Teman-teman baca sampai selesai, ya. Jangan lupa kasih like dan komentar. Semoga hari ini kalian bahagia dan sehat selalu.
***
BAB 4
"Assalammu'alaikum!"
"Wa'alaikumsalam."
Aditama membuka pintu depan dan terlihat ada Pak RT dan Pak Lurah yang berkunjung. Aditama pun mengajak masuk tamunya. Dia tidak menyangka kalau kedua orang tetangganya itu akan datang sepagi ini. Wulandari pun menghampiri tamunya sambil membawa minuman teh manis hangat dan beberapa kue dan cemilan lainnya.
"Maaf, Pak Aditama. Kita datang pagi-pagi sekali karena nanti jam tujuh aku harus sudah sudah ada di kantor desa," kata Pak Lurah.
"Tidak apa-apa, kok, Pak Lurah. Hanya saja hari kemarin saya mengundang bapak berdua, untuk menghadiri acara pernikahan Erlang," balas Aditama.
"Oh, Alhamdulillah, kalau Erlang sudah menikah. Padahal aku mengincar dia untuk dijadikan calon mantu." Pak Lurah yang dikenal humoris kini tertawa lepas.
"Kalau boleh tahu, mana istrinya Erlang? Biar kita bisa kenalan!" pinta Pak RT tersenyum ramah.
"Pak RT juga sudah kenal kok, sama istrinya Erlang," jawab Aditama sambil tertawa.
Pak RT dan Pak Lurah penasaran dengan sosok istrinya Erlangga, yang katanya sudah mereka kenal. Setahu mereka Erlangga tidak pernah membawa perempuan main ke rumahnya.
Wulandari pun beranjak akan membawa menantunya untuk dikenalkan kepada sesepuh dan pejabat desa. Wulandari hanya tersenyum, senang melihat Erlangga sedang menyuapi Jelita.
"Kak, aku bisa makan sendiri." Jelita bicara dengan mulut penuh makanan.
"Biar kakak suapin. Tangan kamu 'kan sedang terluka." Erlangga kukuh ingin menyuapi Jelita.
Keduanya tidak menyadari kalau sedang diperhatikan oleh Wulandari. Erlangga yang senang menggoda Jelita, tidak mau mengalah.
"Hm. Apa masih belum puas, sayang-sayangannya?" Wulandari yang sudah berdiri di belakang mereka, tiba-tiba bertanya sambil menahan senyumnya.
Jelita yang sudah membuka mulutnya, langsung menutupnya kembali. Mukanya langsung berubah warna menjadi merah merona. Sedangkan, Erlangga hanya tersenyum kaku, melihat ke arah belakang, tempat ibunya berdiri.
Wulandari meminta Jelita dan Erlangga menemui Pak Lurah dan Pak RT. Biar mereka tahu kalau kini keduanya sudah menjadi pasangan suami istri.
"Loh, bukannya ini Non Jelita!" Pak RT terkejut saat melihat Jelita dan dikenalkannya sebagai istrinya Erlangga.
"Bukannya Nak Jelita itu cucunya Pak Dharmawangsa?" Pak Lurah juga yang sudah mengenal Keluarga Dharmawangsa, juga sama terkejutnya dengan Pak RT.
"Iya. Sebenarnya mereka sudah dijodohkan dari dulu. Hanya saja Pak Dharmawangsa, takut nggak sampai ke umuran melihat cucunya menikah. Jadi, beliau memutuskan untuk menikahkan Jelita dengan Erlangga, secepatnya selagi masih hidup," jawan Aditama.
Pak Lurah dan Pak RT manggut-manggut tanda mengerti kenapa Jelita dan Erlangga dinikahkan cepat-cepat.
"Bukan karena hamil duluan 'kan?" tanya Pak RT.
Jelita langsung melotot mendengar ucapan dari Pak RT. Saat baru buka mulutnya, Erlangga langsung membekapnya. Dia tahu Jelita, pasti akan membantahnya dengan kata-kata yang lebih pedas lagi.
"Tidak 'lah Pak RT. Jelita 'kan masih sekolah. Mana mungkin aku buat dia hamil duluan sebelum nikah. Masa aku merusak masa depan istriku," jawab Erlangga.
Aditama dan Pak RT sama Pak Lurah melanjutkan lagi obrolan mereka. Membuat kartu keluarga dan KTP baru untuk Jelita dan Erlangga.
***
Siang hari setelah pulang dari sekolah. Erlangga, mau mengajak Jelita membeli baju ke pasar. Ini hanya untuk ganti sekarang. Sebelum nanti malam, mereka ambil baju Jelita di rumah Kakek Dharmawangsa.
"Bu, Erlangga mau kepasar dulu, ya!" Erlangga pamit kepada Widuri yang sedang menjahit pakaian pesanan.
"Loh, mau apa ke pasar?" tanya Wulandari.
"Mau beli sesuatu untuk Jelita," jawab Erlangga.
"Ya, sudah. Kalian hati-hati di sana, jangan sampai kecopetan," kata Wulandari mengingatkan.
Jelita dan Erlangga pun pergi ke pasar berjalan kaki. Jaraknya tidak sampai satu kilo, hitung-hitungan olahraga.
***
Erlangga menggandeng tangan Jelita, agar tidak terpisah. Kedua tangan itu saling menggenggam satu sama lainnya. Mereka berjalan ke bagian toko baju yang berjajar dengan rapi.
"Nih, baju yang seperti ini suka nggak?" tanya Erlangga kepada Jelita, sambil menyodorkan baju terusan yang bergambar kartun.
"Nggak, ah. Kayak anak kecil!" jawab Jelita menolak baju yang diberikan oleh Erlangga.
"Kamu 'kan masih kecil!" ejek Erlangga sambil tertawa tertahan. Jadinya, Jelita malah cemberut.
Saat sedang asik memilih baju, Jelita melihat ada Dahlia beserta mamanya sedang berjalan ke arah mereka. Dia cepat-cepat membalikkan badannya takut ketahuan.
"Kak, gawat!" pekik Jelita tiba-tiba dan membuat Erlangga terkejut.
"Ada apa?" tanya Erlangga tidak mengerti kenapa wajah Jelita tiba-tiba pucat.
"Ada Dahlia dan mamanya!" Jelita menunjuk ke arah Dahlia dan mamanya yang juga sama sedang memilih baju di toko sebelah.
Jelita pun menarik Erlangga, mengajak bersembunyi. Mereka masuk di sela-sela patung manekin yang berjajar. Erlangga memeluk erat tubuh Jelita, agar bisa bersembunyi dengan baik. Akan sangat berbahaya, jika Dahlia tahu kalau Jelita dan guru idola para murid, berjalan bersama. Maka dia nanti akan diinterogasi habis-habisan oleh Ratu Biang Gosip.
Keadaan semakin tegang ketika Dahlia dan mamanya, memilih baju di toko yang didatangi oleh Jelita dan Erlangga. Suara Dahlia dan mamanya terdengar dengan sangat jelas. Mereka membicarakan merk baju tertentu. Kemudian, terjadi tawar menawar antara mamanya Dahlia dan tukang dagangnya.
Sedangkan, Dahlia masih asik mencari model yang baru dan bagus menurutnya. Langkah Dahlia semakin mendekati manekin. Jelita memejamkan matanya saat mendengar suara langkah dari Dahlia, semakin mendekat ke arahnya.
"Wah, baju ini bagus!" pekik Dahlia sambil membelai baju yang terpasang di patung manekin.
"Mah, aku mau baju yang ini!" pinta Dahlia sambil berteriak.
Jelita dan Erlangga saling menatap. Mereka sama-sama berpikir bagaimana caranya agar mereka bisa keluar dari sana tanpa diketahui oleh Dahlia. Erlangga pun melepaskan pelukannya dengan Jelita dan memintanya agar diam di tempat. Sedangkan, Erlangga keluar dari persembunyiannya dengan langkah seribu, ketika Dahlia menghadap ke arah mamanya sejenak untuk menunjukan baju yang diinginkannya.
Erlangga menyelinap di antara barang-barang pajangan. Dia ambil baju yang sudah dibayarnya tadi dan bersembunyi di toko sebelahnya sambil pura-pura melihat barang dagangan mereka. Tidak lama, Dahlia dan mamanya keluar toko dan mereka pun melihat Erlangga yang sedang membeli handuk untuk Jelita.
"Pak Erlang, assalammu'alaikum," Dahlia menyapa Erlangga yang sedang tawar menawar harga handuk.
"Wa'alaikumsalam. Eh, Dahlia, sedang apa di sini?" tanya Erlangga dengan sopan.
"Sedang belanja mengantar mama," jawab Dahlia sambil menunjukan mamanya dengan bergelayut manja di lengannya.
"Apa kabar, Pak Erlang? Maaf kalau anak saya sering berbuat ulah di sekolah. Padahal aku sudah sering menasehatinya agar dia selalu menjaga sikap dengan baik." Mamanya Dahlia terlihat tersipu malu karena mengingat kelakuan anak bersama teman-temannya.
"Alhamdulillah, baik, Bu. Kita sebagai guru juga sudah berusaha memberikan ajaran yang terbaik untuk semua murid. Hanya saja kembali kepada diri masing-masing juga lingkungan dia menghabiskan banyak waktunya." Erlangga juga dalam hati meratapi kelakuan istrinya.
"Iya, tuh dengar Dahlia. Kamu itu kalau gaul harus lihat-lihat dulu, teman kamu itu memberi pengaruh buruk atau enggak. Benarkan, Pak?" Mamanya Dahlia, dia tersenyum manis.
"Iya, benar Bu. Lingkungan pergaulan 'lah yang paling banyak berperan dalam sifat dan sikap, anak-anak sekarang," kata Erlangga sambil tersenyum ramah.
Erlangga melihat kalau Jelita sudah keluar dari tempat persembunyiannya. Maka, Erlangga pun dengan cepat membayar handuknya.
"Maaf, ya Bu. Aku dahulu," kata Erlangga dengan sopan.
"Oh, iya silakan. Aduh … saya kok tidak enak jadinya karena sudah menghentikan Anda yang sedang belanja," balas mamanya Dahlia.
Mereka pun berpisah, sama-sama pergi ke arah yang berlawanan. Erlangga pun berjalan sambil mencari keberadaan Jelita.
***
Akankah pernikahan Jelita dengan Erlangga ketahuan oleh orang-orang di satu sekolahan dengan mereka? Tunggu kelanjutannya, ya!
Sambil menunggu up Jelita bab berikutnya, yuk kepoin juga karya teman aku ini. Pastinya kisah tokohnya nggak kalah seru. Meluncur ke novelnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
guntur 1609
lah emang bisa jelita keluar buju n8kahmya secara masih dalam sekolah. kan belum 18 thn
2024-01-13
1
Tiahsutiah
semoga aja jelita dan erlang bahagia
2022-09-21
1