Teman-teman baca sampai selesai, ya. Jangan lupa kasih like dan komentar. Semoga hari kalian menyenangkan dan sehat selalu.
***
Bab 9
"Sepertinya, kaki bapak sulit digerakkan karena sangat sakit. Jelita kamu harus tanggung jawab! Antarkan Bapak ke ruang UKS!" perintah Erlangga langsung melingkarkan tangannya di bahu Jelita.
Jelita dengan senang hati memapah Erlangga dan membantunya berjalan. Senyum kebahagiaan Jelita terlihat jelas di wajahnya yang cantik. Sementara itu, Kenanga malah bengong menatap kepergian mereka berdua.
"Dasar bocah nakal! Orang baru saja senang, malah mengganggu!" gerutu Kenanga.
***
Jelita dan Erlangga berjalan sambil saling merangkul. Erlangga merangkul pundak sedangkan Jelita merangkul pinggang. Banyak murid yang melihat pemandangan itu. Mereka meneriaki Jelita yang dianggap sudah mencuri perhatian dari guru idola mereka.
"Hai, Jelita! Apa yang sedang kamu lakukan! Mengajak kita berperang dunia ketiga!" teriak salah seorang murid yang sedang bergerombol hendak masuk ke kelas.
"Sorry, semuanya karena ada insiden tak di sengaja. Kaki Pak Erlangga terluka. Jadi, aku sebagai pelaku harus bertanggung jawab," kata Jelita kepada murid-murid yang sedang menatap dan membicarakannya.
"Pintar sekali bicara, istriku ini," bisik Erlangga tepat di dekat telinga Jelita.
"Sudah kakak pura-pura saja kakinya sakit," kata Jelita.
"Tidak perlu pura-pura. Ini memang sakit!" Erlangga sangat gemas kepada Jelita dan rasanya dia ingin menggigit bibirnya yang sejak tadi terus tersenyum.
Erlangga tahu tadi Jelita sengaja menendang kakinya. Istri kecilnya itu sedang cemburu. Maka, dia tidak mempermasalahkan kejadian tadi. Sebenarnya, dia juga merasa diuntungkan dengan adanya insiden ini. Dia tidak perlu repot-repot memapah Kenanga ke ruang guru.
***
Jelita membawa Erlangga ke ruang UKS dan melihat hasil tendangan yang dia berikan tadi. Ternyata ada luka lebam di tulang kering Erlangga. Jelita merasa bersalah karena menendangnya begitu keras sehingga meninggalkan bekas berwarna hijau keunguan.
"Kak Erlang, maafkan aku. Aku tidak menyangka kalau akan separah ini hasilnya," aku Jelita dengan memasang mimik wajah yang penuh penyesalan.
"Sudahlah, kamu kembali saja ke kelas. Ini biar aku obati sendiri," kata Erlangga.
Jelita tidak mau meninggalkan Erlangga saat itu. Namun, ada Kenanga dan dokter sekolah yang masuk ke ruang UKS. Jadinya, Jelita mau tidak mau harus meninggalkan ruangan itu.
***
Jelita pun kembali ke kelas dan ikut belajar seperti biasa. Kali ini dia bisa memahami ilmu yang sedang diterangkan oleh guru. Bahkan dia dengan cepat bisa menjawab semua soal yang diberikan. Hasil belajar dengan Erlangga di rumah ternyata membuahkan hasil yang baik untuknya. Bahkan teman-temannya tidak percaya kalau Jelita bisa menyelesaikan tugas itu dengan cepat dan hasilnya pun benar semua.
"Jel, apa kamu saat di rumah rajin belajar?" tanya Dahlia menatap Jelita tak percaya kalau temannya itu menjadi pintar setelah dua minggu tidak masuk sekolah.
"Bener, pastinya kamu rajin belajar, ya?" Mawar menatap kagum sama Jelita.
"Iya, kalian benar. Selama dua minggu ini, aku belajar dengan giat dan mengulang kembali semua mata pelajaran," jawab Jelita.
"Wah, kamu hebat! Kita juga harus sering-sering belajar kelompok, nih," ucap Melati dengan penuh semangat.
"Iya, setuju!" Dahlia juga ikutan dengan semangat.
"Ayo kita belajar bersama di rumah Jelita!" ajak Mawar kepada yang lainnya.
Jelita terkejut saat mendengar perkataan Mawar dan teman-teman yang lainnya juga setuju dengan ajakan itu. Jelita bingung mau bilang apa karena sekarang dia tinggal bersama dengan Erlangga di rumah mertuanya.
"Ah, itu ... kayaknya tidak bisa," ucap Jelita tidak tahu harus bilang apa lagi.
"Kenapa? Bukannya bagus kalau kita belajar bersama!" Dahlia mengerutkan keningnya karena Jelita seolah tidak mau mengajak mereka untuk belajar bersama.
"Iya, kenapa? Apa kamu tidak mau berbagi ilmu dengan kami?" tanya Mawar.
Jelita tidak tahu harus bilang apa. Sebab, saat ini dia tinggal di rumah mertuanya. Bisa-bisa nanti terbongkar pernikahannya dengan Erlangga.
"Maaf, ya. Aku tidak bisa mengajak belajar bersama di rumah untuk saat ini. Karena kakek sedang butuh ketenangan. Bagaimana kalau di rumah kalian secara bergiliran?" Jelita menatap ke arah ketiga temannya.
Mereka pun saling melirik dan mengangguk. Maka sudah disepakati kalau mereka akan belajar bersama dengan bergiliran di rumah temannya.
***
Jelita pun menceritakan kejadian di sekolah itu pada Erlangga. Tentu saja Erlangga setuju dengan kegiatan istrinya itu.
"Jadi, nanti pas giliran belajar di rumahku, kita menginap di rumah kakek, ya?" pinta Jelita dengan tatapan memohon.
Erlangga terlihat berpikir dan menahan tawanya saat melihat ekspresi wajah milik Jelita. Terlintas ide jahil dalam otaknya.
"Berapa lama kita akan menginap di rumah kakek nanti?" tanya pemuda yang sudah mencuri hati Jelita.
Mendengar ucapan Erlangga membuat hati Jelita merasa senang. Itu karena artinya mereka akan menginap lebih dari satu hari di sana nanti.
"Satu minggu. Bagaimana?" Mata Jelita terlihat berbinar.
"Tidak masalah untuk aku. Tapi …." Erlangga menatap Jelita dan mendekatkan wajahnya pada gadis itu.
"Setiap hari kamu harus memberikan aku ciuman sebanyak tujuh kali," bisik Erlangga dan Jelita mengaga dengan pipi yang merona.
"Banyak sekali!" seru Jelita menahan malu.
"Karena kamu ingin kita tinggal di sana selama tujuh hari. Kalau kita menginap satu malam saja, kamu cukup memberikan aku satu ciuman," balas Erlangga dengan senyum menawannya dan membuat Jelita mengangguk tanpa sadar.
***
Jelita dan teman-temannya pun hampir setiap hari belajar bersama dengan cara bergiliran mendatangi rumah satu sama lainnya. Jelita ambil jadwal menginap di rumah kakeknya itu dari hari Jumat sampai Minggu. Tentu saja ini membuat kakeknya senang.
Kehidupan sekolah Jelita juga sekarang lebih tenang, tidak seliar dahulu. Kini dia dan teman-temannya lebih menjaga sikap. Namun, yang jadi permasalahan Jelita sekarang adalah masalah asmara dirinya dengan suami.
Punya suami yang tampan dan menjadi idola di sekolah baik dari kalangan murid atau guru yang masih gadis dan janda, sering jadi incaran mereka. Bahkan ada fans klub Erlangga di sekolahnya. Salah satu perempuan yang gencar mendekati Erlangga adalah Kenanga. Guru perempuan ini selalu berusaha mendekati dengan berbagai cara.
"Pak Erlangga, ini saya buatkan bekal makan siang," kata Kenanga sambil menyerahkan kotak makanan.
"Tidak perlu, Bu. Aku bisa membeli di kantin nanti," ucap Erlangga.
"Tidak baik menolak rezeki, Pak." Kenanga bersikukuh ingin Erlangga memakan bekal itu.
Merasa tidak enak hati, Erlangga pun menerima itu seraya berkata, "Akan aku terima ini, tapi besok-besok jangan bawakan aku bekal lagi, Bu."
"Seharusnya Pak Erlangga senang, aku buatkan makan siang. Masakan aku terkenal enak dan disukai oleh orang lain. Coba Bapak makan itu, pasti akan ketagihan dengan masakan saya," kata Kenanga dengan penuh percaya diri.
Tanpa mereka sadari dari kejauhan Jelita melihat keduanya. Dia sangat marah pada suaminya itu karena sedang bermesraan dengan wanita lain.
"Dasar laki-laki mata keranjang! Akan aku balas perbuatannya ini!" geram Jelita dengan tatapan nyalang dan tangan terkepal.
***
Apa yang akan diperbuat oleh Jelita kepada Erlangga? Tunggu kelanjutannya, ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Susilawati Rela
😁😁😁 jelita cemburu, kali ini apa yg bakal dilakuin Jelita, tendang tulang kering kaki udah...MMM ...apa lagi yah...?🤔
2022-09-03
6
Susilawati Rela
😁😁😁 jelita cemburu, kali ini apa yg bakal dilakuin Jelita, tendang tulang kering kaki udah...MMM ...apa lagi yah...?
2022-09-03
4
Ayi
hahah cemburu buta niih , panas yaah dada ni rasanyaa 😂
2022-09-03
4