Meski sudah menebaknya Daniel Gladuks tetap saja merasa terkejut. Netranya semakin lama memperhatikan gerak bibir bawah Olivia yang bergetar pelan lalu pandangannya turun pada kedua tangan Olivia yang mengepal.
"Tawaranku yang mana? Aku tidak ingat."dengan sengaja Daniel Gladuks mempermainkan Olivia. Ia pura-pura lupa akan tawaran yang diberikan dan yang Gladuks kepada Olivia. Membuat Olivia sempurna membuka matanya menatap Daniel Gladuks tak percaya.
"Jawab Olivia!"memangnya aku pernah memberi tawaran apa pada kamu?"Daniel Gladuks kembali bertanya kepada Olivia Jason.
Olivia menelan silvanya berat. Ia sadar Daniel hanya ingin membuatnya semakin merasa malu dan semakin terhina.
"Tawaran Anda yang mengatakan kalau anda akan membiayai seluruh biaya pengobatan Kakakku sampai sembuh, dan aku harus membayarnya dengan menjadi teman tidurmu selama dua Minggu." ucap Olivia Jason sambil menundukkan kepalanya. Ia sama sekali tidak berani menatap Daniel Gladuks.
Kini senyum miring tercetak jelas di bibir Daniel. Olivia Jason menahan sesak yang berkumpul di dadanya. Untuk menguatkan dirinya. Ia terus mengingat nama kakak ya Anisa.
"Sudah kubilang, bukan? Aku terbiasa mendapatkan apa yang kuinginkan Olivia."ucap Daniel Gladuks sambil bangkit dari tempat duduknya berdiri menghampiri Olivia Jason.
Tubuh Olivia Jason terasa mengkerut setiap kali langkah kaki panjang Daniel Gladuks makin dekat kepadanya.
Daniel Gladuks menduduki tepi meja tepat di depan Olivia Jason, melipat kedua tangannya di dada. Serasa matanya memindai tubuh wanita itu dari atas hingga turun ke bawah.
Hal itu membuat Olivia Jason menahan nafas sekuat tenaga. Seandainya ada pilihan lain, Olivia tidak akan sudi datang menghampiri Daniel Gladuks di kantor yang selama ini ia pimpin. Tetapi Daniel Gladuks begitu merendahkan.
"Aku sudah setuju dengan penawaran Anda Tuan. Dan aku tidak ingin berdebat lagi. Terserah apa tanggapan Anda tentang diriku. Aku hanya ingin meminta uang 500 juta itu. Kakakku sangat membutuhkannya sekarang."
"Hei....!"apa aku tidak salah dengar Olivia Jason? Kau ingin meminta bayaran Mu sementara kau belum memberikan apa yang harus kudapatkan. Entah kau masih perawan atau tidak, saya belum mengetahuinya." ucap Daniel Gladuks mengangkat alis membuyarkan tangannya yang terlipat di dadanya.
Ketukan sepatu mahal itu, terdengar kembali mengusik jantung Olivia Jason yang semakin berdetak tak karuan. Keresahan di hati Olivia semakin berkecamuk. Olivia kembali menundukkan kepala saat Daniel Gladuks berdiri begitu dekat di depannya.
Sebelah tangan Daniel Gladuks masuk dalam saku celananya. Sementara tangannya lagi menjepit dagu Olivia Jason, dan menariknya hingga mata mereka kembali bersinggungan.
Olivia menelan silvanya, dada mereka yang nyaris tak berjarak. Membuat Olivia harus sedikit menahan nafasnya.
"Aku tidak akan memberikan uang itu sebelum kau melakukan tugasmu."bisik Daniel Gladuks mengingatkan. Terkena pasnya terasa banget di permukaan wajah Olivia.
"Kau sudah menyepakati tawaranku untuk mendapatkan uang itu. Bukan? Kau ingin aku membiayai seluruh pengobatan kakak mu sampai dia benar-benar sembuh? Kau ingin uang itu secepatnya?"lanjut Daniel Gladuks. bertanya kepada Olivia yang sedari tadi berdiri mematung meratapi nasibnya.
Yang sebentar lagi akan melepaskan harta yang paling berharga di tubuhnya, kepada seorang CEO ternama yang terkenal kaya raya di sejagat negara ini.
Olivia sedikit bergidik, ketika telapak tangan Daniel Gladuks yang lebar meneliti ke dalam rambutnya, mengelus dengan gerakan halus sebelum akhirnya menyelipkannya ke belakang telinga.
Tetapi kepala Olimpia Jason tak kurung mengangguk sebagai jawaban.
"Kakakku harus segera melakukan operasi pencangkokan ginjal. Dia tidak punya banyak waktu."suara Olivia Jason agak bergetar saat mengatakan itu. Karena ia mengingat apa yang dikatakan dokter Iskandar kepadanya, mengenai kondisi kesehatan kakaknya Anisa.
Pengorbanan Olivia Jason kepada kakaknya satu-satunya, membuat dokter Iskandar merasa tidak tega melihat Olivia yang sudah kewalahan, untuk mencari pendonor dan juga biaya operasi pencangkokan ginjal kakaknya Anisa.
Pundaknya berdenyut menghindari sentuhan tangan Daniel Gladuks yang mencoba menembus leher jenjangnya. Terasa geli dan aneh bagai Olivia yang tak pernah merasakan sentuhan dari laki-laki dewasa. Apalagi sentuhan dari lelaki yang menyebalkan seperti Daniel Gladuks.
Visual Daniel Gladuks
Daniel Gladuks tersenyum menang. "Baiklah tampaknya kau sudah sangat tidak sabar ingin segera mende$@h di atas ranjang Ku."ejek Daniel Gladuks mendengus dan mengalihkan pandangannya ke samping.
Menyeringai tipis Daniel Gladuks menodai wajah Olivia yang begitu polos. Wajah yang meski jarang di poles oleh make up tebal, tetapi masih menampilkan kesan cantik yang unik dan natural.
Tangannya mengambil sebuah kartu di dompet lalu memberikannya kepada Olivia.
"Ini kartu nama aku, di sana ada alamat apartemenku. Kalau kau ingin semuanya dilakukan secepatnya, maka datanglah malam ini. Mulai nanti malam kau sudah bisa bekerja sebagai teman tidurku."ucap Daniel Gladuks sambil mengembangkan senyumnya senyum kemenangan.
Olivia menerima kartu nama itu dengan tangan yang agak bergetar. Meski hati kecilnya sangat menentang apa yang ia putuskan saat ini. Tetapi Olivia Jason tetap harus melakukannya untuk kakaknya Anisa. Demi kesembuhan kakaknya, Ia rela melakukan apapun.
Mata bulatnya melekat pada kartu nama yang tadi disodorkan Daniel Gladuks.Tiba-tiba Olivia menelan silvanya berat. Benaknya membayangkan apa yang akan terjadi nanti malam dengan dirinya?
"Kenapa kau terlihat gugup? Kau tahu kan. Olivia!" sekali aku memutuskan maka kau tidak akan pernah bisa membatalkannya. "Daniel Gladuks memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Matanya mengamati keresahan. Yang tergambar jelas di wajah Olivia.
"Selama dua Minggu penuh tubuhmu adalah milikku Olivia Jason. Dan tugasmu adalah menghangatkan Ku di ranjang Ku." bisik Daniel Gladuks mengelus leher jenjang Olivia Jason, dengan gerakan seringan bulu, membuat Olivia sejenak memejamkan matanya. Ingin rasanya ia menghindar tetapi sialnya Olivia tak bisa melakukan itu.
Hembusan nafas lelaki itu di kulit pipinya membuat Olivia berkedip. Terlebih ketika matanya menatap bola mata Daniel Gladuks yang menggelap sorot matanya itu, tampak berkabut penuh gairah.
Flash back.
"Olivia!"apa kau masih perawan?"tanya Daniel Gladuks. Pertanyaan itu berhasil membuat Olivia Jason tertegun, di tempatnya. Ia, membisu dan tidak langsung menjawab bahkan menatap Daniel Gladuks dengan tatapan tajam.
Olivia Jason memberanikan diri untuk bertanya kepada big boss tempat Olivia bekerja mengais rezeki untuk membiayai kehidupan mereka sehari-hari.
"Memangnya kenapa Anda bertanya seperti itu tuan?
"Aku pastikan kakakmu akan mendapat perawatan sampai sembuh. Tapi kau harus jadi teman tidurku selama 2 minggu penuh." ucapnya bola mata Olivia Jason membeli seketika. Ia tidak menyangka dan nyari Gladuks akan memberikan penawaran seperti itu.
Olivia memang sangat tahu lelaki seperti apa Daniel Gladuks. Dia adalah perwujudan sempurna seorang laki-laki, dalam hal fisik wajah tampan dan tegas. Matanya selalu bisa membius siapa saja. Terkecuali Olivia Jason yang baru bekerja satu tahun Disamera company.
Setiap minggunya Olivia kerap melihat para model papan atas yang bergantian datang ke ruang kerja Daniel gladuks . Tujuan mereka tentu saja untuk berkencan. Olivia Jason tidak merasa heran dengan hal itu.
Daniel Gladuks dengan paras tampan, serta kekayaannya yang mampu menarik wanita kelas atas keranjangnya jika ia mau. Melihat wajah tampannya saja para wanita akan langsung terpikat dalam sekejap mata. Mungkin hanya Olivia saja di kantor itu yang tak tidak tertarik kepada Daniel Gladuks.
Hari ini Olivia memberanikan diri datang ke ruang kerja Daniel Gladuks, menunduk di depannya untuk meminjam uang. Olivia pun mengatakan uang itu akan digunakannya untuk biaya operasi pencangkokan ginjal kakaknya, yang menderita gagal ginjal.
Tetapi jawaban lancang itulah yang diberikan Daniel Gladuks. Membuat wajah Olivia memerah dengan tangannya yang terkepal marah karna sudah emosi mendengar segala kata kata yang keluar dari mulut Daniel Gladuks.
"Anda memang bosku. Dan aku tahu dengan uangmu Anda bisa menghabiskan waktu dengan wanita mana saja yang anda inginkan. Tapi aku bukan mereka! "lancang sekali anda bicara seperti itu padaku.
Anda pikir bisa dengan mudah menjerat wanita miskin sepertiku keranjang Mu? Itu tidak akan pernah terjadi tuan!"Olivia Jason mengeraskan giginyanya dan rahangnya sudah mengeras.
"Kenapa tidak? Daniel Gladuks mengangkat tangan dan pundaknya ke depan Olivia Jason. raut wajahnya begitu tampan sehingga setiap wanita akan terpesona melihatnya.
"Kau tahu sejak kecil aku sudah terbiasa mendapat apa yang kuinginkan. Aku bukannya ingin menghinamu Olivia Jason. Tapi kau datang tiba-tiba ke Ruangan ku meminjam uang 500 juta padaku.
Padahal kau belum genap 1 tahun bekerja di perusahaan ini. Kau pikir aku ini nenek moyangmu? yang bisa kau pinjam uang seenaknya saja? Bos mana yang berani meminjamkan uang kepada karyawan rendahan sepertimu, uang sebesar itu? Ucap Daniel Gladuks sambil menatap Olivia Jason dari ujung kaki hingga ujung rambut.
Olivia Jason membisu tetapi nafasnya menderu naik turun. Karena merasa sangat dihina oleh Daniel Gladuks. Olivia bukanlah orang yang gemar meminjam uang. Andai kakaknya tidak sakit keras mana mungkin ia senekat ini meminjam uang kepada bos yang terkenal angkuh dan songong.
Bersambung......
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏🙏🙏🙏
JANGAN LUPA LIKE, COMMENT, VOTE , DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Chelsea Tiara ™©🍼🍼
Wah visual Daniel cakep banget
Visual Olivia dong Thor
Wahhh Olivia harus jadi teman tidur Daniel bos nya sendiri
2022-09-28
0
Fatma Kodja
visual Olivia dong!!!
2022-09-06
1
Riana
🥺
2022-09-05
0