Olivia tersenyum kecil. Tidak dipungkiri, Olivia juga senang mendengar adiknya akan segera melakukan.Operasi pencangkokan ginjal.
"Iya,Bu.Kak Anisa akan sembuh." ucap Olivia sambil menatap ibunya dengan tatapan penuh arti. Ia tau betul ibunya pasti senang mendengar kabar Kalau Daniel sudah menemukan donor ginjal untuk Anisa. Kabar yang sangat luar biasa yang selama ini ditunggu-tunggu oleh ibu Nurhaida.
Melihat ke arah tangan Ibu nurhaida dan Olivia yang saling menggenggam menguatkan, Daniel menyunggingkan senyum kecut. Kemudian mengusap wajahnya dengan sebelah tangan seraya mengalihkan pandangan ke arah lain.
Ada sedikit rasa cemburu dalam hatinya. mengingat ibu kandungnya tak pernah menggenggam tangannya sehangat dan serat itu. Apalagi setelah perceraian kedua orang tuanya membuat Daniel mengalami kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya.
"Tuan Daniel. Bagaimana cara saya membalas kebaikan anda? Saya tahu, orang sepenting Anda pasti memiliki kesibukan yang sangat luar biasa. tetapi anda masih mau menyempatkan waktu untuk datang ke rumah sakit bersama Olivia."
Daniel kembali menolehkan kepala pada ibu Nurhaida. lantas menggeleng pelan menatap ibu nurhaidah dengan tatapan penuh arti.
"Bukan masalah. Hari ini saya tidak terlalu disibukkan dengan pekerjaan. Dan tolong aku meminta jangan memanggilku dengan sebutan tuan. Panggil saja Daniel,"ucap Daniel kepada Ibu Nurhaida netranya melirik ke arah Olivia.
"Tapi Tuan, Anda kan bosnya Olivia di kantor. mana mungkin Saya memanggil anda hanya dengan nama."Ibu Nurhaida menggeleng enggan menuruti perintah Daniel karena merasa tidak enak. Apalagi Daniel sudah membantu membiayai pengobatan Putri sulungnya. Sungguh tidak mungkin bagi ibu Nurhaidah tidak menghargai Daniel selaku dewa penolong putrinya.
"Aku lebih suka dipanggil Daniel olehmu Bu."karena ini di luar kantor. Aku bukan seorang bos jika di luar kantor. Bahkan aku pun menyuruh Olivia untuk berhenti memanggilku dengan sebutan Tuan kecuali ketika kami sedang berada di perusahaanku,"ucap Daniel yang meski dengan suara lembut namun tetap terdengar tegas.
Akhirnya Ibu nurhaida pun mengangguk mengiyakan apa yang Daniel inginkan.
"Baik,nak Daniel."ucap Ibu nurhaida sambil menatap Daniel dengan tatapan penuh kasih.
ujung bibir Daniel tertarik, membentuk sedikit senyum manis.
"Kudengar dari Olivia katanya Kalian bertiga tinggal di sebuah kontrakan kecil?"tanya Daniel pada ibu Nurhaida. Olivia spontan menoleh dengan memicingkan matanya.
"Kenapa Daniel mengatakan seperti itu? Aku tidak pernah mengatakan apapun tentang kontrakanku padanya."Olivia membatin bingung. Karena mendengar apa yang dituturkan oleh Daniel kepada ibu Nurhaida. padahal mulai Olivia bekerja di kantor Daniel, ia tidak pernah cerita apa-apa tentang kontrakan mereka.
Olivia tidak tahu kalau sebenarnya Daniel menyuruh orang untuk menyelidiki tempat tinggal di mana wanita itu. Entah apa yang membuat Daniel penasaran dengan kehidupan sosok Olivia. Padahal seperti yang dikatakan Daniel sebelumnya, ia bisa mendapatkan wanita lebih cantik dari Olivia karena Daniel memiliki segudang harta.
Ibu Nurhaida mengangguk."Benar, nak Daniel. Kami bertiga memang tinggal di kontrakan yang sangat sederhana bahkan jauh dikatakan dari layak. Meskipun mungkin bagi orang lain sudah tidak layak, tetapi bagi kami asalkan kami memiliki tempat untuk berteduh itu sudah cukup. Apalagi biaya sewanya juga murah."dengan sedikit menunduk malu, Ibu Nurhaida bercerita.
Daniel menghembuskan nafasnya pelan, ditatapnya Ibu Nurhaida dengan raut iba. mengingat foto kontrakan Olivia yang dikirimkan oleh orang suruhannya melalui pesan Whatsapp. Daniel jadi membayangkan Bagaimana susahnya kehidupan Olivia beserta keluarganya.
"Mulai besok, sebaiknya kalian tinggalkan saja kontrakan itu,"ucap Daniel yang kemudian membuat kening Olivia dan ibu Nurhaida sama-sama berkerut bingung.
"Kenapa begitu?"tanya Olivia sambil menatap Daniel dengan tatapan tanya.
"karena aku sudah menyuruh orang untuk memilih rumah yang lebih layak untuk ibu dan adikMu,"jawab Daniel sambil menoleh ke arah Olivia yang masih berdiri mematung. Olivia sangat bingung, iya sama sekali tidak mengetahui rencana Daniel yang ingin memberikan rumah yang layak untuk keluarganya. Padahal itu sama sekali tidak ada dalam perjanjian.
Olivia sangat terkejut. Mendengar apa yang dikatakan Daniel.
"Untuk memulihkan kondisinya, Anisa membutuhkan tempat yang lebih nyaman. tentunya rumah yang sudah kupilih itu sangat bagus dan akan nyaman untuk ditempati."Apalagi bagi Anisa yang membutuhkan perawatan."ucap Daniel sambil menatap ibu Nurhaida dengan tatapan penuh arti seolah dirinya ingin memeluk Ibu Nurhaida layaknya ibu kandungnya yang tak pernah ia rasakan selama ini.
"Tapi, nak Daniel.... kami tidak sanggup membayar biaya kontrakan Jika terlalu mahal."karena selama ini kami hidup Hanya mengharapkan gaji Olivia bekerja di kantor anak Daniel. Dibantu dengan saya menjual gorengan keliling. Itu pun pendapatannya tidak seberapa.
Apalagi Anisa sedang sakit. Kami benar-benar membutuhkan uang yang sangat banyak saat ini. Jujur saya berterimakasih kepada nak Daniel sudah bersedia membiayai pengobatan putri sulung saya. Oleh karena itu saya merasa tidak enak hati, sudah dibiayai pengobatan malah nak Daniel memberikan tempat tinggal yang layak lagi buat kami tempati. Wajah Ibu Nurhaida terlihat keberatan.
Daniel memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya. Daniel menggelengkan kepala pada ibu Nurhaida.
"Soal biaya sewa tidak perlu dipikirkan. aku sudah membayar biaya sewa kontrakan itu. kalian hanya cukup tinggal saja dengan nyaman di sana,"tutur Daniel sambil netranya melirik ke arah Olivia.
Ibu nurhaida terperangah menutup mulutnya dengan sebelah tangan. Kebaikan Daniel telah membuat hatinya tersentuh.
"Nak Daniel, kau baik sekali. Terima kasih banyak nak Semoga Tuhan memberkatimu. ucap Ibu Nurhaida.
Daniel menganggukkan kepalanya. "Sama-sama Bu. tapi untuk Olivia, untuk 2 minggu ini aku ingin dia datang ke kantor lebih pagi. Karena itu aku meminta izin agar sebaiknya Olivia tinggal di apartemenku saja yang dekat dengan kantor. Itupun jika anda tidak keberatan sebagai ibu Olivia."ucap Daniel berbohong. Padahal sebenarnya alasan berangkat lebih pagi ke kantor itu hanyalah akal-akalannya saja.
Ia menginginkan Olivia tinggal bersamanya di apartemen miliknya karena Olivia harus membayar segala apa yang dilakukan Daniel terhadap keluarganya, selama 2 minggu ini.
Tersenyum, Ibu Nurhaida menganggukkan kepalanya pertanda dia setuju akan permintaan Daniel kali ini.
"Tentu saja boleh, mungkin dengan begitu Olivia bisa datang ke kantor lebih pagi."Ibu nurhaida mengatakan itu, karena ia tidak tahu kalau di apartemen itu Olivia akan tinggal dengan Daniel.
Yang Ibu Nurhaida pikirkan putrinya hanya akan tinggal sendirian saja. Maka dari itu ia langsung menyetujui permintaan Daniel. Ibu Nurhaida sama sekali tidak mengetahui sandiwara yang dilakukan Daniel saat ini. yang Ibu Nurhaida ketahui saat ini Daniel merupakan dewa penolong keluarganya.
Bersambung.....
Hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏🙏
JANGAN LUPA LIKE, COMMENT, VOTE DAN HADIAHNYA YA 🙏💓🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Mmhey Lim Kheintjem
modus
2024-07-20
0
Chelsea Tiara ™©🍼🍼
Sungguh miris nasib Olivia harus jadi teman tidur Daniel selama dua minggu
Semangat Up
2022-09-30
3
Riana
anisa kakak adikny oliv
2022-09-05
1