Bab19
Mami Desi menyusul Estu yang berjalan cepat ke arah belakang. Tangan Estu berhasil diraih oleh Mami Desi.
"Estu anak Mami yang paling cakep. Kamu tidak begini loh sebelumnya. Kenapa kamu seakan tergila-gila oleh wanita itu?" keluh Mami Desu.
"Dia tanggung jawab Estu, setidaknya harus diperlakukan dengan baik, karena telah membantu," ucap Estu, tegas.
"Ya, biarkan saja. Nggak usah dicari. Kalau dia sedang tidur atau sedang istirahat, bukankah itu lebih baik?"
"Ayo! Keburu siang." Mami Desi terus menariknya Estu.
Dan kini Estu tidak bisa berbuat apa-apa lagi, dia mengikuti apa kemauan Maminya.
***
Sementara itu Kinasih yang baru tersadar kalau dia bangun kesiangan. Sinar matahari yang masuk lewat celah jendela membangunkan dirinya.
"Astagfirullah! Aku u kesiangan!" Kinasih buru-buru bangun, langsung membuka jendela.
Kemudian dia mencari handuk, ternyata tasnya belum dibongkar semua. Semalam Kinasih lelah sekali, tidur pukul tiga setelah perjalanan jauh. Selain itu juga perlakuan yang kurang menyenangkan di Wastu Hestama, sehingga energinya benar-benar terkuras.
Dengan segera Kinasih langsung mandi merapikan kamarnya, kemudian pergi ke dapur.
Apalagi yang akan dilakukannya selain membantu pekerjaan para pelayan di rumah itu?
"Akh!"
Saat menuju pintu dapur, Kinasih bertubrukan dengan pelayan yang membawakan minuman untuk Papi Hestama.
"M-maaf Mbak, saya nggak sengaja," panik Kinasih, ketakutan.
"Yah ...! Jadi harus buat lagi," ucap pelayan tersebut.
"Biar saya bantu, Mbak," pinta Kinasih langsung mencari kain lap di area dapur, tapi dia tidak menemukannya.
"Mba Kinasih tendang dulu. Biar aku yang melakukannya dari pada menambah pekerjaan," ucap pelayan tersebut.
Kinasih akhirnya diam, duduk di kursi yang ada di sana. Benar juga, dia belum tahu di mana letak-letak peralatan di rumah itu. Apanya yang harus dibantu? Yang ada malah merepotkan para pelayan yang sedang sibuk dengan tugas masing-masing, jika Kinasih banyak tanya.
"Tapi Mbak, maaf banget. Aku sungguh tidak sengaja," ucap Kinasih merasa bersalah.
"Tenang saja," ucap pelayan itu singkat.
"Kalau boleh ada yang bisa dibantu, aku harus melakukan apa ya mbak?" tanya Kinasih kembali.
"Tanya sama Marni," ucap pelayan itu yang Kinasih belum tahu siapa namanya.
"Mbak Marni?" tanya Kinasih asal menyapa.
Kinasih tidak tahu mana yang namanya Marni, karena di dapur itu ada tiga pelayan lagi selain pelayan yang ditabrak olehnya.
Salah satu pelayan yang menggunakan jilbab menoleh.
"Em, saya harus membantu apa?" tanya Kinasih dengan seulas senyum.
"Sebenarnya pekerjaan ini sudah biasa kami tangani, tapi kalau Mbak Kinasih mau membantu, Mbak bisa mengupas bawang-bawang ini," ucap Marni, kemudian membawa satu kantong bawang merah ke hadapan Kinasih.
"Semuanya Mbak?"
Marni hanya mengangguk.
Tanpa banyak tanya Kinasih mengupas bawang itu. Dalam benaknya berpikir bahwa sebanyak itu untuk apa? Apakah akan diadakan acara syukuran di sini? Bawang itu kurang lebih ada dua kilo, karena satu kantong plastik ukuran besar.
Kinasih tidak tahu bahwa bumbu-bumbu di rumah itu tidak pernah mendadak dikupas, maka pelayan tidak pernah berhenti bekerja, selalu saja ada kegiatan.
Saat mereka selesai masak, maka mereka akan mencari pekerjaan lain sebagai kesibukan.
Salah satunya seperti mengupas bawang merah, bawang putih atau membuat bumbu racikan. Agar nanti saat masak tidak repot mengupas kembali atau mengulek bumbu.
Saat di dapur, mereka sudah selesai dengan makanan, lalu akan lanjut membersihkan dapur sebersih-bersihnya.
Jika di rumah orang biasa, kadang kolong kompor, meja, belakang kulkas atau sudut-sudut jendela akan ada debu dan noda hitam, bekas minyak, lantai lengket tak sengaja kena tetesan makanan yang belum sempat dibersihkan. Kemudian lap yang penuh minyak.
Kan tetapi di Wastu Hestama tidak ada hal seperti itu seluruhnya. Setiap hari bersih.
Seluruh sudut dapur tiap hari tidak ada satu titik pun noda.
Begitupun dengan pelayan lainnya yang ditugaskan untuk merawat ruang tengah dengan ruang keluarga, kamar, pokoknya seluruh lantai bawah, setiap ruangan Lantai dua dan lantai tiga beda lagi pelayannya.
Tugas di luar pun ada tiga orang yang khusus mengurus tanaman, mengurus kebersihan halaman dan mengurus hewan peliharaan.
Hewan peliharaan di Wastu Hestama ada beberapa burung dengan kandang besar, manusia pun bisa masuk ke kandang itu.
Lalu beberapa jenis ayam langka serta kolam ikan hias.
Terdapat empat security jaga. Dua security menjaga dari pagi sampai petang sedangkan dua security lagi menjaga dari petang sampai pagi. Mereka gantian sif.
Kinasih akan lama untuk menghafal orang-orang rumah di sana, karena terlalu banyak. Sedangkan bertemu pun sepertinya jarang jika Kinasih hanya sibuk di dapur atau ruang tertentu saja.
Kinasih melihat pelayan yang tadi ditabraknya membawakan sebuah minuman, entah mau dibawa kemana.
"Mbak, boleh aku yang bawa?" tanya Kinasih.
"Kamu kan belum selesai mengupas," ucap Mbak tersebut.
"Sambil Aku ingin tahu seluk beluk rumah ini," jawab Kinasih.
"Ya sudah kamu ikut aku."
"Tapi, kalau aku hanya ikut. Nanti kalau ada yang nanya gimana? Tidak ada kerjaan aku di sini, hanya mengekor aja," Kinasih ragu, takut ada yg berprasangka buruk padanya.
Baca juga novel saya "Oh... Bunga Lain CEO." ya ... sambil menunggu yang ini update. Ada give away loh, di sana.
Terima Kasih. Jangan lupa supportnya ya. Like, komen, favorit, vote dan tipsnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments