CH 6

"Bela..! Bela..!" teriak Brian melihat mobil yang terseret diatas aspal

Tak lama kemudian bantuan datang dan banyak orang terlihat berusaha mengeluarkan Bela dari dalam mobil.

Brian pun terlihat berusaha berdiri dengan sisa-sisa kekuatan yang dalam dirinya. Dengan gontai berjalan menuju mobilnya yang sudah hancur dan membantu Bela kelaur dari dalam mobil itu, hingga akhirnya sebuah ambulans datang dan membawa mereka kerumah sakit.

*Flashback off*

Ray memperhatikan Mertuanya berbicara dengan Brian dari jauh dan tidak berniat menghampiri.

Ray kini semakin paham kalau laki-laki yang saat ini berdiri menunggu Bela adalah kekasih yang selama ini Bela katakan dan Ray pun tau kalau kecelakaan yang menimpa Bela pun terjadi bersama dengan laki-laki itu.

"Awas saja, kalau sampai terjadi apa-apa dengan Bela, aku tidak akan melepaskan kamu begitu saja. Kamu akan membayar semua ini!" ucap Pak Bobby pada Brian.

"Maafkan saya om, tapi kecelakaan ini juga bukan kehendak saya. Ini memang kesalahan saya. Tapi seandainya Bela tidak berusaha memaksa untuk turun dari mobil kecelakaan ini tidak akan pernah terjadi," ucap Brian membela diri karena selalu disudutkan oleh pak Bobby.

"Omong kosong, Bela seperti itu juga pasti ada sebabnya. Tidak mungkin Bela minta turun di tengah jalan kalau kamu tidak melakukan kesalahan yang membuat Bela marah seperti itu!" ucap Pak Bobby.

Ditengah perdebatan pak Bobby dah Brian, Dokter keluar dari ruang operasi.

"Dok, bagaimana kondisi putri saya?" tanya Pak Bobby berlari menghampiri Dokter yang selesai melakukan operasi pada Bela.

"Operasi berjalan dengan lancar, Pasien saat ini sedang dalam pengaruh obat bius dan akan segera di pindahkan ke ruang perawatan untuk akan dilakukan observasi kembali," jawab Dokter.

"Terima kasih, Dokter. terima kasih karena sudah menyelamatkan anak saya." ucap Pak Bobby bahagia dan berjabat tangan dengan Dokter begitu juga dengan Brian.

"Alhamdulillah," gumam Ray dari kejauhan mendengar Dokter mengatakan operasi Bela berjalan lancar dan Bela berhasil diselamatkan.

Ray berjalan keluar dan duduk di taman yang ada di samping rumah sakit, melihat langit yang dipenuhi dengan bintang-bintang. Malam ini langit terlihat begitu cerah, seketika Ray tersenyum melihat keindahan langit dan mengagumi keindahan yang Alloh ciptakan.

Di tengah kesedihan yang sedang mendera hatinya saat ini, Ray masih tetap berusaha bersyukur dan mengagumi kebesaran Alloh.

"Aku, tidak tau rencana apa yang telah Engkau siapkan untuk ku, tapi aku percaya dan aku yakin Engkau akan memberi yang terbaik untuk ku." gumam Ray memandang langit dan tetep berpikir positif dengan semua ujian yang saat ini di hadapinya

Ujian yang tidak mudah tapi Ray tau, bukan tanpa maksud Alloh memberikan cobaan seperti ini di saat dirinya yang baru saja mengatakan hijrah dan meninggalkan dunia kelam masa lalunya.

"Apa aku salah? Jika aku mempertahankan pernikahan yang tidak pernah Bela kehendaki ini? Bahkan disaat Bela masih menjadi istriku dia berselingkuh dengan laki-laki lain,"

Bukankah Bela akan sangat berdosa jika terus berstatus istriku tapi dia pergi tanpa ijinku?Bahkan keluar dengan laki-laki lain? Apa benar jika sebaiknya aku melepaskan Bela agar Bela tidak terus-terusan menanggung dosa?" gumam Ray yang masih bingung harus bagaimana mengambil sikap.

***

"Assalamu'alaikum," Ray masuk ke ruang rawat papinya.

"Kamu kenapa masih disini? bukankah Mami sudah menyuruh kamu pulang," tanya bu Santi.

"Mami kenapa belum tidur?" Tanya Ray balik katika melihat Mami nya masih bekerja dengan laptop di depannya.

"Bagaimana Mami bisa tidur? keadaan perusahaan sedang seperti itu. Ini semua gara-gara Bela. Bagaimana bisa aku tertipu dengan penampilan manisnya," gumam bu Santi.

"Sudahlah Mi, berapa kali Ray bilang. Ini mungkin kesalahan Bela tapi Alloh ingin kita semua kembali mengingat Alloh, " ucap Ray.

"Mami , ama-lama panas berada di dekat kamu Ray. Mami ini bukan anak kecil yang harus kamu ceramahi seperti itu, kalau kamu kesini hanya untuk ceramah sebaiknya kamu pulang" ucapnya kesal.

"Mi, Bela juga ada dirumah sakit ini. Bela kecelakaan," ucap Ray.

"Bela kecelakaan? Akhirnya karma datang pada wanita ular itu, semoga mati sekalian wanita ular itu," ucap Bu Santi.

"Astaghfirullahalazim, istighfar Mi! tidak baik mendoakan kejelekan pada orang lain," ucap Ray.

Ray tau, Mami sedang sangat marah pada Bela. Tapi tetep saja semarah dan sebenci apapun kita pada seseorang, sebaiknya jangan mendoakan hal yang buruk, Tapi berdoalah semoga orang tersebut mendapatkan hidayah dari Alloh.

“Dekat dengan laknat adalah mendoakan keburukan untuk orang, termasuk mendoakan orang yang berbuat zalim, seperti doa seseorang, ‘Semoga Allah tidak menyehatkan badannya,’ ‘Semoga Allah tidak memberikan keselamatan untuknya,’ atau doa keburukan sejenisnya karena semua itu adalah perbuatan tercela. Dalam hadits disebutkan, ‘Sungguh, orang yang teraniaya mendoakan keburukan untuk orang yang menganiaya sampai lunas terbayar, tetapi yang tersisa kemudian adalah kelebihan hak orang yang berbuat aniaya atas orang yang teraniaya pada hari kiamat,’” (Abu Hamid Al-Ghazali, Ihya’i Ulumiddin, [Kairo, Darus Syi‘ib: tanpa catatan tahun], juz IX, halaman 1569).

"Tapi dia pantas menerima semua itu, dia sudah menghancurkan perusahaan yang Mami bangun selama bertahun-tahun dengan mengorbankan segalanya, dan kamu lihat kondisi Papi kamu saat ini!" ucap Bu Santi.

Kali ini Ray memilih diam dan tidak mau berdebat lagi dengan Maminya.

Keesokan harinya

Bu Santi datang ke ruang tempat di mana Bela dirawat.

"Akhirnya, kamu mendapatkan karma. Karena telah menipuku dan menghancurkan perusahaanku!" ucap Bu Santi masuk ruang perawatan Bela.

"Bu Santi," gumam pak Bobby dan Brian berdiri.

"Jadi ini, selingkuhan putri kamu? Dan kalian bersekongkol, menghancurkan perusahaan yang selama ini aku bangun?" ucap Bu Santi menunjuk Brian dengan penuh amarah.

"Lihatlah sekarang kondisi anak kamu! ini semua karma untuk istri dan menantu durhaka seperti dia! " ucap bu Santi tersenyum menyeringai.

"Sebaiknya kamu pergi dari sini! suruh anak kamu segera menyeraikan Bela," ucap Pak Bobby.

"Hahaha.. kamu bilang apa? ceraikan Bela? Lalu membiarkan putrimu bahagia dengan menikahi selingkuhannya ini maksud kamu?"

"Awalnya aku juga berpikir agar Ray segera menceraikan perempuan sampah seperti Bela! tapi setelah aku, pikir-pikir kembali. Sepertinya, membiarkan perempuan seperti anak kamu ini tergantung dalam status pernikahan tidak buruk juga!" ucap Bu Santi.

"Jaga bicara kamu!" teriak Pak Bobby.

"Apa ada yang salah dengan perkataanku? bukakan apa yang aku katakan adalah hal yang sebenarnya? perempuan seperti anak kamu itu tidak berhak bahagia!" ucap Bu Santi berlalu.

"Bukankah anak kamu juga sama? tidak bisa mendapatkan kebahagiaannya sendiri jika tidak segera mengurus perceraian mereka? apa kamu juga akan menggantung status anak kamu?" ucap Pak Bobby menyeringai menghentikan langkah Bu Santi.

"Hahaha.. kamu lupa Bobby? anakku laki-laki! dan laki-laki berhak menikah dengan wanita lebih dari satu. Ray bisa menikah lagi, kapan pun Ray mau!" ujarnya dan berlalu.

Pak Bobby tampak kesal dan mengepalkan tangannya menahan amarah.

^Happy Reading^

Jangan lupa, like, coment dan Vote ya sayang! jangan lupa kasih poin juga. terimakasih 🙏🙏

Terpopuler

Comments

Shiwie Al-Zubaedah

Shiwie Al-Zubaedah

lepaskan saja ray, tidak usah minimbang nimbang lagi itu keputusan yang paling bagus

2022-09-06

0

Yani

Yani

Lebih baik lepaskan saja Ray dari pada nambah dosa

2022-09-05

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

thoor aku si lbh suka kli ray di lasoh jodoh yg lbh baik lg dr bella..toh bela jg ga maukn sm ray..

2022-09-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!