6. Bermain Dengan Didi

"Didi, gimana kunjungan ke dokter tadi ? Dokternya baik enggak ?"Tanya Iris dengan penasaran walaupun tahu bahwa ular itu tidak akan bisa menjawab pertanyaan nya.

Bukan karena pertanyaannya terlalu sulit melainkan memang itu hanya seekor ular, paling paling hanya mendesis.

Walaupun tidak mengetahui dengan jelas tapi Iris tahu bahwa Didi merasa senang jika ekornya bergoyang goyang.

Jika tidak senang maka kepala Didi akan menunduk dan tampak marah, Didi sendiri merupakan ular yang telah dirawat olehnya selama 3 tahun belakangan ini.

Ini juga dibawa olehnya kemana mana, bahkan jika ke luar Negeri. Iris benar benar menyayangi Didi seperti anggota keluarganya sendiri dan Didi juga menyayangi Iris.

Iris pernah mendapatkan sebuah pertanyaan dari orang orang, alih alih memelihara anjing atau kucing yang lucu, kenapa dia harus memelihara ular ?

Iris tidak pernah memberikan jawabannya di depan umum, tapi sebenarnya itu karena ular bisa terus menerus berganti kulit.

Sama seperti dirinya yang terus menerus berganti wajah, hari ini adalah Dewi yang baik, besok adalah anak yang rajin dan penurut, dan luas adalah murid yang paling dikagumi oleh satu sekolah.

Bukan itu sama seperti ular ? Sekilas terlihat cantik dan indah tapi mematikan, sama seperti Didi yang tampak sangat cantik tapi jika menyerang akan membuat musuhnya meninggal dalam beberapa menit atau bahkan detik.

"Kamu pasti terkejut, biasanya Dokter akan datang kemari tapi sepertinya Dokternya sedang sibuk sementara pengecekan kesehatan mu tidak bisa ditunda. " Ucap Iris sambil mengelus kepala Didi.

Didi sendiri hanya mengeluarkan desisan kecil dan menyenderkan kepalanya di dada Iris, seperti seorang manusia.

Orang orang mungkin tidak percaya bahwa ada ular yang sangat penurut seperti Didi tapi sebenarnya Didi adalah ular yang sangat cerdas.

Hanya dengan beberapa kata dari Iris maka Didi akan mengerti dengan maksudnya dan mengikuti kemauan Iris.

Orang orang menganggap bahwa hewan peliharaannya sangat berbahaya dan tidak umum, tapi menurut Iris , Didi sangat lucu dan menggemaskan.

Didi turun dari pangkuan Iris dan bergerak menuju sebuah bel kecil lalu menekannya dan menimbulkan suara bergerincing.

"Kamu lapar, hm ? Mau makan apa ?" Tanya Iris dengan penasaran.

Didi kembali menekan tombol dua kali yang berarti adalah ayam mentah, Iris mengangguk dan berdiri lalu berjalan menuju ke arah kulkas.

Disana ada sebuah ayam satu ekor penuh lalu Iris menaruhnya ke atas sebuah mangkok besar dan Didi bergerak masuk kedalam mangkok.

Sebenarnya, jika mau maka Didi bisa membuka sendiri kulkas. Tapi, karena telah dilatih oleh Iris dengan keras, maka Didi akan menunggu sampai Iris pulang walaupun sudah kelaparan.

Untuk ukurannya sendiri, Didi makan 2 sampai 3 ekor ayam utuh untuk seharinya. Termasuk agak banyak tapi tidak apa apa, Iris akan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan dari hewan kesayangannya itu.

Melihat bahwa Didi makan dengan lahap lalu tertidur dengan lelap untuk mencerna makanannya, Iris memutuskan untuk tidak menganggu lagi dan duduk di atas ranjangnya dengan pikiran yang berkecamuk.

Lalu membuka handphonenya, jika dia bisa mencari tentang Papanya dan sekretarisnya maka dia seharusnya bisa mencari tentang Galaksi di internet , bukan ?

Tapi, dengan pencarian menggunakan email yang biasanya maka akan dengan mudah dilacak oleh George.

Pertama tama, dia harus membuat akun email yang baru , tapi bagaimana jika ada pelacak di handphone nya ?

Ini bukan rencana yang terlalu baik, Iris memejamkan matanya dan berusaha untuk memikirkan sebuah ide yang cemerlang.

Setelah duduk termenung agak lama, akhirnya Iris menemukan sebuah ide yang akan sangat membantunya dalam hal ini.

Besok adalah pelajaran komputer, dia akan mencuri curi waktu untuk membuka internet dan mencari apa yang diinginkannya.

Keesokan harinya, Iris mengurusi Didi terlebih dahulu di pagi hari lalu menitipkan pada Bi Yani untuk memberikan makan pada Didi.

Iris juga menyadari satu hal bahwa di rumah ini ada sebuah perkerjaan yang paling tidak disukai oleh para pelayan.

Itu adalah memberi makan Didi, semua orang di rumah ini takut dengan Didi. Iris sendiri tidak terlalu perduli dengan tanggapan orang lain.

"Apakah tidak ada yang ingin mengambil tugas ini ?" Tanya Iris dengan dingin di hadapan para pelayan muda yang saling mendorong satu sama lain itu.

"Apakah seperti ini didikan dari Bi Yani ? Apakah aku perlu mengganti tugas ini kepada orang lain ?" Tanya Iris lagi.

Ada sebuah peraturan bahwa apapun yang diminta oleh pemilik rumah adalah hal mutlak, jika melakukan hal ini maka akan melanggar peraturan rumah.

Melihat wajah Iris yang menjadi sangat dingin dan marah, para pelayan ini menjadi takut. Semula mereka berpikir bahwa Iris adalah orang yang ramah dan lembut seperti yang sering ditunjukkan kepada semua orang.

Tapi, akhirnya mereka tahu bahwa Iris tidak sebaik itu dan merupakan orang yang cenderung tegas.

"Maafkan saya, Nona. Ini adalah kelalaian saya, saya akan mengurus hal ini. Nona bisa pergi ke sekolah dengan tenang. " Ucap Bi Yani.

"Bagus kalau begitu, jika sampai aku melihat ada suatu yang salah dengan Didi. Maka akan ku pastikan kalian bernasib sama dengan Didi. " Ucap Iris dengan ancaman lalu berjalan pergi.

Iris naik ke atas mobilnya dan Gerrard sudah menunggunya sejak tadi untuk mengantarnya ke sekolah.

"Tidak baik untuk menggertak seluruh pelayan dengan kasar seperti itu, Nona. Bagaimana jika mereka menyebarkan reputasi buruk terhadap, Nona ?" Tanya Gerrard.

"Tidak biasanya kamu akan membuka suara terhadap hal ini, diantara para pelayan yang aku marahi tadi apakah ada wanita mu ?" Tanya Iris dengan senyum miring.

Iris memangku salah satu kakinya ke atas kaki lainnya dan melipat tangannya di dada. Punggungnya di sandarkan ke jok mobil.

"Nona jangan bercanda terhadap hal semacam ini. " Ucap Gerrard.

"Siapa yang bercanda ? Apakah menurutmu apa yang aku lakukan tadi pagi salah, hm ? Sebenarnya, alasan aku marah bukan karena mereka tidak ingin merawat Didi. Tapi, karena keegoisan mereka dan tidak menyadari tanggung jawab mereka. Jika mereka ingin pilih pilih pekerjaan yang akan mereka lakukan, maka pergi dan jangan melayani rumah kediaman Alexandra !" Ucap Iris dengan panjang lebar.

Tapi, kata katanya masuk akal dan Gerrard menyadari kesalahannya setelah mendengar kata kata Iris.

"Aku bukan orang gila yang akan memarahi pelayan karena hal sepele, tapi jika hal ini dibiarkan terus menerus. Apakah mereka akan membiarkan setiap sudut yang tidak mereka sukai menjadi berdebu ?" Tanya Iris.

"Ya, Nona bijak sementara bawahan ini bodoh dan ceroboh. " Jawab Gerrard.

Iris mengangguk dan tidak memperpanjang masalah ini lagi, Iris juga tidak menyesal karena telah marah tadi pagi.

Terpopuler

Comments

Lyra

Lyra

smangat

2022-09-11

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. Iris Putri Alexandra
3 2. Enggak Kenal
4 3. Jam Tangan
5 4. Galaksi Putra Wijaya
6 5. Asisten Pribadi
7 6. Bermain Dengan Didi
8 7. Internet
9 8. Permintaan
10 9. Hukuman
11 10. Semoga Bahagia
12 11. Beijing
13 12. Bertemu Diana
14 13. Pelukan Maut
15 14. Perpisahan
16 15. Jung Yena
17 16. Rencana Licik
18 17. Keributan
19 18. Kencan Buta
20 19. Bertemu Didalam Hujan
21 20. Aku, Kamu
22 21. Canggung
23 22. Pergi
24 23. Lelah
25 24. Milikku
26 25. Pernikahan
27 26. Putus
28 27. Hari Pernikahan
29 28. Keluarga Wijaya
30 29. Pulanglah
31 30. Kisah Masa Lalu
32 31. Mengunjungi Kakak
33 32. Keadaan Galaksi
34 33. Keadaan Galaksi II
35 34. Kondisi Iris
36 35. Kondisi Iris II
37 36. Kondisi Iris III
38 37. Sadar
39 38. Bertemu Wijaya
40 39. Aku Mengerti
41 40. Tertekan
42 41. Merawat Diri
43 42. Anggota OSIS
44 43. Ditemani
45 44. Rencana Tawuran
46 45. Ulangan Akhir Semester
47 46. Udara Bebas
48 47.Dibully
49 48. UKS
50 49. Mempertegas
51 50. Negosiasi
52 51. Festival Band
53 52. Festival Band II
54 53. Pembalasan
55 54. Ya, hanya kalian yang mengerti
56 55. Apa Yang Salah?
57 56. Benarkah?
58 57. Kurang Sehat
59 58. Kekhawatiran
60 59. Penyakit
61 60. Penyakit Hati
62 61. Pindah Sekolah
63 62. Menyindir
64 63. Kritis
65 64. Kepergian
66 LEGENDA PEDANG NAGA KEMBAR
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Prolog
2
1. Iris Putri Alexandra
3
2. Enggak Kenal
4
3. Jam Tangan
5
4. Galaksi Putra Wijaya
6
5. Asisten Pribadi
7
6. Bermain Dengan Didi
8
7. Internet
9
8. Permintaan
10
9. Hukuman
11
10. Semoga Bahagia
12
11. Beijing
13
12. Bertemu Diana
14
13. Pelukan Maut
15
14. Perpisahan
16
15. Jung Yena
17
16. Rencana Licik
18
17. Keributan
19
18. Kencan Buta
20
19. Bertemu Didalam Hujan
21
20. Aku, Kamu
22
21. Canggung
23
22. Pergi
24
23. Lelah
25
24. Milikku
26
25. Pernikahan
27
26. Putus
28
27. Hari Pernikahan
29
28. Keluarga Wijaya
30
29. Pulanglah
31
30. Kisah Masa Lalu
32
31. Mengunjungi Kakak
33
32. Keadaan Galaksi
34
33. Keadaan Galaksi II
35
34. Kondisi Iris
36
35. Kondisi Iris II
37
36. Kondisi Iris III
38
37. Sadar
39
38. Bertemu Wijaya
40
39. Aku Mengerti
41
40. Tertekan
42
41. Merawat Diri
43
42. Anggota OSIS
44
43. Ditemani
45
44. Rencana Tawuran
46
45. Ulangan Akhir Semester
47
46. Udara Bebas
48
47.Dibully
49
48. UKS
50
49. Mempertegas
51
50. Negosiasi
52
51. Festival Band
53
52. Festival Band II
54
53. Pembalasan
55
54. Ya, hanya kalian yang mengerti
56
55. Apa Yang Salah?
57
56. Benarkah?
58
57. Kurang Sehat
59
58. Kekhawatiran
60
59. Penyakit
61
60. Penyakit Hati
62
61. Pindah Sekolah
63
62. Menyindir
64
63. Kritis
65
64. Kepergian
66
LEGENDA PEDANG NAGA KEMBAR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!