CH 2

Pagi ini Ray memutuskan untuk terbang ke Singapura, Ray yang awalnya tidak ingin mencari istrinya yang tega meninggalkan dirinya sehari setelah pernikahan dan lebih memilih kembali ke Singapura. Tapi kini Ray menurunkan egonya. Setelah dua tahun bersabar, kini Ray akhirnya mengalah, karena ternyata Bela sama sekali tidak ada upaya untuk meminta maaf setelah apa yang telah dilakukannya.

Sesampainya di Singapura, Ray menuju kediaman Papinya. Namun rumah tampak sepi, Ray pun menduga mungkin saat ini kedua orang tuanya sedang ada dikantor. Ray menuju kamarnya, saat ada di kamar. Ray merasa ada yang janggal ketika melihat kamarnya terlihat rapi seperti tidak pernah ditempati.

"Bukankah Bela seharusnya ada dikamar ini? tapi kenapa tidak ada tanda-tanda kalau Bela menempati kamar ini?" gumam Ray setelah mengamati seisi kamarnya dan Membuka lemari, namun tidak ada satu pun baju Bela, yang ada disana.

Ray turun kebawah dan menanyakan pada asisten rumah tangga mereka, tentang Bela. Dan betapa terkejutnya Ray, saat mengetahui kalau ternyata Bela sudah lama sekali tidak pernah berkunjung kesana.

"Jadi Bela tidak tinggal disini bik?" tanya Ray.

"Tidak Tuan, hanya beberapa saat saja setelah tuan menikahi nyonya Bela, dan itupun Nyonya Bela selalu pulang malam hampir pagi malah." ucap asisten rumah tangga yang juga sudah mengikuti keluarga mereka selama bertahun-tahun.

"Astaghfirulloh," gumam Ray mengusap wajah kasar.

"Ya sudah Bik, Ray mau cari Bela dulu. Bisa tolong ambilkan kunci mobil yang di garasi?" tanya Ray.

"Baik tuan, sebentar saya ambilkan," jawab nya.

"Ya Alloh, keputusan ku untuk membiarkan Bela selama ini apakah salah? mungkin seharusnya saat itu aku segera menyusul Bela kesini dan tidak membiarkannya pergi selama ini." batin Ray.

"Ini tuan kunci mobilnya," Asisten rumah tangga memberikan kunci mobil.

Ray segera mengambilnya dan bergegas melajukan mobilnya. Pertama yang dicari bukan Bela melainkan Papi dan maminya.

Ray tidak menghubungi terlebih dahulu.Tapi langsung datang ke kantor orang tuanya.

"Mami ada didalam kan?" tanya Ray setelah sampai di kantor orang tuanya.

"Bu Santi ada, tapi.. " ucap Sekertarisnya ragu.

"Tapi kenapa?" tanya Ray memicingkan matanya.

"Tapi, sepertinya bu Santi sedang dalam keadaan tidak bisa diajak ngobrol pak Ray." jelas Winda sekertaris Bu Santi.

Ray memicingkan kembali matanya mendengar perkataan sekertaris Maminya.

"Ada apa memangnya?" tanya Ray.

"Em.. itu pak, Sebaiknya bapak tanya langsung saja sama Bu Santi." ucap Sekertarisnya.

Ray semakin merasa ada yang tidak beres dan Ray segera masuk keruangan Maminya.

"Assalamu'alaikum," ucap Ray saat membuka pintu.

Mendengar suara anaknya bu Santi melihat kearah sumber suara.

"Ray, kenapa ada disini?" Bu Santi tercengang, tampak dari wajah Maminya sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.

"Ray mau bicara sama Mami!" Jawab Ray dan duduk disofa yang ada diruangan maminya.

"Em.. begini Ray, bagaimana kalau kita bicara nanti saja di rumah. Saat ini Mami sedang sibuk dan belum bisa menemani kamu berbicara," ucup Bu Santi.

"Memangnya selama ini Mami pernah punya waktu untuk Ray? yang ada dipikirkan Mami hanya bisnis Mami sendiri, tidak pernah memikirkan Ray seperti apa!" Untuk kali pertamanya Ray berani protes dengan Mami nya.

"Ray, kamu ini apa-apaan sih? Mami benar-benar tidak ada waktu kali ini, untuk menanggapi apa yang kamu inginkan. Ini semua gara-gara istri kamu yang seenaknya sendiri menjual saham kepada pihak luar tanpa sepengetahuan Mami," ucap Bu Santi kesal.

"Maksud Mami? Bela melakukan semua itu? Bela menjual saham yang Mami berikan? Bukankah seharusnya perusahaan Mami dan Papi Bobby berkerjasama?" cerca Ray karena kesepakatan pernikahan mereka dari awal seperti itu.

"Istri dan mertua kamu itu orang tidak tau diri, ternyata selama ini mereka menipu kita. Pantas saja mereka begitu mendesak untuk segera menikah Bela dengan kamu. Ternyata tujuannya hanya untuk menyelamatkan perusahaan mereka yang hampir bangkrut," ucap bu Santi menahan emosi mengingat kelakuan menantu dan besannya.

"Kenapa Mami bisa semudah itu tertipu dengan permainan mereka? Bukankah selama ini Mami sangat pandai dalam berbisnis? Kenapa kali ini Mami bisa sampai ketipu? Padahal Mami sudah mengorbankan hidup Ray untuk perusahaan ini, tapi sekarang Mami merasa ditipu sama menantu pilihan Mami sendiri," ujar Ray.

"Diam kamu Ray! apa sekarang kamu mau mengolok-olok Mami? Mami pikir Bela itu wanita yang baik dan cocok untuk kamu, itu alasan kenapa Mami menikahkan Bela dengan kamu, siapa yang tau kalau ternyata Bela dan Papinya bersandiwara, " ujar bu Santi.

"Mi, pernikahan itu bukan permainan atau alat untuk memajukan perusahaan, pernikahan itu sakral Mi, bagaimana bisa Mami berpikir Bela baik untuk Ray kalau sejak hari pernikahan saja dia meninggalkan Ray dan sudah dua tahun pernikahan kami terjadi, tapi apa pernah Bela pulang melakukan tugasnya sebagai seorang istri? Hidup Ray Mami jadikan sebagai sarana memajukan perusahaan, tapi apa hasilnya?"

"Cukup Ray! berhenti mengolok-olok Mami! Mami sudah cukup pusing jangan buat Mami tambah pusing dengan ocehan kamu! Sebaiknya sekarang kamu pulang ke Indonesia dan segara urus perceraian kamu dan Bela," ucap Bu Santi.

"Apa Mi cerai? Mami bilang cerai? Semudah itu mami mengatakan cerai setelah apa yang Mami lakukan? Dengan mudah Mami memaksa Ray untuk menikah, bahkan disaat Ray sudah menolak dan sekarang dengan mudah Mami bilang cerai?"

"Lalu apa lagi yang akan kamu lakukan kalau tidak bercerai? seperti yang barusan kamu katakan, selama kalian menikah Bela juga tidak pernah melakukan tugasnya sebagai seorang istri kan? Dengan fakta itu pengadilan akan langsung menyetujui gugatan kamu. Lagian untuk apa kamu pertahanan dari pernikahan seperti itu? Seharusnya kamu senang kan Mami menyuruh kamu bercerai?" ucap Bu Santi.

"Astaghfirullah Mi, ini hidup Ray Mi! kenapa Mami tega mempermainkan hidup Ray. Mi pernikahan itu bukan suatu hal yang bisa dijadikan mainan sesuka hati kita. Ada pertanggungjawaban kita kepada Alloh" ucap Ray.

"Sudah-sudah, Mami sudah pusing jangan ceramah lagi," ucap Bu Santi kesal

Klek

Pintu terbuka

"Ray, kamu disini?" tanya Pak Yudha.

"Iya Pi, Ray kesini untuk mencari istri Ray," ucap Ray.

"Istri? istri kamu bilang? Dia tidak pernah melakukan tugasnya sebagai seorang istri, apa pantas kamu menyebutnya istri" sahut Bu Santi.

"Seandainya setelah pernikahannya kami, Mami tidak ikut campur dan tidak mendukung kepergian Bela ke Singapura semua ini tidak akan terjadi. Setidaknya Ray bisa membimbing Bela menjadi seorang istri yang tau tugas dan tanggungjawab nya," ujar Ray.

"Hah.. kamu yakin wanita ular seperti Bela bisa dibimbing?" ketus bu Santi.

"Ray yakin, karena Bela adalah istri pilihan Mami dan Papi. Jadi Ray percaya pilihan Mami dan Papi tidak mungkin salah untuk Ray," ucap Ray.

^ Happy Reading ^

Jangan lupa like, coment dan Vote ya, dan jangan lupa kasih poin yang banyak. karena disetiap akhir karya thor pasti akan ada giveaway. terimakasih 🙏

Terpopuler

Comments

Mrs Ketawang

Mrs Ketawang

haduuuhhh...masih adakah di dunia nyata lelaki sebaik Ray,...
Kalo endingnya Ray balikan sama si Bella,.
Mewakili kaum emak" hobi baca novel sambil rebahan mngucapkan... Kecewa berjama'ah😐😐😐

2023-12-14

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

apa ray jg akan tetal menerima bela klu dia tau dia selingkuh sm pacary dan dia sdh hidup bebas sm pacary..ayo lah ray jangan trlalu naif dengan kenyataan bela yg tdk baik bula mata hati kamu deh ray...

2022-09-02

1

Rafa Ammar Hamizan

Rafa Ammar Hamizan

ya sudah 2 tahun ray, ga terpenuhi nafkah lahir dan batin, sudah sah secara agama beprisah..
thor temuin ray ma sosok wanita soleha spt aisyah, ulya dan fitri

2022-09-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!