PERAWAN 500 JUTA
"Aku bilang tidak ada!" Sudah kubilang aku tidak memiliki uang.
"Bohong!" mana hasil jualan Mu hari ini ? Aku yakin kau menyembunyikan. Berikan padaku sekarang!"
"Jangan!"itu untuk pengobatan Anisa!"
Olivia terhenyak. Ia tahu betul suara siapa yang sedang berdebat di dalam kontrakan rumah kecil itu. Itu adalah suara ibu Nurhaida bersama Roberto. Ibu dan ayahnya.
Saat yang selalu Olivia takutkan terjadi lagi malam ini. Roberto kembali datang dan merampas uang hasil jualan gorengan ibunya. Bahkan tak jarang gaji Olivia selama bekerja di salah satu perusahaan ternama di kota ini pun tak lepas dari rampasannya.
"Jangan!"suara ibu Nurhaida yang melengking dari dalam rumah kontrakan kecil itu membuat Olivia segera berseru panik.
"Mama!"
Bergegas Olivia masuk ke dalam rumah kontrakan kecil itu, membuka pintu dengan sekali hentakan dan melebarkan mata ketika melihat ibu nurhaida yang berlutut di kaki Roberto.
Sedangkan Roberto tampak santai berdiri sambil menghitung uang pecahan Lima ribu dan beberapa uang pecahan sepuluh ribu hasil penjualan gorengan Ibu Nurhaida beberapa hari ini. Di sela sela ibu Nurhaida bekerja sebagai buruh cuci di rumah para tetangga.
Olivia geram melihat Roberto mengambil uang itu. Apalagi uang itu yang sengaja dikumpulkan oleh ibu Nurhaida untuk biaya pengobatan kakaknya yang mahal.
"Jangan ambil uangnya!" nanti Anisa bagaimana?"Isak ibu Nurhaidah menarik celana Roberto yang telah Kumal, lusuh dan jorok.
Roberto berdecak melirik ke bawah kakinya."Anisa itu sudah penyakitan tinggal tunggu matinya saja dia. Untuk apa susah-susah cari uang buatnya? Kalian hanya akan membuang-buang waktu saja Nurhaidah.
Lebih baik uang ini kau gunakan untuk menyenangkan suamimu ini,"ucap Roberto memasukkan semua uangnya ke dalam saku bajunya lalu memberikan senyum penuh ejekan kepada ibu Nurhaida.
"Menyenangkan suami seperti apa? Ayah hanya menggunakan uang itu untuk judi dan wanita. Tidak pernah ayah bertobat sama sekali sudah tua dan bau tanah saja. Tetap berprilaku urakan!" Olivia bersuara membuat kepala kedua orang tuanya sama-sama menoleh ke arahnya yang baru tiba di rumah.
Roberto tersenyum lebar senang menyambut Olivia si anak emas yang bekerja di perusahaan ternama di kota ini.
"Olivia!" kau sudah pulang sayang?" sepertinya kau pulang lebih cepat hari ini baguslah. Ayah memang ingin cepat-cepat bertemu denganmu." ucapnya melemparkan kedipan penuh arti kepada Olivia.
Olivia mendengus kesal dan penuh emosi Ia tahu betul apa yang Roberto maksud. Setiap kali bertemu, hanya uang yang selalu Roberto tanyakan. Roberto selalu meminta uang kepada Olivia. Apalagi setelah mengetahui Olivia bekerja di sebuah perusahaan ternama di kota ini.
"Berikan uang itu pada ibu. Ayah tidak berhak mengambilnya ibu mengumpulkannya dari hasil jerih payah sendiri. Dan semua itu untuk biaya pengobatan Anisa. Harusnya sebagai orang tua ayah juga ikut mencari uang untuk pengobatan Ka Anisa bukan malah merampas." ucap Olivia sambil Olivia membantu ibu Nurhaida berdiri.
Lalu memasang badan di depan Roberto menatap dengan raut protesnya. Olivia tidak pernah ingin memiliki ayah yang tidak bertanggung jawab seperti si pemabuk dan tukang judi. Inilah ayahnya yang bisanya hanya mengganggu ketenangan keluarga.
Roberto selalu menghabiskan uang hasil jual gorengan ibu Nurhaida. Jika dirinya kalah dalam berjudi online ataupun mabuk-mabukan.
"Sejak dulu uang yang kalian kumpulkan selalu untuk Anisa. Olivia," Annisa itu sudah sekarat biarkan saja dia mati. Nanti kalau sudah waktu umurnya habis dia juga akan mati kan." ucap Roberto wajahnya tampak begitu santai membuat Olivia mengeram kesal.
Jangan berkata seperti itu tentang kakakku Ka Anisa pasti akan sembuh. Dia akan sembuh kau itu seorang ayah. Tidak pantas berkata seperti itu keluar dari mulutmu, untuk seorang anak yang terlahir dari rahim istrimu. apalagi itu darah daging mu.
Nurhaidah menyentuh punggung Olivia yang bergetar pelan karena emosinya yang berusaha ia tahan. Jika Olivia mau, dia bisa menampar Roberto saat itu juga. Tetapi Olivia masih ingat lelaki tua dan brengsek itu adalah ayah kandungnya.
"Kenapa?
"Ayah mengatakan sesuai fakta. Roberto menaikkan kedua alisnya. Bukankah gagal ginjal itu penyakit yang berbahaya? dokter sendiri yang bilang kalau Anisa kemungkinan akan sembuh jika ia melakukan pencangkokan ginjal dari pendonor ginjal yang cocok.
Ayah yakin kau tahu betul berapa biaya pencangkokan ginjal seperti itu. Daripada menjadi beban, lebih baik biarkan saja Anisa menghadapi penyakitnya sendirian. Suruh siapa dia sakit." ucap Robert. Enteng Roberto mengangkat pundaknya.
"Ayah tutup mulut ayah sekarang juga! Jangan sampai Ka Anisa mendengarnya. lagi pula dia bukan beban keluarga ini. Dia kakakku. Kakakku, justru ayah yang menjadi beban sesungguhnya.
Kau yang selalu mengganggu ketenangan kami di rumah ini. Kau yang membuat kami susah. Jika tidak ada kau, pasti hidup kami akan tentram dan damai." sontak Olivia kesabarannya musnah sudah.
Ia tak tahan ingin segera membungkam mulut Roberto. Mendengar sentakan Olivia Roberto menatap dengan bola matanya yang melebar wajahnya memerah luapan amarah menguasai dirinya.
"Lancang sekali kau bicara seperti itu pada ayahmu, Olivia beraninya kau!"tangan Roberto terangkat hendak menampar wajah gadis berparas cantik itu. Ia Olivia Jason hendak ditampar ayah kandungnya sendiri.
Karena perdebatan demi perdebatan terjadi saat itu, Tetapi Ibu Nurhaida lebih dulu berseru dan menahan pergelangan tangan suaminya.
"Jangan!"jangan pernah berani menyakiti anak-anakku!"jika kau tidak bisa menjadi suami dan ayah yang baik, setidaknya jangan pernah melukai fisik mereka!"seru Nurhaida matanya sudah berkaca-kaca.
Nurhaida merasa jengah pertengkaran seperti ini nyaris selalu terjadi setiap kali Roberto pulang ke rumah.
Entah lelaki tua itu tidur di mana. Yang jelas tempat Roberto tidak akan jauh dari tempat-tempat perjudian dan penjualan minuman beralkohol dan juga tempat para wanita penghibur.
Roberto mengurungkan niatnya. Tetapi matanya masih menyala pada Olivia yang tampak tak takut sama sekali padanya. sebaiknya kau pergi dari sini aku tidak suka melihat ayah menyakiti ibu dan kak Anisa!"telunjuk Olivia mengarah pada pintu yang tertutup rapat.
"Siapa kau berani beraninya mengusirku dari rumah ini? ucap Roberto kepada Olivia.
"Iya saya berhak mengusir siapa saja yang tidak aku sukai tinggal di rumah ini. Termasuk kau. Karena aku yang membayar kontrakan rumah ini." ucap Olivia dengan tegas kepada Roberto.
Roberto terdiam. Ia benar menetralisir emosinya agar kembali tenang, Roberto mengeluarkan romantik api dari saku celana jeansnya menyalakan rokok, lalu menyesatnya dan membuat asapnya tepat di depan wajah Olivia. Hingga Olivia harus menerus mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Aku akan pergi jika kau memberikan uang. tangan Roberto menengadah pada Olivia.
Mata Olivia tertumpuk ke sana mati-matian. Ia menahan kesal yang telah kembali menumpuk di dada tanpa dosa Roberto justru meminta uang darinya. Padahal Olivia baru saja mendapat masalah di tempat pekerjaannya.
Dengan terpaksa karna lelah, Olivia menyerah yang merogoh tas selempangnya dan mengeluarkan 4 lembar uang pecahan Lima puluh ribu pada Roberto. Ia yang langsung merebut waktu itu sebelum Olivia memberikannya.
"Aku belum menerima gaji hanya itu yang ku punya." sengaja Olivia berbohong agar Roberto percaya. Ia tak memiliki uang lagi selain yang ada di tangan lelaki itu.
Roberto mengecupiuang itu dengan sayang. senyum lebar merekah di wajah tuanya lalu ia mengedip senang pada Olivia terima kasih Olivia ku, kau memang anak kebanggaan Ayah. Ayah lain kali ayah akan datang lagi menemuimu.
Olivia membisu hanya menatap penuh ketidaksukaan pada Roberto. Ia membiarkan Roberto berbalik pergi dan berjalan keluar dari rumah kontrakan kecil l, yang mereka tempati selama ini. Yang sebenarnya sudah tidak layak untuk dihuni.
Bersambung......
Hai semua ketemu lagi nih, dengan emak Morata . Jangan lupa like, coment, Vote dan hadiannya ya besty ku!" TRIMAKASIH 🙏🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Inonk_ordinary
ettttt,,dikasih duit jg ,ngapain tadi berantem,,capek2 adu baco*,,klo ujung2 nya dikasih,,,diracun aja
2023-01-02
0
Widi Widurai
dikasih duit. ya bakal minta lg lah. mending minggat aja kalian. bsa nyari kontrakan lain
2022-12-26
0
fiant
kayaknya seru ceritanya
2022-10-27
0