Teman-teman baca sampai selesai, ya. Jangan lupa kasih like dan komentar. Semoga hari kalian menyenangkan dan sehat selalu.
***
Bab 14
"Kenapa?" tanya Ibu Wulandari saat melihat raut wajah putra semata wayangnya yang kusut seperti kemeja yang belum disetrika.
"Jelita marah sama aku, Bu," jawab Erlangga.
"Kenapa? Apa kamu sudah berbuat salah padanya?" tanya Ibu Wulandari sambil membelai kepala anaknya.
"Kemarin Jelita mengirimkan pesan. Aku tidak tahu karena seharian kemarin tidak memegang handphone. Anehnya pesan dari Jelita tidak ada, tetapi ada riwayat kalau Jelita melakukan pengiriman pesan. Juga ada tanda dia juga melakukan panggilan telepon," jawab Erlangga.
"Jelita itu masih remaja dan sifatnya pastinya angin-anginan alias labil. Kamu harus sabar dan jangan menyerah dalam membimbing Jelita," ujar Ibu Wulandari.
"Iya, Bu. Pada dasarnya Jelita itu penurut dan baik hati meski kadang keras kepala dan mudah ngambek," ucap Erlangga.
"Sana, datangi istri cantik kamu itu! Ibu tahu semalam kamu tidak bisa tidur. Pasti karena tidak Jelita yang menemani tidur. Iya, 'kan?" Ibu Wulandari menggoda putranya.
***
Sore itu Erlangga kembali mendatangi rumah Kakek Darmawangsa. Ternyata ayahnya juga sedang berada di sana. Namun, Jelita terlihat tidak ada di sana.
"Ayah, Jelita di mana?" tanya Erlangga.
"Dia sedang istirahat di kamarnya. Bangunkan dia karena ini sudah masuk ke waktu Ashar. Takutnya dia belum sholat, karena tadi Bibi Inah sudah membangunkan, tapi Jelita malah tidur lagi," jawab Pak Aditama.
Erlangga masuk ke kamar Jelita dan terlihat istrinya itu sedang tidur memeluk guling. Lalu, dia pun ikut membaringkan tubuhnya. Dia menyentuh pipi chubby Jelita.
Mata bening milik Jelita terbuka, dia melihat laki-laki yang sudah membuatnya menangis sejak kemarin, kini sedang menatap kepadanya. Dia pun balik menyentuh pipi Erlangga.
"Kamu jahat, Kak. Sudah membuat aku menangis. Kenapa Kakak suka sekali membuat aku marah karena cemburu? Dulu dengan Bu Kenanga, kali ini dengan Bu Jenia. Katanya kamu sayang sama aku. Katanya kamu suka sama aku. Semua itu bohong, 'kan? Kakak sama sekali tidak pernah menyukai aku. Kakak juga membenci aku, 'kan?" Air mata Jelita kembali meleleh jatuh dari matanya yang menatap sendu pada Erlangga.
"Kamu jangan ragukan perasaan aku kepada kamu. Aku sungguh menyayangi kamu. Aku juga menyukai kamu. Aku ingin minta maaf, karena sudah membuat hati kamu terluka. Tidak ada wanita lain, hanya kamu satu-satunya perempuan yang aku miliki di dalam hati ini." Erlangga meletakan telapak tangan Jelita di dada kirinya.
"Kenapa, jika di dalam mimpi, Kakak selalu bisa bersikap manis dan romantis? Tapi, pada nyatanya … Kakak itu nyebelin. Selalu minta aku yang duluan mencium, aku sangat malu, tahu! Harusnya Kakak yang mencium duluan," racau Jelita dan membuat Erlangga menahan tawanya.
"Iya, Sayang. Nanti aku yang akan mencium kamu duluan setiap hati. Tapi sekarang ini sudah jam empat lebih, loh. Kamu belum sholat Ashar, 'kan?"
"Sholat Ashar? Tadi …." Jelita melihat ke arah dinding di mana jam bergambar Hello Kitty bertengger di sana. Lalu, melihat ke samping dan Erlangga tersenyum kepadanya.
"Kyaaaak! Kenapa ada Kak Erlang di sini? Sejak kapan!" teriak Jelita karena terkejut dengan adanya penampakan suaminya.
"Sejak kamu bicara dan menyentuh wajah aku, tadi."
"Apa? Jadi sejak tadi itu bukan mimpi? Tidak!" Jelita menutup tubuhnya sampai ke kepala oleh selimut.
Erlangga malah senang menggoda Jelita. Dia menarik selimut itu dan menindih tubuh istrinya. Lalu, dia memberikan sebuah ciuman mesra padanya.
"Maaf karena sudah membuat kamu merasa tersakiti. Aku tidak punya hubungan apapun dengan mereka. Kamu satu-satunya perempuan yang ada di dalam hatiku," ucap Erlangga dengan sungguh-sungguh. Pancaran matanya memperlihatkan kejujuran dan kebenaran.
"Kakak harus janji tidak akan dekat dengan perempuan manapun kecuali sama aku," ujar Jelita.
"Lalu, Ibu?" tanya Erlangga sambil tersenyum jahil.
"Ibu tidak apa-apa. Masa Kakak mau jadi anak durhaka," timpal Jelita dengan mendelikan matanya.
"Hanya kamu perempuan spesial yang aku miliki. Wanita lain itu cuma sekedar tahu dan kenal saja," tukas Erlangga dan membuat Jelita kembali tersenyum.
***
Kenapa pesan Jelita bisa hilang? Apakah ada yang sudah menghapusnya? Tunggu kelanjutannya, ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Sopia Jr
duh senangnya klw udh baikan
2022-10-03
1