CH 7

"Bukankah anak kamu juga tidak bisa mendapatkan kebahagiaannya sendiri jika tidak segera mengurus perceraiannya? apa kamu juga akan menggantung status anak kamu?" ucap Pak Bobby menyeringai menghentikan langkah Bu Santi

"Hahaha.. kamu lupa Bobby? anakku laki-laki! dan laki-laki berhak menikah dengan wanita lebih dari satu. Ray bisa menikah lagi, kapan pun Ray mau!" ujarnya dan berlalu

Pak Bobby tampak kesal dan mengepalkan tangannya menahan amarah

Sementara Bela yang perlahan membuka matanya dan melihat sekeliling

Pertama yang dilihat ada Papi nya ada ada Brian yang sedang duduk disofa.

Bela melihat ruangan yang serba putih, kemudian Bela menyadari kalau dirinya berada dirumah sakit dan perlahan Bela mengingat kalau dirinya saat itu sedang berada di didalam mobil dan terjadi percekcokan antara dirinya dan Brian

"Pi.. " gumam Bela lirih

"Bela, Bela kamu sudah sadar nak?" tanya pak Bobby

"Bela ada dimana Pi?" tanya Bela sambil memegang kepalanya yang terasa pusing dan sakit saat bergerak

"Kamu ada dirumah sakit, kamu dan Brian mengalami kecelakaan. Tapi syukurlah sekarang semua sudah baik-baik saja, Dokter bilang kamu akan baik-baik saja" ucap pak Bobby

"Bel, tolong maafkan aku. Tolong maafkan aku" ucap Brian mengiba dan menggenggam tangan Bela

Bela hanya diam tak menjawab

"Kaki Bela.. kaki Bela.. kaki Bela kenapa Pi? Pi.. kaki Bela kenapa? kenapa Bela tidak bisa merasakan apa-apa? kaki Bela kenapa?" tangis Bela pecah dan histeris memukul-mukul kakinya

"Sayang maksud kamu apa? apa kaki kamu tidak merasakan apa-apa?" tanya pak Bobby panik

"Bel.. kamu tenang. Jangan panik dulu, aku panggil Dokter" Sahut Brian mencoba menenangkan

"Dokter, Dokter" teriak Brian ke ruang perawat

"Tenang Pak, tolong tenang dulu. Ada yang bisa kami bantu?" tanya perawat

"Dimana Dokter? Bela, Bela sadar tapi kakinya tidak merasakan apa-apa?" ucap Brian

"Bapak silahkan kembali dulu, Dokter akan segera kesana dan memeriksa keadaan Bu Bela" ujarnya

"Mana Dokternya?" teriak Pak Bobby pada Brian

"Dokter sedang menuju kesini Om" ucap Bria

Dokter masuk dan segera memeriksa keadaan Bela

Setelah melalui beberapa pemeriksaan Dokter mengatakan ada beberapa saraf yang rusak. Sehingga menyebabkan Bela mengalaminya mati rasa pada bagian kakinya.

"Tapi bisa disembuhkan kan Dok?" tanya Brian cepat dan panik ketika mendengar Bela yang kemungkinan akan mengalami kelumpuhan.

"Dok, tolong lakukan apa saja agar Bela bisa kembali berjalan! berapa pun biaya yang dibutuhkan akan saya bayar, yang penting Bela sembuh dan bisa kembali berjalan seperti semula" sahut pak Bobby yang masih saja mendewakan uang. Dan menganggap dengan uang bisa melakukan segalanya dan dengan uang apapun yang diinginkan bisa didapat.

Faktanya orang hidup memang butuh uang, tapi bukan berarti segala bisa didapat dengan uang. termasuk kesehatan dan umur manusia. Karena hanya Alloh lah sang pemilik kehidupan. Dan apa yang terjadi pada diri kita semua atas kehendak Alloh.

"Kami akan berusaha semampu kami, tapi sepertinya kelumpuhan yang dialami Ibu Bela ini bersifat permanen, dan hanya keajaiban yang bisa membuat Ibu Bela berjalan kembali." ucap Dokter

"Dok jangan bercanda, katakan itu semua tidak benar. Bela pasti bisa berjalan lagi kan Dok, katakan Dok! Bela pasti bisa berjalan lagi" teriak pak Bobby

"Tidak, tidak Pi, Tidak. Bela tidak mau menggunakan kursi roda, Bela mau jalan Pi, Bela tidak mau.." tangis Bela pecah dan memukul-mukul kakinya kembali

"Sayang kamu tenang dulu ya, tenang. Kamu pasti bisa jalan kembali. Jangan takut anakku, ini pasti hanya sementara. Papi yakin kamu bisa jalan kembali" ucap Pak Bobby mencoba menenangkan

"Hua.. Hua.. Bela takut Pi, Bela gak mau lumpuh, Bela mau jalan Pi" Tangis Bela memeluk Pak Bobby erat

"Sabar sayang, sabar. Kamu pasti bisa jalan kembali Papi yakin kamu pasti bisa jalan kembali" ucap Pak Bobby

Sementara Brian hanya diam tak mampu berkata-kata lagi. Dirinya sangat terkejut mengetahui fakta Bela akan lumpuh dan kemungkinan untuk sembuh dan bisa berjalan kembali hampir tidak ada.

Perlahan Brian mundur dan berjalan keluar, Brian menangis ditaman. Brian bingung ditengah situasi seperti ini. Karena penyebab kelumpuhan Brian juga tidak bisa lepas dari dirinya. Namun jika harus merawat Bela yang lumpuh untuk seumur hidupnya, Brian juga tidak yakin mampu.

"Apa benar Bela akan lumpuh selamanya? jika itu benar, apa yang harus aku lakukan? apa aku bisa selamanya merawat orang yang lumpuh? aku ini laki-laki normal dan aku masih muda? pasti ini akan sulit untuk kami kedepannya? tapi Bela seperti ini juga karena aku kan? tapi ini juga bukan salahku sepenuhnya? Bela yang menyebabkan pertengkaran malam itu hingga terjadi kecelakaan." gumam Brian

Brian berusaha menghibur dirinya sendiri, dan menyakinkan kalau dirinya tidak bersalah. Walaupun hati kecilnya mengatakan tidak demikian, tapi tetep saja Brian berusaha untuk tidak percaya dengan hati kecilnya.

***

"Innalilahi wainnailaihi rojiun" gumam Ray saat perawat mengatakan Pak Yudha sudah meninggal dunia.

"Tidak, tidak mungkin. Bangun Pi, bangun. Mama mohon bangun Pi" ucap bu Santi mengguncang-guncang tubuh Pak Yudha

"Hua.. Hua.. bangun pi, Mami Mohon bangun! jangan tinggalkan Mami sendiri! Mami Mohon jangan tinggalkan Mami sendiri Pi" tangis bu Santi pecah.

"Mi, sabar Mi. Ini sudah jadi kehendak Alloh. Biarkan Papi istirahat dengan tenang" ucap Raya memeluk Bu Santi

"Tidak, Mami belum siap ditinggal Papi. Mami mau Papi kembali. Bangun Pi, bangun. Mami mohon bangun Pi" tangis Bu Santi kembar histeris mengguncang tubuh Pak Yudha

"Mi, sudah mi, sudah! jangan seperti ini, istighfar Mi, istighfar." Ray kembali menenangkan Bu Santi

"Bagaimana bisa kamu menyuruh Mami tenang, lihat Papi mu! lihat Papi mu meninggalkan Mami begitu saja, disaat Mami sedang berjuang menyelamatkan perusahaan kita, Papi malah meninggalkan Mami seperti ini. katakan! bagaimana bisa kamu menyuruh Mami tenang?" ucap Bu Santi terisak

"Boleh kita bersedih atas kepergian seseorang, tapi kita tidak boleh meratapi kepergiannya.

Menurut al-Albani, hadits ini shahih. Selain itu dalam kitab Shahih al-Bukhari No. 1286, dan juga Shahih MuslimNo. 927 disebutkan hadits yang sama matan, namun berbeda sanadnya.

Selain itu, dalam riwayat al-Baihaqi disebutkan:

حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِى بَكْرِ بْنِ حَفْصٍ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ : الْمَيِّتُ يُعَذَّبُ بِبُكَاءِ الْحَىِّ .

Telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari Abu Bakar bin Hafsh ia berkata: aku telah mendengar Ibnu Umar dari Umar bin Khatab r.a dari Nabi saw. ia bersabda: seorang mayit akan disiksa dengan sebab tangisan orang yang masih hidup. (H.R al-Baihaqi No. 7416).

^Happy Reading^

Terpopuler

Comments

Tati Suwarsih Prabowi

Tati Suwarsih Prabowi

Allahummaghfirllahu warhamhu wa'afihi wa'fu'anhu

2023-05-04

1

Shiwie Al-Zubaedah

Shiwie Al-Zubaedah

kyknya rey bakal mempertahankan bella nih,

2022-09-06

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

ya allah ujian ray trnyata blm berakhir yg sabar ya ray..smg setelah ini ibuy dapat hidayah dan lbh menerima keadaan..wah sepertiy bellalumpuh dan yg pasti di tinggal sm si brian ni..kasian³..tp apa nanti ray yg rswst bela..klu iya ya allah hatiy ray trbust dr apa ya..biasay di novel cewe yg akan ninggalin pria lumpuh..tp di sini cewey yg di tinggal cowoky..memang beda ya...lanjuuut

2022-09-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!