Hari ini, Daniel disibukkan dengan setumpuk pekerjaan yang membuat nyaris kewalahan.
Duduk di balik meja kerjanya, sesekali ia memijat keningnya sambil tangannya berkutat dengan berkas yang menggunung di atas meja.
Tok....
Took....
Toook.....
Suara ketukan pintu terdengar mengusik telinga, membuat Daniel membuang nafas kesalnya.
"Masuk!"suara bariton itu berseru meminta kepada seseorang yang mengetuk pintu itu agar segera masuk ke ruangannya.
Daun pintu terbuka, Olivia masuk dengan kepala yang sedikit menunduk.
"Olivia!"Apa kau tidak tahu kalau Hari ini aku sangat sibuk? Mengapa kau menggangguku?"Daniel baru saja akan marah namun Olivia langsung menyela.
"Maaf, tuan Daniel. ada Tuan Gladuks yang ingin bertemu dengan anda. Mendengar nama Gladuks seketika Daniel mendengus masam. namun ia menganggukkan kepala pada Olivia.
"Suruh dia masuk!"
Olivia membentangkan pintu mempersilahkan Tuan Gladuks ayah kandung Daniel Gladuks untuk masuk ke dalam ruang kerja Putranya.
Begitu Olivia menghilang dengan pintu yang menutup rapat Daniel langsung melayangkan tatapan sengitnya pada Tuan Gladuks. yang kini telah mendudukkan diri di kursi kosong yang ada di hadapan meja kerja Daniel.
"Ada apa Papa datang ke sini? tanya Daniel to the point karena ia tidak ingin berbasa-basi kepada tuan Gladuks. Tatapan tidak suka melihat kedatangan papanya terlihat jelas di raut wajah Daniel.
"Hei!" apa tidak ada kata sambutan yang lebih manis dari kalimat itu? aku ini papamu Daniel. Kapan kau akan berhenti memasang wajah seperti itu padaku?"tanya Tuan Gladuks kepada Daniel.
Namun Daniel tak terlalu menanggapinya. iya memang terbiasa bersikap Tak acuh kepada Gladuks. Hubungan antara ayah dan anak itu memang kurang dekat setelah pernikahan tuan Gladuks dengan ibu kandung Amara. Entah mengapa Daniel tidak menyukai sosok wanita yang selama ini sudah beberapa tahun belakangan Ayah kandungnya.
"Aku sibuk, Pa. sedang banyak pekerjaan. jika tidak ada hal penting yang ingin Papa bicarakan, sebaiknya Papa pergi saja dari sini." Daniel kembali memusatkan pandangan pada tumpukan berkas yang sejak tadi ia tatap mesra. Tangannya menggoreskan bolpoint di sana.
Gladuks menunduk mendekatkan wajahnya pada Daniel. Kedua tangannya bertaut di bawah dagu.
"Justru Papa ke sini karena ingin memberitahukan hal yang sangat penting padamu."
"Kalau begitu katakan saja!" Daniel tampak tak ingin membuang waktu mengingat file yang ada di hadapannya masih tertumpuk.
"Besok malam Ibu Tiri Mu ulang tahun. Dan papa sengaja datang ke sini khusus untuk mengundangmu." ucap tuan Gladuks yang mampu membuat Daniel mengerutkan keningnya.
Mendengar itu spontan Daniel menghentikan gerakan tangannya. matanya terangkat menatap pada Gladuks. kemudian ia mengembangkan senyum kecutnya.
"Wanita itu akan ulang tahun? jadi hal penting ini yang ingin kau katakan padaku, Pa? lucu sekali. Bahkan aku tidak pernah menganggapnya penting sama sekali. "Daniel menarik sebelah ujung bibirnya, tersenyum meremehkan.
Sejak pertama kali ayahnya memperkenalkan, Julia sebagai ibu tirinya, Daniel sudah sangat tidak suka dengan wanita itu. Karena Daniel tahu sedikit apa ibu tirinya itu.
Julia sangat gila harta. persis seperti kedua anaknya yaitu Amara dan Alvaro.
"Ya! dari pernikahan sebelumnya, Nyonya Julia memang sudah membawa dua orang anak. anak pertamanya bernama Alvaro dan ia seumuran dengan Daniel. sedangkan anak keduanya bernama Amara. Yang mana Amara sangat tergila-gila kepada Daniel. karena paras tampan membuat Amara jatuh cinta kepada Daniel.
"Daniel!"berbicaralah lebih sopan!" dia itu ibu tiri Mu." Gladuks memperingatkan Daniel karena Daniel seolah meremehkan istrinya.
"Hanya ibu tiri. Kau bahkan tidak sadar,pa. kalau wanita licik itu sudah memanfaatkanmu. tidak ada yang dia inginkan darimu selain uang."
"Diam kau!" sentak Gladuks mulai memancungkan telunjuknya di depan wajah Daniel. Rahangnya mulai mengetat. terlihat jelas tidak setuju dengan ucapan Daniel.
"Jangan samakan Julia dengan ibumu yang matre itu!" Julia tulus mencintaiku. itu sebabnya aku menikahinya meskipun dia sudah memiliki dua orang anak. sementara ibumu?. Dia telah meninggalkanmu sejak kecil. Dia tidak peduli padamu. Dia bahkan pergi untuk menikah dengan lelaki lain yang jauh lebih kaya dari papa. Apa menurutmu ibumu juga tidak gila harta?" sentak Gladuks dengan keras.
Daniel memejamkan mata seraya menuntut telinganya dengan kedua tangan
"Cukup!"
"BRAK!"
Daniel menyentak meja dengan telapak tangannya. Hal itu membuat Gladuks sedikit terkejut.
"Jangan pernah membahas dia lagi di hadapanku!" ucap Daniel pada Gladuks yang sudah sangat emosi mendengar apa yang dikatakan papanya.
Entah mengapa, Daniel selalu sakit setiap kali mengingat tentang ibu kandungnya itu. Ia benci dengan apa yang terjadi di masa lalu mereka.
tanpa sadar, pribadi Daniel yang tumbuh tanpa cintalah yang membuatnya menjadi sosok pria yang arogan dan selalu ingin berkuasa di kehidupan siapapun.
Bola mata Gladuks menatap lurus. Bibirnya mengulang senyum kemenangan karena sukses membuat emosi Daniel semakin mencuat ketika dirinya mengingatkan sosok ibu kandung Daniel. Yang Daniel juga tidak tahu persis bagaimana cerita kehidupan ibunya, dan papanya sehingga ibunya meninggalkan papanya, memilih menikah dengan lelaki lain.
"Ia hanya mengetahui cerita dari Julia dan juga Gladuks. Yang ia tahu saat ini ibunya sudah hidup bahagia bersama suaminya. Tetapi alasan ibunya tidak tahu pasti Mengapa sang Ibu tega meninggalkannya bersama papanya.
"Sekarang kamu tahu, kalau Julia masih jauh lebih baik dari ibumu. Jadi besok malam datanglah ke pesta ulang tahun Ibu tiri Mu. Papa tidak ingin mendengar alasan apapun darimu, Daniel!"jika Papa meminta kau harus datang, maka kau harus datang!" tekannya penuh paksaan.
Sebelum kemudian Gladuks mendorong kursi ke belakang, bangkit berdiri dan beranjak keluar dari ruang kerja Daniel.
Ketika tuan Gladuks pergi meninggalkan ruang kerja Daniel. Daniel menghela nafas panjang. netranya menatap nanar pada pintu yang menutup di depan sana.
Daniel mengutuk Gladuks yang masih tega membahas tentang ibu kandungnya di hadapannya. Padahal Gladuks tahu jika kelemahan dan dia adalah masa lalunya yang kelam. Kekurangan kasih sayang dari kedua orang tua Daniel lebih tepatnya dari ibu kandungnya. Daniel tidak pernah merasakan kasih sayang yang tulus dari seorang ibu kandung. Semenjak ia terlahir ke dunia ini.
Daniel mengusap wajahnya gusar, Daniel ingin melepaskan kekesalannya juga kemarahannya tangannya mengangkat gagang interkom. lalu intercom itu tersambung pada Olivia yang sedang duduk di balik meja kerjanya.
"Iya, Tuan Daniel. Ada yang bisa kubantu?" tanya Olivia dari ujung telepon.
"Olivia !" datang ke ruanganku sekarang juga!" Aku menginginkanmu!" ucapan Daniel berhasil membuat tubuh Olivia menegang seketika.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Chelsea Tiara ™©🍼🍼
Kasihan Daniel kurang kasih sayang dari ibu nya
2022-10-04
0
Aldo Nainggolan
Kasihan juga sih melihat daniel, kekurangan kasih sayang semenjak kecil
2022-09-06
0