Segera Daniel memasang badan dan menunjuk wajah Amara dengan tatapan penuh peringatan. Segeralah pergi dari sini sebelum amarahku semakin memuncak. kamu tahu apapun bisa aku lakukan jika aku sudah marah. lebih baik tinggalkan tempat ini daripada keadaannya semakin memburuk.
"Ini apartemenku!"Aku punya hak penuh untuk mengusir Siapa saja yang tidak ingin kulihat di sini. Dan jangan lupa Amara. Kau bukan apa-apa jika seandainya ibumu tidak menikah dengan ayahku. Sebelum ayahku menikahi ibumu yang gila harta itu, dulu kau pun tinggal di tempat yang tidak layak. namun karena kericikan ibumu, akhirnya dia menggoda ayahku dan kalian pun bisa tinggal di ruang besar yang seperti istana.
Seharusnya kau berkaca Siapa kamu sebenarnya sebelum kamu melontarkan ucapanmu kepada wanitaku. Kau berani menghina wanitaku itu berarti kau menghinaku.
Kamu jangan lupa jika kau ditendang dari keluarga Gladuks, maka kamu juga tidak ada apa-apanya. Jadi jaga ucapanmu."Jangan karena ada embel-embel Gladuks, membuat kamu jadi lupa diri siapa diri kamu sebenarnya. "ucap Daniel yang dapat membungkam seorang Amara. Adik tiri yang sudah lama menaruh hati kepada Daniel.
Perkataan Daniel kali ini berhasil membuat tubuh seorang Amara menegang di tempatnya. Amara merasa tertohok. hatinya membenarkan ucapan itu. Tapi peduli apa?Toh, sekarang hidupnya sudah sangat bergelimang harta setelah ibunya menikah dengan Tuan Gladuks.
"Tapi sekarang aku sudah punya segalanya. jadi jangan samakan derajatku dengan wanita murahan itu jelas kami berbeda. Dan aku tidak sudi disamakan dengannya!"
"Memangnya siapa yang ingin disamakan denganmu? justru aku merasa kasihan padamu. Kau memiliki segalanya. kecuali etika." Olivia yang sejak tadi hanya diam kini memajukan langkahnya dan bersuara.
"Tutup mulutmu!" aku tidak sedang berbicara dengan Mu. Aku sedang berbicara dengan Daniel!" amarah mengarahkan telunjuknya kepada Olivia.
Tapi Olivia tak memasak takut sama sekali. Ia seolah sudah sering mendapatkan perlakuan hinaan seperti itu termasuk dari Daniel. iya tetap berdiri dengan dagu yang terangkat.
"Aku juga berhak bicara. karena sejak tadi kau terus saja mengetahuiku dengan kalimat yang tidak pantas. Seharusnya kamu terlebih dahulu intropeksi diri sendiri baru kamu mengatai orang lain. Kau wanita yang sangat luar biasa. Mampu merendahkan wanita lain demi misi Mu.
"Kenapa memangnya? kau tidak suka?"Amara balas menantang Olivia. Kedua tangannya melipat di depan dada, matanya menatap sinis Olivia."lalu menurutmu sebutan apa yang pantas untukmu selain wanita murahan?"jelas-jelas kau berada di apartemen lelaki kaya berduaan saja.
dengan tubuh yang hanya terbalut gaun terbuka seperti itu. " Olivia langsung meremas ujung gaun miliknya saat sadar mata amarah mendelik ke arah sana.
sebenarnya gaun itu sudah dipersiapkan oleh Daniel. Sedangkan Olivia tak bisa menolaknya.
"Cukup, Amara!" kau sudah keterlaluan. sekarang juga aku minta segera pergi dari apartemenku!" Daniel sudah semakin emosi ia tak bisa lebih sabar lagi pada Amara. bola mata Amara kembali menatap Daniel dengan tatapan memelas.
"Tapi Daniel,"
"Pergi!" hardisk-nya keras. Hingga membuat amarah terlonjak kaget. Melihat raut wajah Daniel yang mulai keruh dan merah padam. amarah tidak ingin semakin mendapatkan kemarahan dari lelaki itu. Maka daripada mencari penyakit, ia memilih meninggalkan apartemen Daniel.
"Awas kau, Olivia!"this is Amara yang sempat melayangkan tatapan penuh kebencian pada Olivia, sebelum ia berbalik dan beranjak keluar melewati pintu.
Olivia bang Hela nafas panjang. Ada segumpal sesak yang mengisi relung hatinya. "Mengapa aku harus berada di antara mereka? Amara jadi membenciku. sepertinya setelah ini, amarah tidak akan membiarkanku begitu saja." gumam Olivia dalam hati. iya khawatir amarah akan melakukan sesuatu yang lebih dari ini.
"Dia adik tiriku. Sifatnya memang seperti itu. dia tidak pernah suka jika ada wanita yang dekat denganku. Tapi aku minta, apapun yang dikatakannya padamu. Kau jangan sampai terpancing dengan ucapannya."ucap Daniel yang membuat Olivia menoleh ke arahnya.
Olivia mengangguk. "Baiklah."
lalu Olivia langsung masuk mengganti pakaiannya. Berharap mereka akan segera pergi ke kantor. Ia tidak ingin lebih lama tinggal bersama Daniel di dalam apartemen. karena ia khawatir suatu saat keluarga Daniel akan datang menghampirinya ke apartemennya.
"Tuan Daniel lebih baik kita berangkat ke kantor sekarang,"Saya tidak mau kita terlambat nanti. Dan tolong turunkan Aku sebelum berada di areal kantor. Aku tidak ingin menimbulkan fitnah di." mohon Olivia kepada Daniel.
"Siapa kamu berani memerintahku? terserah aku mau melakukan apa terhadapmu. yang pasti saya tidak akan membunuhmu." lakukan saja sesuai dengan perintahku. Jangan pernah memerintahku Olivia karena yang punya hak kuasa penuh di sini hanya aku saja." ucap Daniel menegaskan kepada Olivia sontak membuat Olivia langsung terdiam.
Olivia menghala nafas, ia tak menjawab perkataan Daniel."sabar Olivia tinggal tiga hari lagi."Olivia membatin. Sekarang Olivia hanya sebagai boneka Daniel saja. Tidak dapat menolak permintaan Daniel sedikit. Yang bisa ia lakukan hanya menuruti permintaan Daniel.
Olivia dan Daniel pun berangkat ke kantor. terlihat Amara sudah terlebih dahulu tiba di sana. Bisik-bisik para karyawan kantor sudah terdengar jelas di telinga Olivia. Karena Amara sudah menebar gosip yang sangat luar biasa di. Mata para karyawan sudah menatap Olivia dengan tatapan sinis.
Hal itu membuat Olivia merasa tidak nyaman. tetapi salah satu sahabatnya memahami Olivia. Hanya seorang saja sahabat baik Olivia selama bekerja di perusahaan yang Daniel pimpin.
ketika berada di ruang kerja Daniel. Olivia memohon kepada Daniel agar Daniel mengizinkannya singgah terlebih dahulu ke rumah kontrakan ibu Nurhaida.
"Tuan Sebelum pulang ke apartemenmu apakah Tuan mengijinkan aku singgah ke rumah ibuku? tadi pagi ibuku menghubungi agar aku singgah terlebih dahulu ke sana. katanya Ibu memasak makanan kesukaanku."ucap Olivia berharap Daniel mengijinkannya.
Daniel terdiam. lalu mengangguk pelan. "Terima kasih Tuan kamu sudah mengizinkanku pergi ke rumah kontrakan ibuku.
"Saya mengizinkanmu tetapi saya yang langsung menghantarkanmu ke sana. Kamu tidak bisa pergi sendirian,"ucap Daniel yang mampu membuat Olivia terhenyak. mendengar apa yang dikatakan Daniel kepadanya.
"Apakah itu tidak merepotkan waktu tuan?
"Jangan mengguruiku saya yang mengetahui jadwalku bagaimana kamu itu asistenku tentunya kamu tahu jadwalku. Olivia mengangguk paham lalu ia berniat berpamitan kepada Daniel agar dirinya pergi ke ruang kerjanya.
"Apa saya dapat bekerja di ruang kerja saya saja Tuan?
"Tidak kamu di sini saja. Saya tidak ingin kamu meninggalkan ruangan saya. Karena saya bisa membutuhkan kamu tiba-tiba." ucap Daniel kepada Olivia. Olivia mengaku paham lalu ia duduk di hadapan Daniel sambil memeriksa file-file yang diberikan Daniel. kepadanya.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Chelsea Tiara ™©🍼🍼
Masih banyak typo bertebaran
Tolong teliti lagi ya Thor
2022-10-03
0
Siregar
lanjutkan dong thor
2022-09-05
2