"Olivia kau tidak apa-apa?" Ibu Nurhaida bertanya memeluk Olivia dari samping. Olivia menoleh mengusap pipi Ibu yang tampak basah. Hati Olivia serasa diremas setiap kali melihat ibunya menangis karena ulah Roberto.
"Harusnya aku yang bertanya kepada mama. Apa mama baik-baik saja kan? apa ayah melukai ibu?" kedua tangan Olivia menyentuh pundak Nurhaida bertanya dengan meneliti tubuh wanita paruh baya itu. Olivia takut sekali, jika Roberto sempat menyakiti ibu Nurhaidah sebelum ia pulang ke kontrakannya. Ibu Nurhaidah menggeleng tidak Olivia ibu baik-baik saja tapi Anisa...."
"Ada apa dengan Kak Anisa ma?" apalagi yang terjadi?"raut wajah Olivia semakin panik kakinya melangkah cepat menuju kamar di mana Anisa terbaring lemah di sana. Olivia duduk di samping kasur busa yang telah koyak dan usang mengusap kening Anisa.
Anisa terasa dingin di telapak tangannya dia menggigil tadi dia muntah-muntah dan badannya lemas. Sekarang keadaan Anisa lah yang sangat mengkhawatirkan. "Seharusnya kakak kamu Anisa dibawa ke rumah sakit.Tapi ayahmu datang tiba-tiba saat ibu baru membongkar tabungan. Habislah semua uang tabungannya dirampas ayahmu.
Entah sekarang bagaimana Anisa akan berobat." jelas Ibu Nurhaida dengan wajah sedih. Ia tertunduk lemas di samping Olivia sambil tangannya mengusap kaki mungil Anisa yang terbalut selimut.
Olivia menoleh, Bu kita bawa saja Annisa sekarang kerumah sakit.Dia harus segera ditangani oleh dokter. Karena jadwal Olivia saat ini harus cuci darah. Aku tidak menyerahkan semua uangku pada ayah. masih ada sedikit yang ku simpan di tasku." ucap Olivia kepada ibu Nurhaidah yang dapat didengar kakaknya sendiri Anisa.
Harapan kembali tumbuh di hati ibu Nurhaida matanya berbinar menatap Anisa yang masih merilis kesakitan dan tangannya yang gemetar pelan. Baik Olivia," ayo kita berangkat sekarang. Dengan menggunakan taksi online yang dipesan oleh Olivia dengan menggunakan ponselnya Olivia dan Ibu Nurhaida membawa Anisa Kerumah sakit.
****
Anisa telah selesai ditangani oleh dokter. kakak Olivia yang berusia 21 tahun itu sekarang sudah tertidur pulas di atas Branker yang disediakan oleh pihak rumah sakit. Yang mana setelah melakukan pencucian darah kondisi Anisa saat ini sudah mulai stabil.
Tetapi Olivia tetap tak bisa tenang hatinya sedang dalam kegamangan. Duduk di depan dokter Iskandar. Olivia mendengar dengan jelas ucapan yang keluar dari mulutnya tentang Anisa.
Sebelum semuanya makin parah sebaiknya proses pencangkokan ginjal segera dilakukan. Mungkin kami tak bisa menjamin kesembuhannya. Tetapi dari sebagian besar kasus gagal ginjal, jenis ini memiliki kemungkinan sembuh yang lebih besar setelah melakukan pencangkokan ginjal.
Karena salah satu ginjal milik Anisa sudah tidak bisa berfungsi lagi apalagi fungsi ginjal yang satu lagi tidak sempurna. Dokter Iskandar memaparkan hal yang sebenarnya. Sudah Olivia ketahui sejak beberapa hari belakangan ini, ketiga kalinya dokter Iskandar mengatakan itu kepada Olivia Olivia.
Setelah Mengetahui tentang kondisi Anisa yang harus melakukan pencangkokan ginjal. Tetapi Olivia tidak tahu harus mencari uang sebanyak itu darimana. Sebenarnya untuk pendonornya sendiri, dokter Iskandar mengatakan kemungkinan besar yang paling cocok adalah ginjal saudara dekat atau yang satu golongan darah dengan. Seharusnya ginjal Pak Roberto cocok untuk Anisa karena Annisa merupakan Putri Kandung Roberto.
Aku tahu ini tidak mudah Olivia," biayanya memang sangat besar. saya mengerti keadaan ekonomi keluargamu. Sebagai dokter aku harus mengatakan apa jalan terbaik untuk kesembuhan Annisa. Olivia mengangguk tersenyum pahit.
Keadaan Anisa semakin serius apa yang bisa ia lakukan untuk adiknya itu. Olivia tidak pernah perhitungan meski gajinya setiap bulan sebagian besar selalu digunakan biaya pengobatan Anisa. Olivia rela dibeli kakak satu-satunya.
Tetapi sekarang?
Aku pengangguran uang di dompetku sudah habis semua hari ini. Sedangkan Anisa sangat membutuhkannya apa yang harus aku lakukan sekarang?" batin Olivia
Kini Olivia melangkah keluar dari ruang dokter Iskandar. Olivia berdiri menyandarkan punggungnya di tembok matanya menatap sayup ke depan.
Sementara pikirannya berkecamuk memberikan banyak hal.
Sampai tiba-tiba ucapan Daniel Gladuks kembali terngiang di telinganya
"Pilihan hanya dua Olivia, terima tawaranku dan selamatkan kakakmu. Atau kau Ku pecat dan kakak kamu tidak akan pertolongan." kakak tidak akan tertolong Olivia mengulang kalimat Daniel Gladuks sambil memejamkan mata membuat setetes air jatuh melewati pelipis matanya.
Ada rasa sesal dalam hatinya mengapa ia harus berada dalam situasi yang sangat berat seperti ini. Jika ia menerima tawaran dan Daniel Gladuks kemungkinan kakaknya Anisa untuk sembuh sangat besar. Di samping Daniel Gladuks dengan mudah mendapatkan donor ginjal untuk Anisa.
Tetapi Olivia harus melakukan sebuah pengorbanan yang besar dan dapat dikatakan permintaan yang luar biasa bagi seorang CEO seperti Daniel Gladuks.
Olivia harus merelakan keperawanannya untuk Daniel Gladuks serta menjadi teman tidur lelaki itu selama dua Minggu penuh.
Tapi jika Olivia menolaknya, "Dimana aku harus mencari uang untuk biaya pencangkokan ginjal kak Anisa? Olivia bingung melakukan apa saat ini.
Hembusan nafas pelan lolos dari bibir mungilnya. Olivia sudah berkata kepada Daniel Gladuks bahwa ia tidak akan pernah menginjakkan kakinya lagi di perusahaan milik lelaki sombong itu.
Kemudian dibenaknya membayangkan kondisi kakaknya Anisa yang kemungkinan akan semakin bertambah parah lagi seandainya tidak segera mendapatkan tindakan.
"Tidak?" Olivia tidak bisa kehilangan kak Anisa berarti banget bagiku." Olivia bermonolog sendiri.
"Kak Anisa aku akan melakukan ini untukmu bisiknya dalam kesenyapan koridor rumah sakit yang tampak sepi. Dengan berat hati Olivia memutuskan untuk menerima tawaran Daniel Gladuks yang sebelumnya sangat ia tolak mentah-mentah.
****
Ketika Olivia Jason sudah Tiba di kantor besar yang tinggi bagai gedung pencakar langit, Olivia langsung mencari keberadaan Daniel Gladuks di ruangannya. Tentunya tidak ada seorangpun yang melarangnya masuk ke gedung pencakar langit Itu.
Kaena setiap Karyawan tau, kalau Olivia Jason bekerja di kantor yang sama dengan mereka. Tidak ada yang tau masalah Tara Olivia dengan Daniel Gladuks. Yang tau hanya kedua insan yang saling berdebat dua hari yang lalu.
Daniel mengangkat kepalanya dari berkas yang sedang ia tanda tangani. Matanya menoleh ke arah pintu yang diketuk oleh seseorang lalu pintu terbuka.
Wajah tertunduk Olivia menjadi pemandangan pertama yang dilihatnya.
Gurat pasrah di wajah wanita itu membuat sebelah ujung bibir Daniel Gladuks tertarik tersenyum kecut. Olivia datang bukankah dia sudah dipecat? Daniel tersenyum miring dalam hati ia sudah bisa menduga apa niat kedatangan Olivia ke ruangannya.
"Kemarin kau bilang tidak akan sudi lagi menginjakkan kaki di perusahaan Ku. Tapi sekarang kau datang. Lucu sekali Olivia. ternyata wanita pemberani sepertimu pandai menarik ucapannya sendiri. Daniel Gladuks meletakkan pena yang tadi dipegangnya di atas meja, tepatnya di atas berkas yang ia tanda tangani.
Menatap Olivia ia menautkan kedua tangannya di bawah dagunya, sementara siku tangannya tertumpuk di tepi meja. Kedua bola mata sempurna melekat pada wajah Olivia yang tampak memerah.
Olivia pun menaikkan pandangan membuat mata hazel berwarna coklat miliknya dapat melihat wajah Daniel Gladuks yang menampilkan raut wajahnya. Olivia sadar Daniel pasti telah menebak niat kedatangannya.
Kau akan berbicara atau hanya tetap diam saja? katakan Olivia aku tidak punya banyak waktu untuk menunggumu membuka mulut. Daniel Gladuks mendesak
Cepat Olivia menarik nafasnya dalam dalam dan membuangnya kasar. Sebelum kemudian ia meremas tangannya memejamkan mata dan berkata. "Aku mau menerima tawaran Anda yang kemarin Tuan." ucap Olivia kepada Daniel Gladuks dengan ragu-ragu.
Ada rasa kekhawatiran di hati Olivia Jason membuat dirinya tampak susah dan kesulitan untuk menelan silvanya. Ketika Daniel beranjak dari tempat duduknya ia khawatir kalau saat itu juga, Daniel akan bertindak macam-macam terhadapnya.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏🙏🙏🙏
JANGAN LUPA LIKE, COMMENT VOTE DAN HADIAHNYA YA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Sutarmingasing Tari
seperti pernah baca dan cerita hampir sama persis, cuma beda nama pemeran aja. intinya nanti daniel beneran jatuh cinta, dan si kakak dpt pendonor atas pertolongan daniel, cuma sayangnya si kakak kalau gk salah akhiirnya meninggal.
2023-06-20
1
Adeck Melly
aku penasarn kayak nya bagus deh crita nya,, aku favorit langsung, suka aja langsung ke inti konflik nya, semangat slalu torr👍👍👍
2022-10-28
0
Chelsea Tiara ™©🍼🍼
Olivia bukan anak kandung Roberto kah 🤔🤔🤔
Semoga Anisa kakak nya Olivia bisa sembuh secepat nya
Kak otor maaf aku ga bisa kasih like aku gunakan NT
NT ku versi terbaru
semangat menulis nya kak
Aku tertarik sama novel kakak
Novel ini sudah aku favoritkan loh kak
2022-09-27
0