CH 19

Keesokan harinya saat sarapan Ray mengatakan pada Bela, kalau hari ini bu Santi akan kembali kerumah.

"Memangnya selama ini Mami dimana?" tanya Bela

"Mami ada di pesantren, mami sedang fokus belajar agama. Dan rencananya kalau Mami mau hari ini Ray akan bawa Mami pulang ke rumah. Biar kamu juga ada temannya, kalau aku kerja" ucap Ray

"Mami di pesantren?" Bela terkejut mendengar mertuanya ada di pesantren.

Bela yang tau mertuanya dulu seperti apa, rasanya seperti hal yang mustahil jika saat ini mertuanya sedang mempelajari ilmu agama. Tapi didunia ini tidak ada yang tidak mungkin jika Alloh sudah berkehendak. Dan beruntunglah orang yang bisa mendapatkan hidayah dari Alloh. Karena Alloh hanya memberikan hidayah kepada dia yang dikehendaki.

Tapi hidayah pun tidak datang begitu saja kepada seseorang, namun hidayah itu perlu kita jemput.

"Iya semenjak Papi tidak ada, Alhamdulillah Mami sekarang sadar, kalau hidup didunia ini hanya sebentar, dan karena itu Mami tidak ingin menyia-nyiakan hidup yang sebentar ini hanya untuk mengejar dunia. Kalau boleh Ray berharap, Ray pun berharap hal yang sama padamu Bel. Ray sangat berharap semoga Alloh juga memberikan hidayahNya untuk kamu" ujar Ray mentap tajam Bela

Bela hanya diam tak menjawab, karena Bela sendiri masih tidak tau apa yang harus dilaksanakan. Ada keinginan itu tapi Bela seakan masih takut dan belum siap dengan perubahan.

Setelah makan Ray berpamitan akan ke pesantren untuk menjemput Mami nya.

"Ray, apa kamu yakin Mami bisa memaafkan aku? Ray jujur aku takut bertemu Mami" ujar Bela

Ray tersenyum dan jongkok didepan Bela menggenggam tangan Bela

"Kamu istriku, Mami pasti akan memaafkan kamu" ujar Ray menenangkan Bela

"Ray, aku sudah berbuat jahat. Aku sudah mengecewakan Mami. Mami pasti sangat membenciku" ucap Bela ketakutan

"Kamu tidak perlu mengkhawatirkan semua itu, karena biar bagaimana kesalahan yang kamu harus kamu hadapi. Dan kesalahan kepada manusia hanya bisa ditebus dengan meminta maaf secara langsung kepada orang yang kamu sakiti, jangan mencoba menghindari tapi coba untuk menghadapi dengan meminta maaf. Jika Mami nanti meluapkan kemarahannya kamu harus bisa menerima semua itu, karena itu konsekuensi yang harus kamu terima, apapun konsekuensinya kamu harus menerimanya "ucap Ray

Sebenarnya Ray juga memahaminya ketakutan Bela hanya saja, Ray sengaja mengatakan semua itu agar Bela sadar dengan keslahan apa yang selama ini itu dia laki, bukanlah kesalahan yang kecil.

Bela harus belajar mengakui kesalahan.

"Ray, Papi meninggal karena aku ya?" tanya Bela menundukkan kepalanya

"Papi meninggal karena memang sudah kehendak Alloh. Sudahlah jangan terlalu banyak berpikir, aku harus segera berangkat. kamu mau diluar dulu atau mau ke kamar?" tanya Ray

"Aku mau ke kamar saja" ucap Bela

"Baiklah, aku antar kamu ke kamar" ucap Ray mendorong kursi roda Bela

Sesampainya dikamar Ray membopong tubuh Bela dari atas kursi roda dan merebahkan tubuh Bela pada ranjangnya.

"Kalau kamu butuh apa-apa, atau mau kekamar mandi. Sebaiknya kamu panggil bik Siti untuk membantu kamu, dan hari ini. Akan ada perawat baru dari rumah sakit yang akan menjaga dan merawat kamu" ucap Ray

"Ray kenapa kamu lakukan ini semua? aku disini hanya akan merepotkan kamu saja. Ceraikan saja aku Ray" ucap Bela meneteskan air mata

Semakin baik Ray, hati Bela merasa semakin sedih.

"Kita bahas lain kali saja, aku harus segera pergi Assalamu'alaikum" ucap Ray memberikan tangannya pada Bela

Dengan Ragu Bela meraihnya.

"Yang benar seperti ini, jika suami pamit" ucap Ray menciumkan tangannya pada bibir Bela

dan kali pertamanya Bela mencium tangan Ray membuat Bela salah tingkah dan wajahnya memerah.

Ray juga menarik kepala Bela perlahan dan mendaratkan ciuman mesra pada kening Bela

"Ray" ucap Bela membulatkan matanya

"Kenapa?" tanya Ray melihat Bela

"Kamu.. " ucap Bela

"Kamu lupa, kamu istriku. Dan kamu halal untukku" ucap Ray berlalu

Bela mentap punggung Ray hingga tak terlihat lagi, dan tanpa disadari bibirnya tersendiri. Tapi itu tak bertahan lama karena senyum itu hilang ketika Bela melihat kakinya.

"Aku tidak berhak bahagia, aku tidak pantas mendapatkan semua ini.aku hanya akan menjadi beban untuk Ray. Ray terlalu baik dan tidak pantas untuk wanita sepertiku, Ray harus menceraikan aku" gumam Bela terisak

Dret... dret...

Panggilan masuk dari pak Bobby

"Hallo pi" ucap Bela menjawab panggilan

"Bela, bagaimana keadaan kamu sayang? apa Ray menyakiti kamu? kenapa telpon kamu dari kemarin tidak bisa dihubungi?" cerca pak Bobby

"Bela baik Pi, Ray juga tidak menyakiti Bela seperti yang kita khawatirkan. Justru Ray merawat Bela dengan sangat baik"

"Kamu tidak membohongi Papi kan? lalu kenapa ponsel kamu dari kemarin tidak bisa dihubungi?"

"Maaf Pi, kemarin ponsel Bela kelupaan ngisi daya. Bela tidak bohong pi, Ray memperlakukan Bela dengan sangat baik. Bahkan ini semua diluar dugaan Bela."

"Kamu serius sayang? setelah apa yang kita lakukan, Ray tidak menyakiti kamu?" tanya pak Bobby penasaran

"Tidak Pi, Ray memperlakukan Bela layaknya seorang istri. tapi justru itu semua membuat Bela merasa sedih. Bela merasa berdosa. Setelah apa yang selama ini Bela lakukan, kenapa Ray tidak membalasnya. Bela lebih baik diperlukan tidak baik dan diceraikan Ray dari pada di perlakuan seperti ini, Bela tidak pantas diperlakukan sebaik ini. Bela ini orang jahat hiks.. hiks... " tangis Bela pecah

"Bela, kamu tidak salah. Papi yang salah. Papi yang menempatkan kamu diposisi seperti ini. Maafkan Papi Bel, maafkan Papi"

Pak Bobby menghela nafas, ada perasaan lega Bela baik-baik saja, bahkan saat mendengar putrinya diperlakukan seperti seorang istri. Tapi tidak bisa dipungkiri, pak Bobby juga diselimuti perasaan bersalah karena sudah menyakiti dan mendzolimi orang yang salah.

Seandainya bisa memutar waktu, pak Bobby akan tetep menjodohkan Bela dengan Ray tapi pak Bobby tidak akan menghancurkan bisnis keluarganya, melainkan akan membina hubungan yang baik dengan keluarga Ray. Namun semua sudah menjadi bubur,dirinya terlanjur melakukan kesalahan yang sangat besar. Bahkan karena kesalahannya itu, pak Yudha harus mengalami serangan jantung hingga akhirnya menghembuskan nafas untuk yang terakhir kali.

"Pi, Bela malu. Bela sudah berbuat jahat. Bahkan Bela mengkhianati pernikahan Bela tapi Ray tidak pernah menyinggung soal itu. Ray memperlakukan Bela seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Bela malu pada diri Bela sendiri. Bahkan disaat laki-laki yang Bela perjuangan selama ini justru meninggalkan Bela disat tau kondisi Bela yang seperti ini, tapi Ray laki-laki yang dengan terang-terangan Bela sakiti justru dengan tulus merawat Bela. Bela malu pi, Bela malu" pungkasnya

^Happy Reading^

Terpopuler

Comments

Upi Arbi

Upi Arbi

kamu malu Bel? tutupan paci aja😁

2022-09-26

1

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

klu kamu malu kamu hrs mulai berubah diri kamu bella..kamu hrs lbh bailg jangan berhianat lg sm ray..

2022-09-11

0

Nurlaili Nurlaili

Nurlaili Nurlaili

lanjut Thor semangat💪🤗

2022-09-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!