"Didi, gimana kunjungan ke dokter tadi ? Dokternya baik enggak ?"Tanya Iris dengan penasaran walaupun tahu bahwa ular itu tidak akan bisa menjawab pertanyaan nya.
Bukan karena pertanyaannya terlalu sulit melainkan memang itu hanya seekor ular, paling paling hanya mendesis.
Walaupun tidak mengetahui dengan jelas tapi Iris tahu bahwa Didi merasa senang jika ekornya bergoyang goyang.
Jika tidak senang maka kepala Didi akan menunduk dan tampak marah, Didi sendiri merupakan ular yang telah dirawat olehnya selama 3 tahun belakangan ini.
Ini juga dibawa olehnya kemana mana, bahkan jika ke luar Negeri. Iris benar benar menyayangi Didi seperti anggota keluarganya sendiri dan Didi juga menyayangi Iris.
Iris pernah mendapatkan sebuah pertanyaan dari orang orang, alih alih memelihara anjing atau kucing yang lucu, kenapa dia harus memelihara ular ?
Iris tidak pernah memberikan jawabannya di depan umum, tapi sebenarnya itu karena ular bisa terus menerus berganti kulit.
Sama seperti dirinya yang terus menerus berganti wajah, hari ini adalah Dewi yang baik, besok adalah anak yang rajin dan penurut, dan luas adalah murid yang paling dikagumi oleh satu sekolah.
Bukan itu sama seperti ular ? Sekilas terlihat cantik dan indah tapi mematikan, sama seperti Didi yang tampak sangat cantik tapi jika menyerang akan membuat musuhnya meninggal dalam beberapa menit atau bahkan detik.
"Kamu pasti terkejut, biasanya Dokter akan datang kemari tapi sepertinya Dokternya sedang sibuk sementara pengecekan kesehatan mu tidak bisa ditunda. " Ucap Iris sambil mengelus kepala Didi.
Didi sendiri hanya mengeluarkan desisan kecil dan menyenderkan kepalanya di dada Iris, seperti seorang manusia.
Orang orang mungkin tidak percaya bahwa ada ular yang sangat penurut seperti Didi tapi sebenarnya Didi adalah ular yang sangat cerdas.
Hanya dengan beberapa kata dari Iris maka Didi akan mengerti dengan maksudnya dan mengikuti kemauan Iris.
Orang orang menganggap bahwa hewan peliharaannya sangat berbahaya dan tidak umum, tapi menurut Iris , Didi sangat lucu dan menggemaskan.
Didi turun dari pangkuan Iris dan bergerak menuju sebuah bel kecil lalu menekannya dan menimbulkan suara bergerincing.
"Kamu lapar, hm ? Mau makan apa ?" Tanya Iris dengan penasaran.
Didi kembali menekan tombol dua kali yang berarti adalah ayam mentah, Iris mengangguk dan berdiri lalu berjalan menuju ke arah kulkas.
Disana ada sebuah ayam satu ekor penuh lalu Iris menaruhnya ke atas sebuah mangkok besar dan Didi bergerak masuk kedalam mangkok.
Sebenarnya, jika mau maka Didi bisa membuka sendiri kulkas. Tapi, karena telah dilatih oleh Iris dengan keras, maka Didi akan menunggu sampai Iris pulang walaupun sudah kelaparan.
Untuk ukurannya sendiri, Didi makan 2 sampai 3 ekor ayam utuh untuk seharinya. Termasuk agak banyak tapi tidak apa apa, Iris akan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan dari hewan kesayangannya itu.
Melihat bahwa Didi makan dengan lahap lalu tertidur dengan lelap untuk mencerna makanannya, Iris memutuskan untuk tidak menganggu lagi dan duduk di atas ranjangnya dengan pikiran yang berkecamuk.
Lalu membuka handphonenya, jika dia bisa mencari tentang Papanya dan sekretarisnya maka dia seharusnya bisa mencari tentang Galaksi di internet , bukan ?
Tapi, dengan pencarian menggunakan email yang biasanya maka akan dengan mudah dilacak oleh George.
Pertama tama, dia harus membuat akun email yang baru , tapi bagaimana jika ada pelacak di handphone nya ?
Ini bukan rencana yang terlalu baik, Iris memejamkan matanya dan berusaha untuk memikirkan sebuah ide yang cemerlang.
Setelah duduk termenung agak lama, akhirnya Iris menemukan sebuah ide yang akan sangat membantunya dalam hal ini.
Besok adalah pelajaran komputer, dia akan mencuri curi waktu untuk membuka internet dan mencari apa yang diinginkannya.
Keesokan harinya, Iris mengurusi Didi terlebih dahulu di pagi hari lalu menitipkan pada Bi Yani untuk memberikan makan pada Didi.
Iris juga menyadari satu hal bahwa di rumah ini ada sebuah perkerjaan yang paling tidak disukai oleh para pelayan.
Itu adalah memberi makan Didi, semua orang di rumah ini takut dengan Didi. Iris sendiri tidak terlalu perduli dengan tanggapan orang lain.
"Apakah tidak ada yang ingin mengambil tugas ini ?" Tanya Iris dengan dingin di hadapan para pelayan muda yang saling mendorong satu sama lain itu.
"Apakah seperti ini didikan dari Bi Yani ? Apakah aku perlu mengganti tugas ini kepada orang lain ?" Tanya Iris lagi.
Ada sebuah peraturan bahwa apapun yang diminta oleh pemilik rumah adalah hal mutlak, jika melakukan hal ini maka akan melanggar peraturan rumah.
Melihat wajah Iris yang menjadi sangat dingin dan marah, para pelayan ini menjadi takut. Semula mereka berpikir bahwa Iris adalah orang yang ramah dan lembut seperti yang sering ditunjukkan kepada semua orang.
Tapi, akhirnya mereka tahu bahwa Iris tidak sebaik itu dan merupakan orang yang cenderung tegas.
"Maafkan saya, Nona. Ini adalah kelalaian saya, saya akan mengurus hal ini. Nona bisa pergi ke sekolah dengan tenang. " Ucap Bi Yani.
"Bagus kalau begitu, jika sampai aku melihat ada suatu yang salah dengan Didi. Maka akan ku pastikan kalian bernasib sama dengan Didi. " Ucap Iris dengan ancaman lalu berjalan pergi.
Iris naik ke atas mobilnya dan Gerrard sudah menunggunya sejak tadi untuk mengantarnya ke sekolah.
"Tidak baik untuk menggertak seluruh pelayan dengan kasar seperti itu, Nona. Bagaimana jika mereka menyebarkan reputasi buruk terhadap, Nona ?" Tanya Gerrard.
"Tidak biasanya kamu akan membuka suara terhadap hal ini, diantara para pelayan yang aku marahi tadi apakah ada wanita mu ?" Tanya Iris dengan senyum miring.
Iris memangku salah satu kakinya ke atas kaki lainnya dan melipat tangannya di dada. Punggungnya di sandarkan ke jok mobil.
"Nona jangan bercanda terhadap hal semacam ini. " Ucap Gerrard.
"Siapa yang bercanda ? Apakah menurutmu apa yang aku lakukan tadi pagi salah, hm ? Sebenarnya, alasan aku marah bukan karena mereka tidak ingin merawat Didi. Tapi, karena keegoisan mereka dan tidak menyadari tanggung jawab mereka. Jika mereka ingin pilih pilih pekerjaan yang akan mereka lakukan, maka pergi dan jangan melayani rumah kediaman Alexandra !" Ucap Iris dengan panjang lebar.
Tapi, kata katanya masuk akal dan Gerrard menyadari kesalahannya setelah mendengar kata kata Iris.
"Aku bukan orang gila yang akan memarahi pelayan karena hal sepele, tapi jika hal ini dibiarkan terus menerus. Apakah mereka akan membiarkan setiap sudut yang tidak mereka sukai menjadi berdebu ?" Tanya Iris.
"Ya, Nona bijak sementara bawahan ini bodoh dan ceroboh. " Jawab Gerrard.
Iris mengangguk dan tidak memperpanjang masalah ini lagi, Iris juga tidak menyesal karena telah marah tadi pagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Lyra
smangat
2022-09-11
0