sama dengan kata kata Iris sebelumnya. " Ucap Iris dengan nada yang agak bergetar.
"Pergi ke kamar kamu ! Hukum diri selama 3 hari, cuma boleh makan sekali selama satu hari !" Perintah George dan Iris dipapah oleh beberapa pelayan untuk masuk ke dalam kamar.
"Nona, nanti aku akan mengantarkan makanan lebih. " Ucap salah satu pelayan muda, namanya adalah Alina.
"Tidak perlu, jika kemarin kamu tidak ketahuan maka itu sudah baik. Jangan mempertaruhkan pekerjaan mu untuk 'anak yang gagal' ini. "Ucap Iris dengan senyum sedih.
"Nona adalah orang paling baik dan tegas, Alina tidak akan berani untuk melupakan kebaikan dari Nona karena telah membantu Alina untuk mendapatkan pekerjaan disini. " Ucap Alina sambil membantu Iris untuk duduk.
Iris tidak membalas dan meminta semua orang untuk keluar sementara dia mengunci dirinya sendiri di kamar.
Iris tertawa tawa sendiri dan membuka jendela yang hanya hanya sepetak kecil, tidak seperti kebanyakan jendela lainnya.
Tapi, jendela ini bisa dibuka, Iris memandang pemandangan yang menghadap ke taman ini sambil tertawa tawa dan duduk samping jendela.
"Anak yang gagal ! Betapa baiknya gelar semacam itu ! Ha ha ha ha, aku benar benar tidak bisa menahan tawa ku. " Gumam Iris sambil terus tertawa.
Tangannya terulur lalu mencekik dirinya sendiri, perasaan tercekik ini membuatnya sadar bahwa dirinya masih hidup di dunia ini.
Iris melepaskan cekikannya sendiri ketika dia merasa bahwa dirinya akan kehabisan nafas. Jika orang orangenyebut Iris sebagai murid teladan maka mereka pastilah belum pernah melihat sisi lain Iris.
Iris seperti percampuran antara Malaikat dan Iblis, di depan orang orang akan bertindak begitu lembut, baik dan penuh kasih sayang.
Tapi, ketika dia sendirian, dibalik pintu kamarnya yang dingin dan penuh luka. Dia mengharapkan kehancuran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments