Teman-teman baca sampai selesai, ya. Lalu, kasih like dan komentar. Semoga hari kalian menyenangkan dan bahagia selalu
***
BAB 2
Jelita dan Erlangga diam terpaku. Keduanya sangat terkejut saat mendengar kata-kata dari kakek Darmawangsa. Jelita pun ingin membantahnya. Bagaimana bisa dia menikah di saat usianya masih belia. Secara hukum negara, usia dia juga belum memenuhi syarat untuk menikah. Mungkin dalam hukum agama, dia sudah memenuhi persyaratan. Namun, tetap saja dia tidak mau kalau hanya menikah agama saja.
"Tapi, kakek ...." Jelita sedang berusaha menolak keinginan kakeknya itu.
"Pokoknya tidak ada bantahan lagi!" Kakek Darmawangsa menatap tajam kepada Jelita.
"Kakek Darma, bagaimana kalau kita berdua tunangan saja dulu?!" Erlangga memberikan sebuah alternatif untuk mengambil jalan tengah.
Erlangga, adalah sosok pemuda yang disukai oleh Kakek Darmawangsa. Laki-laki yang dipercaya bisa menjaga cucu satu-satunya, kelak. Pemuda cerdas yang sebentar lagi akan di wisuda S2. Erlangga juga sudah menyiapkan diri untuk menjadi penerus yang akan menjalankan perusahaan milik keluarga Darmawangsa. Erlangga menjadi guru magang di SMA ANGKASA RAYA juga hanya untuk bisa mengawasi Jelita. Walau dia sering kecolongan karena Jelita, anaknya mudah terpancing emosinya. Sehingga, tidak aneh kalau ada yang mengusiknya, dia akan membalasnya.
"Iya, Kek. Kita bertunangan saja dulu." Jelita langsung menyetujui idenya Erlangga.
"Tidak bisa! Keputusan Kakek, tidak akan berubah," kata Kakek Darmawangsa.
Jelita melihat ke arah Erlangga, meminta ide yang lainnya. Namun, Erlangga menggelengkan kepalanya, sudah tidak ada ide yang lainnya. Maka, tidak ada cara yang lain. Jelita harus bertaruh dengan keberuntungan.
"Kakek, beri Jelita satu kali saja kesempatan. Jelita, janji akan berubah menjadi anak yang lebih baik lagi. Tidak akan melakukan melanggar aturan di sekolah. Kalau Jelita terkena hukuman lagi di sekolah. Maka, saat itu juga, Jelita akan menikah dengan, Kak Erlang." Jelita melihat ke arah Kakek Darmawangsa dan memohon untuk dikabulkan.
Kakek Darmawangsa diam dan menimbang lagi keputusannya. Setelah dia mendengar ucapan dari Jelita, barusan. Sepertinya, tidak ada ruginya juga memberi kesempatan untuk Jelita. Maka, dia pun menganggukkan kepalanya, setuju untuk memberikan satu lagi kesempatan kepada Jelita.
Jelita dan Erlangga pun tersenyum bahagia, akhirnya masih punya kesempatan. Jelita pun berlari ke arah Kakek Darmawangsa, dan memeluknya erat, penuh sayang.
"Terima kasih, Kakek!" serunya senang tidak lupa dia juga mencium pipi kakeknya.
"Ingat! Ini adalah kesempatan terakhir yang Kakek berikan untuk kamu," kata Kakek Darmawangsa sambil memencet hidung Jelita, dan membuatnya mengaduh kesakitan.
Masalah pernikahan pun akhirnya dapat diselesaikan dengan baik. Erlangga pun bisa pulang dengan dengan hati yang tenang. Waktu sudah lewat tengah malam, dan Erlangga baru bisa pulang ke rumahnya.
"Kak Erlang, hati-hati di jalan. Jangan ngebut!" kata Jelita saat dia mengantarkan Erlangga sampai menaiki motornya.
"Iya. Kamu juga jangan melakukan perbuatan yang hanya akan kamu sesali nantinya. Sekarang kamu itu sudah besar, harusnya mampu membedakan mana yang baik dan buruk," kata Erlangga yang sudah duduk di jok motornya.
"Iya," Jelita pun mencium tangan Erlangga, dengan takzim. Meski Erlangga, anak supir keluarga Darmawangsa, tetap saja usia Erlangga lebih tua, dan Jelita harus menghormatinya.
***
Jelita dan Kakek Darmawangsa kini sudah duduk di kursi yang sudah disediakan oleh pihak sekolah. Begitu juga dengan teman Jelita yang lainnya. Mereka duduk dengan kedua orang tuanya. Dahlia, Mawar dan Melati juga sepertinya kena marah semalam. Terlihat dari mata mereka yang bengkak. Jelita merasa dirinya jauh lebih beruntung, dibandingkan sama teman-temannya.
"Bapak, Ibu, pihak sekolah memanggil Anda semua ke sini karena anak-anak telah melakukan pelanggaran aturan sekolah. Mereka mendatangi tempat yang seharusnya tidak mereka datangi semalam. Oleh, karena itu pihak sekolah akan memberikan skorsing selama sepuluh hari, tidak boleh keluar rumah," kata Kepala Sekolah Wirata.
Semua pihak mau tidak mau harus menerima keputusan dari Kepala Sekolah. Baik murid atau orang tua mereka tidak ada yang membantahnya sama sekali. Maka, setelah diberikan keputusan, mereka pun membubarkan diri.
Jelita dan teman-temannya saling berpelukan di depan ruang kepala sekolah. Sebab, mereka tidak akan bertemu selama sepuluh hari, ke depan.
Saat mereka hendak beranjak dari sana, datang Daisy dan Lily yang tersenyum meremehkan. Kedua orang itu memang sering bentrok dengan Jelita dan teman-temannya. Apalagi kalau ada Rose, sudah tidak aneh mereka akan saling ejek bahkan jambak-jambakan.
"Wah, lihat siapa ini yang kena hukuman skorsing? Pastinya lama deh hukumannya!" Daisy mencibir dengan nada merendahkan.
"Iya 'lah. Semalam mereka 'kan pergi ke klub," kata Lily sambil diikuti tawanya.
"Berkelahi di klub lagi! Siapa yang semalam ayahnya ketahuan selingkuh?" tanya Lily pura-pura tidak tahu dengan senyum mengejeknya.
Jelita yang lagi kesal memukulkan tasnya ke muka Lily, "makan nih!"
"Jelita!" Semua orang kaget dan berteriak memanggil namanya.
Lily pun balik menyerang, dia hendak menjambak rambut panjang milik Jelita. Namun, ditarik oleh Dahlia dan Mawar. Daisy tidak terima temannya di pukul pakai tas oleh Jelita. Maka, dia pun ikutan menyerang Jelita. Akhirnya, keenam murid perempuan itu saling jambak dan cakar di depan kantor kepala sekolah. Tentu saja, itu membuat marah sang Kepala Sekolah. Hukuman tambahan pun diberikan kepada mereka semua.
Jelita dan ketiga temannya mendapatkan skorsing selama dua Minggu. Sedangkan Daisy dan Lily, mendapatkan hukuman selama seminggu. Walau tadi sempat terjadi protes lagi, saat pemberian hukuman.
***
Kini Jelita, menyesali perbuatannya tadi. Seandainya saja dia membiarkan Daisy dan Lily bicara semaunya dan dirinya lebih baik meninggalkan mereka. Pasti dia tidak akan berada di posisi sekarang. Dia duduk berdampingan dengan Erlangga, dan sedang mempersiapkan diri untuk acara pernikahan besok pagi. Mereka sudah mengisi dokumen untuk persyaratan nikah.
"Baiklah semua surat-surat dokumen pribadi sudah lengkap. Tinggal diproses saja. Semoga besok pagi sudah bisa dilaksanakan ijab qobul," kata pengacara.
"Iya, Pak. Mudah-mudahan semuanya bisa diproses dengan cepat," kata Kakek Darmawangsa dengan senyum diwajahnya.
"Ayah, harap kalian bisa membina rumah tangga yang sakinah, mawadah, dan warahmah. Selalu bersama-sama disaat suka maupun duka," kata Aditama, ayahnya Erlangga.
"Iya, Ayah," balas Erlangga.
"Aamiin. Mohon doa restunya, A-Ayah," kata Jelita yang kini memanggil Aditama dengan sebutan Ayah.
Pernikahan Jelita dan Erlangga, dilakukan dengan diam-diam tidak dipublikasikan kepada umum. Hanya keluarga kedua mempelai dan pengacara keluarga dan pekerja yang ada di rumah keluarga Darmawangsa.
Tidak terasa waktu cepat berlalu, kini Jelita sudah berdandan cantik Dengan baju kebaya berwarna putih. Jantung dia berdetak dengan kencang. Perasaan gugup sedang melanda dirinya.
Penghulu dan para petugas KUA, sudah siap, setelah Jelita dan Erlangga diberikan nasehat pra pernikahan. Erlangga dan Kakek Darmawangsa pun mengucapkan ijab dan qobul secara lancar. Kini, Jelita telah sah menjadi istri dari Erlangga. Tugas mendidik, membimbing, dan menjaga Jelita, sudah menjadi tanggung jawab Erlangga. Jelita pun pasrah, mengikuti takdir yang dimilikinya.
***
Akankah Pernikahan itu terjadi dan berjalan lancar? Tunggu kelanjutannya, ya!
Sambil menunggu up Jelita bab berikutnya. Yuk, baca juga karya teman aku. Ceritanya bagus dan seru, loh! Kepoin novelnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Andi Fitri
hmmmm menarik lanjut dah..
2023-12-01
1
Tiahsutiah
semoga jelita berubah jadi anak baik setelah menikah
2022-09-21
2
Susilawati Rela
Jelita Jelita...bocil jadi manten....😁
2022-09-02
2