CH 17

Sesampainya di sebuah rumah mewah bergaya Eropa, Ray turun dari mobilnya dan tiba-tiba tanpa berkata apa-apa membopong tubuh Bela

"Ray, Ray turunkan aku. Biarkan aku duduk dikursi roda" teriak Bela namun lagi-lagi Ray tak menghiraukan dan terus melangkah masuk kedalam rumah

"Assalamu'alaikum" ucap Ray saat masuk kedalam rumah

"Walaikumsalam den Ray, non Bela" Jawab bik Siti

"Kamar ku sudah siap bik?" tanya Ray

"Sesuai perintah den Ray, kamar den Ray sudah bibik pindahkan di bawah" jawab bik Siti dan Bela mentap waiah Ray

"Terimakasih bik" ucap Ray berlalu

Sehari sebelum pulang kerumah Ray memang menelpon bik Siti untuk memindahkan Barang-barangnya ke kamar bawah. Ray juga sudah menceritakan keadaan Bela pada bik Siti di telpon.

Dikamar Ray menurunkan Bela diatas ranjangnya dengan pelan dan mengangkat kaki Bela diatas ranjang serta menyelimuti kaki Bela.

Tak ada suara, keduanya saling diam hingga Bela kembali bertanya

"Sejak kapan kamu tau kalau aku lumpuh? aku tidak percaya kalau kamu baru mengetahuinya tadi saat dibandara. Sejak tadi kita dibandara aku tidak melihat kamu memegang ponsel, tapi sesampainya kita dirumah kamar ini sudah siap. Dan tadi bibik mengatakan kamu yang menyuruh memindahkan kamar kamu dibawah. Jadi sebenarnya sejak kapan kamu mengetahui kalau aku lumpuh?" tanya Bela mentap Ray

"Sejak kamu masih dirumah sakit" jawab Ray singkat

"Jadi sudah lama kamu mengetahui kondisiku yang seperti ini?" kembali Bela bertanya

"Iya, sudah sejak lama" jawab Ray seraya melepaskan jam tangan dan menyimpannya didalam laci

"Lalu kenapa kamu malah membawa aku pulang ke rumah. Apa sebenarnya yang kamu inginkan dariku?"

"Kamu tanya apa yang aku inginkan dari kamu?" Ray mendekat dan terus mendekat hingga hampir tak ada jarak lagi antara dirinya dan Bela

"Berhenti, kamu mau apa?" Teriak Bela menutup matanya

"Aku mau kamu" jawab Ray

Bela membuka matanya dan tercengang ketika membuka matanya dan ternyata Ray meraih obat yang ada dilaci nakas dan memberikannya pada Bela

"Kamu pikir, apa yang akan aku lakukan?" tanya Ray tersenyum menyeringai

"Ini, bagaimana kamu bisa dapat obat ini? bukankah obatku ada sama Papi?"

"Aku suami kamu, aku akan bertanggungjawab merawatmu. walaupun obat kamu tertinggal disana, aku pastikan kamu akan tetep minum obat yang sama" ucap Ray memasukkan obat kemulut Bela dan memberikan segelas air

"Bukankah kamu membawaku kesini agar bisa balas dendam dan menyakitiku? kenapa kamu malah memberikanku obat?"

"Tentu saja biar kamu sembuh dulu, tidak asyik kan menyakiti orang sakit? jadi aku ingin kamu segera sembuh biar aku bisa balas dendam" ucap Ray tersenyum menyeringai

Karena sudah waktunya sholat Ashar Ray kekamar mandi untuk mengambil air wudhu

Ray menggelar sajadah dan melakukan sholat wajib empat rokaat.

Ray hari ini memang sengaja tidak ingin langsung memaksa Bela untuk sholat Ray ingin membuka hati Bela secara perlahan

"Seandainya aku menikah dengan kamu saat aku masih suci, aku pasti akan menjadi wanita yang paling beruntung dimuka bumi ini. Kamu laki-laki yang baik, ganteng dan taat beribadah. Tapi aku cukup sadar diri kalau aku bukan wanita yang cocok untuk kamu" batin Bela.

Setelah salam dan berdoa Ray kembali melipat sajadahnya. Dan berganti pakaian dengan kaos yang lebih santai serta celana pendek.

Tatapan Bela seakan tidak ingin berpaling dari Ray, melihat Ray yang begitu tampan bohong jika Bela tidak tertarik.

Ray yang merasa capek setelah melakukan perjalanan yang cukup panjang merebahkan tubuhnya disamping Bela dan memejamkan matanya

"Ray, Ray" Bela menggoyangkan tubuh Ray

"Apa sih Bel?" jawab Ray sambil memejamkan matanya

"Kok, kamu malah tidur disini"

"Ini kan memang kamarku, terus aku harus tidur dimana kalau tidak disini?"

"I-Iya tapi kan aku juga mau tidur Ray"

"Ya sudah tidur, kenapa harus ganggu aku tidur" jawab Ray

"Ya gak bisa gitu dong Ray"

"Bela, debatnya nanti saja. Aku capek banget mau tidur" ucap Ray kembali memejamkan matanya

Kali ini Bela mengalah dan menatap wajah Ray yang sedang tertidur pulas.

Saat jam makan malam Bela membangun Ray untuk makan malam

"Ray bangun, sudah malam. Bibik sudah memanggil untuk makan malam tadi" ucap Bela

"Hoam" Ray menggeliat matanya masih terasa berat

"Jam berapa sekarang?" tanya Ray

"Jam 7" jawab Bela

"Astaghfirullah Bela, kenapa tidak membangunkan aku untuk sholat magrib tadi?" Ray bergegas bangun dari tempat tidurnya dan mengambil air wudhu

Barangsiapa yang terlewat sholat karena tidur atau karena lupa, maka ia wajib sholat ketika ingat” HR. Al Bazzar 13/21, shahih).

Setelah selesai mengqhodo sholat Ray mengajak Bela untuk makan malam tapi Bela tidak lantas setuju karena Bela ingin buang air kecil dan ingin mandi untuk membersihkan dirinya yang terasa lengket.

"Em.. Ray, aku, aku" ucap Bela ragu

"Kamu kenapa Bel?"

"Aku harus mandi, badanku lengket" ucap Bela ragu

"Oow kamu mau mandi, ya udah ayo mandi. Aku bantuin ya" ucap Ray santai

"Hah.. kamu mau bantuin aku mandi? gila kamu Ray. Gak, gak" ucap Bela

"Ya sudah mandi aja sendiri kalau gak mau dibantuin" Jawab Ray

"Aku mau keluar dulu" ucap Ray lagi dan berdiri

"Tunggu" panggil Bela menghentikan langkah Ray

"Kenapa berubah pikiran?" tanya Ray

"Tolong panggilkan bibik" ucap Bela

"Kamu mau bik Siti tau hubungi kita sedang tidak baik, sampai mandi pun harus dengan orang lain. Bukankah wajar kalau suami membantu istrinya mandi?"

"Iya, Ta-tapi kita kan_" ucapan Bela terhenti ketika tubuhnya tiba-tiba sudah melayang karena dibopong Ray menuju kamar mandi

Didudukan nya Bela disana

"Bisa buka baju sendiri atau aku yang bantu Bukakan?" tawar Ray

"Aku bisa sendiri kamu keluar saja, kalau sudah selesai aku akan panggil kamu" ucap Bela

Ray sebenarnya ragu Bela bisa melakukannya sendiri, tapi Ray ingin memberi ruang untuk Bela dan membiarkan Bela mandi sendiri

Ray keluar tapi Ray menunggu Bela di depan pintu kamar mandi, dalam hatinya Ray sangat khawatir dengan Bela.

Bruk..

"Aawww.. " Teriak Bela dari dalam kamar mandi

"Bela.. Bela.. " teriak Ray dan berlari menghampiri Bela

"Tutup mata kamu Ray, aku tidak pakai baju" teriak Bela panik dan menyilangkan tangannya di depan dada

Tapi Ray tidak mendengarkan Bela dan langsung mengangkat tubuh Bela, kembali mendudukkan Bela dan perlahan memandikan Bela.

"Ray, kenapa kamu tidak menutup mata kamu" protes Bela

Ray diam dan menatap Bela

"Bel, apa yang ada pada diri kamu halal untukku" jawab Ray

^Happy Reading^

Terpopuler

Comments

Adiwaluyo

Adiwaluyo

sungguh lucu bela

2022-11-11

1

Yani

Yani

Bela cerewet banget

2022-09-10

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

ya allah ray baik bngt..lanjuut thoor

2022-09-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!