CH 11

Hari pertama Ray masuk kerja diperusahaan Mami nya yang sedang dalam keadaan tidak baik

Ray mengangkat gagang telpon dan menghubungi winda sekertaris sekaligus orang kepercayaan Bu Santi

"Winda masuk ke ruang saya" ucap Ray dan kembali meletakkan gagang telpon nya

Tak lama kemudian Winda masuk kedalam ruang kerjanya

"Winda tolong berikan saya laporan keuangan perusahaan ini dari dua tahun yang lalu, dan berikan saya daftar perusahaan mana saja yang selama ini bekerjasama dengan perusahaan ini. Ingat jangan sampai ada yang terlewat!" ucap Ray

"Baik Pak" jawab Winda

"Satu lagi, tolong kumpulkan semua dewan direksi, saya akan mengadakan rapat siang ini juga"

"Baik Pak, lalu bagaimana dengan para pekerja yang saat ini sedang demo di depan Pak?" tanya Winda

"Sebentar lagi saya ke sana. Dan mencoba menenangkan mereka"jawab Ray

"Tapi sepertinya akan sangat berbahaya Pak, mengingat saat ini mereka sedang dalam keadaan emosi Pak" ujarnya

"Tidak apa-apa itu sudah resiko yang harus saya hadapi. Ya sudah kamu bisa keluar dan tolong segera bawa kesini berkas-berkas yang saya minta"

"Baik Pak, permisi" ucap Winda berlalu

Ray berjalan keluar didampingi beberapa karyawan dan security menemui para pekerja yang berdemo menuntut pembayaran gaji.

"Bayarkan gaji kami, bayar gaji kami" teriak para pendemo

"Tenang semuanya, tenang! Pak Ray anak dari Bu Santi akan menemui kalian" ucap security dalam bahasa Inggris

"Selamat siang semuanya, perkenalkan Saya Ray anaknya Santi. Dan mulai saat ini saya yang akan menyelesaikan masalah yang saat ini kita hadapi" ucap Ray didepan pendemo

Ray berdiri tegak menggunakan setelan jaz warna navy dan kaca mata hitamnya tampak gagah dan sangat berwibawa

"Kami mau gaji kami dibayarkan" teriak pekerja lagi

"Saya janji, gaji kalian akan segera dibayarkan. Kalian tidak perlu khawatir. Kalian juga bisa kembali bekerja dan saya pastikan pabrik akan beroperasional seperti biasanya" ucap Ray

Para pekerja sekarang tenang, karena tuntutan dan keinginannya sudah dipenuhi dan dijawab oleh Ray, pemimpin perusahaan yang baru.

Ray kembali ke dalam kantor nya dan melihat tumpukan laporan keuangan yang sudah ada di mejanya.

Satu persatu Ray melihat laporan keuangan dan mempelajarinya.

"Hufftt.... " Ray menghela nafas

Dengan mengucap "Bismillah" Ray menghubungi mitra kerja perusahaan Mami nya selama ini dan membuat janji untuk memberikan proposal kerja sama yang baru.

Dan siang ini Ray juga tampak mengumpulkan anggota dewan direksi untuk membahas kelanjutan perusahaan dan sistem kerja yang baru. Ray sebagai pimpinan yang masih muda memberikan inovasi baru dan perubahan disetiap sistem yang selama ini dilakukan oleh Mami nya.

Gebrakan baru di industri ini yang membuat para dewan kagum dan yakin ditangan Ray perusahaan pasti mampu melewati krisis ini.

Selama satu minggu ini Ray kesana kesini menemui para investor satu demi satu untuk memberikan proposal dan membicarakan kerjasama.

Ray berusaha menjalankan bisnisnya sesuai syari'at islam dengan perjanjian kerja yang saling menguntungkan dan tidak memberatkan satu sama lain. Dengan kerjasama sesuai dengan syari'at ternyata membuat para investor juga mulai tertarik untuk kembali bekerjasama dengan perusahaan Ray. Meskipun tidak semuanya, karena nyatanya Ray pun banyak menerima penolakan.

Setiap kali bertemu investor dan setiap kali ditolak Ray selalu sabar dan tidak menyerah hingga akhirnya ada satu investor asing yang mau bekerjasama dengan perusahaan Ray.

Sekarang sudah hampir dua minggu dirinya di Singapura tapi dirinya belum juga menemui Bela. Karena pikiran dan waktunya fokus untuk perusahaan.

***

Dirumah sakit

Berkali-kali Bela berusaha menghubungi Brian tapi panggilan selalu dialihkan. Dan selama dua minggu lebih juga Brian sekalipun tidak pernah menampakkan batang hidungnya dirumah sakit.

Brian seolah hilang ditelan bumi, tak ada kabar sedikitpun.

"Kamu kenapa Bel? apa Brian belum menghubungi kamu juga?" tanya Pak Bobby

"Belum Pi" ucap Bela lirih dan menggelengkan kepala

"Kurang ajar Brian, berani dia mempermainkan kamu, lihat saja Papi akan beri dia pelajaran" ujar Pak Bobby

"Sudahlah Pi, biarkan saja. Bela juga sudah tidak mengharap Brian lagi. Untuk apa Papi repot-repot memberi Brian pelajaran, Brian bukan anak kecil yang harus dipaksa untuk tetep bersama dengan Bela. Dengan seperti ini Bela tau kalau ternyata Brian tidak setulus yang Bela sangka. Lagian Brian seperti ini kan karena Papi juga" ucap Bela

"Apa maksud kamu? kenapa kamu menyalahkan Papi?" Pak Bobby tidak terima dengan tuduhan Bela

"Seandainya Papi dari awal menyetujui hubungan kita, mungkin semua ini tidak akan terjadi. Sekarang Papi lihat sampai detik ini saja status Bela ini masih istri sahnya Ray. Jadi percuma kan Papi mau kasih pelajaran buat Brian, karena biar pun Brian balik kesini sama Bela pun percuma. Kita tidak bisa menikah" ucap Bela

"Bela, maafkan Papi. Papi hanya ingin yang terbaik untuk kamu" ucap Pak Bobby

"Lebih tepat untuk perusahaan Papi" timpal Bela dengan tatapan mata menerawang menatap dinding kaca rumah sakit

"Bel, jangan bilang seperti itu. Perusahaan pun nantinya buat kamu" ucap Pak Bobby

"Buat Bela? Papi lihat kondisi Bela seperti apa sekarang? dengan kondisi Bela yang seperti ini, apa Papi yakin Bela masih bisa memimpin perusahaan Papi? menggerakkan kaki saja Bela tidak mampu Pi" ucap Bela terisak

"Jangan menyerah Bela, Papi pasti bisa mencarikan dokter terbaik yang bisa menyembuhkan kamu. Dan masalah kamu dan Ray, Papi akan segera menyewa pengacara terbaik untuk mengurus perpisahan kalian" ucap Pak Bobby

Perasaan bersalah menyelimuti hati Pak Bobby, mungkin saat ini pak Bobby sedang berbangga diri memiliki perusahaan yang begitu sukses dengan hasil haram karena menikahkan putrinya demi mendapatkan saham perusahaan dan perlahan menarik hati investor untuk beralih dan bekerjasama dengan perusahaan baru mereka.

Tapi sekarang, melihat putri cantiknya tak berdaya diatas kursi kesakitan yaitu kursi roda, hati orang tua mana yang tidak hancur. Sekarang seolah apa yang didapat, perusahaan yang megah harta yang berlimpah tidak ada gunanya.

Hanya ingin kembali melihat putri kecilnya tersenyum dan bahagia seperti dulu, itu yang ada dipikirkan Pak Bobby sekarang ini.

"Bel, Papi menyesal. Maafkan Papi" ucap Pak Bobby seraya menyeka air matanya, hatinya terasa pedih melihat putrinya putus asa seperti ini

Bela yang biasanya ceria, penuh percaya diri. Kini hanya menjadi gadis yang pendiam dan selalu murung. Tak ada lagi senyum manis dan kecerian yang menghiasi raut wajahnya.

"Papi tidak perlu minta maaf lagi. Mungkin ini semua karena dosa Bela pada Ray, hingga Tuhan menghukum Bela seperti ini" ucap Bela

^Happy Reading^

Jangan lupa, like, Coment dan Vote nya ya🙏dukungan kalian sangat berarti bagi thor. terimakasih🙏😍🥰

Terpopuler

Comments

Tati Suwarsih Prabowi

Tati Suwarsih Prabowi

sdh kn musibah baru nyesel...kmrin2 ktaw2

2023-05-04

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

sekarang aja sadar merasa berdosa dan merasa bersalah sm ray..dulu kmn aja bel kamu dengan banggay berbuat dosa sm brian..dan skrng dia meninggalkn kamu..smg aja ray ga mau balikn sm bella..lanjuut thoor upy jngn kelamaan..

2022-09-08

0

Yani

Yani

Mending kdmu sadar diri Bela

2022-09-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!