Sang asisten kembali menghampiri Daniel yang masih berada di ruang kerjanya.
"Apa yang kamu lakukan kepada Olivia? mengapa dia sampai jatuh pingsan seperti itu? Apa kamu tidak akan pernah berubah lagi? ucap sang asisten kepada Daniel yang merupakan sahabat sekaligus asisten Daniel.
"Maksud kamu apa? Daniel balik bertanya pura-pura tidak mengetahui apa yang terjadi.
"Kamu jangan pura-pura tidak mengetahui apa yang terjadi kepada Olivia hari ini. Kamu menghukumnya, tanpa memberikannya istirahat makan siang sama sekali. benar-benar kamu tidak memiliki hati nurani."ucap sang asisten sudah mulai emosi kepada Daniel.
"Biarkan saja itu hukuman untuknya." ucap Daniel dengan santai lalu ia bangkit berdiri ingin menghampiri Olivia di ruang istirahat. "Sudah cukup makanya? Sekarang ikut aku." ucap Daniel sambil langsung menarik tangan Olivia. Olivia menatap sang asisten itu dengan tatapan memohon.
Tetapi sang asisten tidak dapat melakukan apa-apa. Karena hak kuasa penuh berada di tangan Daniel. Sang asisten hanya dapat menggelengkan kepalanya." Apa yang harus aku lakukan Olivia saat ini? aku tidak dapat melakukan apa-apa." gumam sang asisten merasa bersalah tidak mampu memberikan perlawanan kepada Daniel untuk membantu Olivia keluar dari masalahnya.
Olivia mengikuti Daniel tanpa menjawab sedikitpun. Ia tidak ingin memperpanjang masalah ini yang dapat merugikan dirinya sendiri.
****
Kamu lebih baik istirahat saja di dalam."ujar Daniel meminta kepada Olivia agar segera istirahat di kamar. Olivia mangkut selalu berlalu meninggalkan Daniel di sana.
Entah apa yang dilakukan Daniel yang pasti Olivia tidak mengetahuinya. Daniel menghubungi seseorang yang tidak diketahui oleh Olivia Siapa orang yang dihubungi Daniel saat ini.
Setelah selesai menghubungi seseorang di dalam sambungan telepon selulernya Daniel kembali menghampiri Olivia yang sedang berbaring di atas tempat tidur, setelah melakukan ritual mandinya dan menggunakan pakaian tidurnya.
Daniel membaringkan tubuhnya tepat di samping Olivia. "Apa kamu sudah baikan?
Olivia menganggukkan kepalanya. Ia tidak ingin berbicara sepatah kata pun kepada lelaki yang sudah membiarkannya begitu saja.
****
Pagi itu Olivia mendapatkan sambungan telepon seluler dari ibu Nurhaida. Ibu Nurhaida meminta kepada Olivia setelah pulang dari kantor ia terlebih dahulu singgah ke rumah kontrakan ibu Nurhaida.
Kring....
Kring...
kring...
Suara dengan ponsel milik Olivia mengganggu tidur gadis cantik itu. Ia mereh ponselnya yang ada di atas nakas. Olivia melihat di layar ponselnya kalau yang menghubunginya nomor ponsel ibu nurhaida.
"Ada apa Bu pagi-pagi sekali Ibu sudah menghubungiku? apa Ibu dan kak Anisa baik-baik saja?
"Kami berdua baik-baik saja. Dan kondisi Kakak kamu juga sudah semakin membaik.
Anisa mengatakan Dia merindukanmu. datanglah ke rumah Ibu akan memasak makanan kesukaan kamu. Jika kamu sudah pulang dari kantor Sebelum pulang ke apartemen kamu singgah ke rumah. "ujar Ibu Nurhaida agar Olivia terlebih dahulu singgah ke rumah sebelum Olivia kembali ke apartemen milik Daniel.
"Iya Bu nanti Olivia usahakan mampir ke rumah. Tapi yang pasti Ibu memasak makanan kesukaan Olivia kan?"
"Tentu. Ibu juga ingin menitip makanan yang ibu masak kepada Nak Daniel.
"Tapi sepertinya Bos saya tidak menyukai masakan lokal Bu. Yang biasa dimakan Bos saya itu makanan luar. Kan sayang kalau tidak dimakan nanti."ujar Olivia
"Tidak apa-apa. Kan kalau tidak dimakan kamu bisa memakannya!"
"Ya sudah deh bu terserah Ibu saja," ucap Olivia. Tanpa ia sadari Daniel dapat mendengar apa yang dibicarakan Olivia dengan ibu nurhaida. Olivia memutuskan sambungan telepon selulernya setelah selesai berbicara dengan ibu Nurhaida.
Olivia bangkit dari pembaringannya tanpa melihat sosok Daniel yang sudah melihatnya Sudah dari tadi. Olivia berlalu ke kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya. Setelah selesai membersihkan diri Ia pun berlalu ke dapur . Olivia selalu sengaja membawa pakaian ganti ke kamar mandi. Ia tahu persis apa yang akan dilakukan Daniel Jika ia melihat lekuk tubuh milik Olivia.
dengan telaten Olivia menyiapkan sarapan pagi. walaupun sang asisten sudah berada di sana."Maaf Nona mau apa? biar bibi buatin.
"Tidak di saya hanya memasak omelet saja, ada nasi putih kan Bi? sang Bibi mengganggu kan kepalanya.
Olivia memasak omelet, Ia tidak mengetahui kalau omelet merupakan makanan kesukaan Daniel. Non mau masak untuk Tuan Daniel ya? Olivia menggelengkan kepalanya. Karena ia sengaja memasak untuk dirinya sendiri. tetapi Ketika sang Bibi mengatakan demikian akhirnya Olivia juga memasak omelet untuk Daniel.
Setelah selesai menata makanan di meja makan. Olivia pun bergegas masuk ke kamar untuk mengganti pakaian yang biasa ia gunakan ke kantor.
"Kamu mau ke mana?
"Ya ke kantor tidak mungkin aku tidur-tidur saja di sini.
"Memangnya siapa yang nyuruh kamu mau pergi ke kantor? Olivia terdiam ia tidak dapat menjawab pertanyaan Daniel.
Karena tidak ada seorang pun yang memintanya untuk berangkat ke kantor Pagi itu. Olivia memilih untuk pergi meninggalkan Daniel di kamar begitu saja."Lebih baik aku makan sarapan pagiku daripada harus bertekad dengannya."gumam Olivia dalam hati sembari berjalan keluar menuju ruang makan.
Daniel bangkit dari pembaringannya lalu mengikuti panitia sampai ke mana panitia berada. Olivia langsung menyantap makanan yang sudah ia hidangkan. tanpa peduli menunggu sosok Daniel di sana.
Tanpa ia sadari itu sudah membuat amarah Daniel semakin memuncak. Hal itu membuat Daniel emosi dan langsung menghampiri Olivia."kamu bisa sarapan sendiri di sini sedangkan saya saja belum sarapan
" ucap Daniel sambil terus menatap Olivia tetapi Olivia hanya cewek cuek saja dan terus menyantap sarapan paginya.
"Sudah tidak perlu ribut jika kau mau masih ada satu porsi. Itu kalau tidak mau aku akan kasih ke Bibi saja." ucap Olivia sambil melirik ke arah makanan yang sudah ia sediakan. kemudian Daniel pun mendudukkan bokongnya tepat di samping Olivia. Daniel mencicipi omelet buatan Olivia. "lumayan juga omelet buatan Olivia." gumamnya dalam hati sambil terus menunduk omelet ke mulutnya.
kini sisa makanan yang ada di piring Olivia telah habis. sedangkan sisa omelet masih ada di sana ketika Olivia hendak mengambil omelet itu tiba-tiba Daniel mengambilnya membuat keduanya menjadi salah tingkah. hingga mereka berdua pun berebut. perdebatan di antara mereka pun terjadi hingga tubuh Olivia terjatuh ke tubuh Daniel.
Tiba-tiba suara teriakan seorang wanita datang dari luar. "Daniel!"Apa yang sedang kau lakukan dengan wanita itu? pekiknya menjerit. wanita cantik berpakaian seksi yang tiba-tiba saja masuk ke dalam apartemen milik Daniel itu kini berdiri tak jauh dari mereka.
"Bukankah dia asisten Mu? mengapa dia bisa ada di sini?" wanita cantik dan seksi itu menjerit. Menunjuk ke arah Olivia yang terkejut menatapnya.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓💓🙏
JANGAN LUPA, LIKE, COMMENT, VOTE DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
riyani
panitia? panitia apa ini?
2023-02-22
0
Chelsea Tiara ™©🍼🍼
Lagi asik berdua ada pengganggu wkwkkw
Lanjut Thor
2022-10-02
0
Mahdiana MN
maaf Thor, msh bnyak typonya 🙏
2022-09-29
1