Teman-teman baca sampai selesai, ya. Jangan lupa kasih like dan komentar. Semoga hari kalian menyenangkan dan sehat selalu.
***
BAB 6
Kedatangan Jelita dan Erlangga disambut baik oleh Kakek Dharmawangsa. Dia senang dan meminta keduanya untuk menginap di sana. Jadinya, mereka memutuskan untuk tidur rumah kakeknya Jelita.
Jelita pun membereskan bajunya ke dalam dua koper. Serta, buku pelajaran sekolah miliknya juga. Erlangga juga ikut membantu merapikan baju dan buku. Tentu saja diselingi dengan menggoda istrinya. Apalagi saat membereskan baju milik Jelita. Itu bahkan membuat menjerit karena malu. Selesai dengan membereskan semua barang milik Jelita. Keduanya pun tertidur di kasur king size. Kini mereka leluasa mau tidur, tidak berdempetan seperti malam sebelumnya. Namun, mereka tidur malah saling berpelukan.
***
Pagi-pagi Jelita sudah berada di dapur dengan Erlangga. Bahkan bibi pembantu dilarang untuk membantunya. Kakek Dharmawangsa, terkejut saat masuk ke ruang makan. Dia melihat cucunya sedang memasak dan di bantu oleh suaminya. Ada rasa haru dan bangga kepada Jelita.
"Wah, Jelita sekarang sudah bisa memasak?" tanya kakek Dharmawangsa sambil tersenyum bahagia.
"Masih belajar, Kek. Jelita buatkan telur mata sapi buat Kakek," kata Jelita dengan sangat senang.
Kali ini Jelita masak telur mata sapinya menggunakan teflon. Jadi, memasaknya tidak perlu menggunakan minyak. Sehingga, dia tidak takut terkena cipratan minyak. Jelita juga memasak nasi goreng dibantu oleh Erlangga.
Kini mereka makan sarapan nasi goreng plus telur mata sapi. Kakek Dharmawangsa, memuji rasa masakan cucunya itu.
"Erlang, terima kasih sudah mau membimbing dan mendidik Jelita. Kakek merasa tenang sekarang, menyerahkan Jelita kepada kamu," kata kakek Dharmawangsa.
Erlangga dan Jelita setelah sarapan langsung pulang karena harus pergi mengajar. Sedangkan Jelita mau menghafal nama-nama barang yang ada di dapur. Sebab, nanti setelah pulang dari sekolah Erlangga akan mengujinya.
***
"Mulai hari ini dan seterusnya kamu akan mendapat bimbingan belajar sehari dua kali. Dengan durasi lama belajar dua jam. Agar ilmu pengetahuan kamu cepat bertambah. Kakak tidak mau kamu menjadi murid yang rangkingnya terakhir di kelas," kata Erlangga.
"Iya, Kak. Asal jangan dikasih 'PR' saja. Jelita tidak suka," balas Jelita.
Mereka pun memulai acara belajar bersamanya. Erlangga dengan kecerdasannya, mengajarkan pelajaran yang tadinya dirasa sulit oleh Jelita menjadi mudah dan menyenangkan.
"Oke. Apa sekarang kamu sudah siap untuk tes tantangan hari kemarin?" tanya Erlangga begitu selesai acara belajar mengajarnya.
"Aku sudah siap, Kak!" jawab Jelita.
***
Erlangga dan Jelita memasuki dapur, di sana sudah ada Wulandari yang sedang mempersiapkan bahan-bahan untuk makan malam nanti.
"Ibu, Jelita mau memulai tantangan dari aku," kata Erlangga, sambil tersenyum.
"Wah, ayo Jelita! Kamu pasti bisa," kata Wulandari menyemangati menantunya.
Padahal tadi dari pagi Wulandari mengajari Jelita. Nama-nama barang yang dipegangnya secara acak, oleh Wulandari disebutkan satu persatu oleh Jelita dan itu membuatnya jadi cepat tahu nama benda dan fungsinya.
"Baiklah Jelita, kakak akan memegang bendanya. Kamu sebutkan namanya," kata Erlangga.
"Oke. Siap kakak!" Jawab Jelita penuh semangat.
Erlangga pun memulai dengan barang-barang yang berukuran besar dan sering digunakan. "Ini, apa namanya Jelita?"
"Panci ... Wajan ... Spatula ... Kompor ...." Jelita menyebutkan semua nama barang yang dipegang oleh Erlangga.
"Bagus! Sekarang kamu sudah tahu barang-barang yang ada di dapur." Erlangga mengacungkan kedua jempolnya.
Jelita menghambur memeluk tubuh Erlangga. Senyum lebar menghiasi wajahnya. Erlangga yang gemas akan tingkah Jelita, memencet hidungnya. Sehingga Jelita mengaduh.
"Kakak, tidak lupakan dengan hadiahnya bila aku bisa menjawab semua pertanyaan," kata Jelita sambil tersenyum menggoda.
"Iya, kakak ingat. Jadi, nanti kita akan makan malam di luar," balas Erlangga sambil tersenyum.
Erlangga dan Jelita pun makan malam di luar. Erlangga dan Jelita menaiki motor keliling kota. Mencari tempat yang enak buat makan malam berdua. Meski awalnya Jelita, mengira mereka akan makan malam di restoran. Namun, Erlangga bilang ingin makan malam yang enak sesuai lidahnya. Maka, Jelita pun tidak protes. Asalkan bersama suaminya bisa menikmati waktunya hanya berdua.
Erlangga memilih tempat makan "Saung Kayu" yang menyediakan jenis makanan ikan bakar, ayam bakar, bebek bakar, lalap-lalapan dan sambal. Jelita makan dengan lahapnya dan Erlangga senang melihat itu. Jelita bukan gadis yang jaim jika didepannya. Dia menjadi apa dirinya dan menerapkan etika dalam tingkah lakunya jika di hadapan orang yang dihormatinya.
"Kamu suka?" tanya Erlangga.
"Iya, Kak. Aku suka, terima kasih," jawab Jelita dan memberikan satu kecupan di pipi suaminya.
Suasana di sana sangat nyaman dan tenang. Bisa melihat langit yang luas dan dari kejauhan lampu-lampu kota di tengah malam terlihat sangat indah. Malam yang agak dingin membuat Erlangga memeluk Jelita agar tidak kedinginan.
"Kita pulang, yuk!" ajak Erlangga.
"Ahk, aku masih ingin menikmati waktu berdua seperti ini dengan kakak," ucap Jelita memasang wajah kecewa.
"Besok atau kapan-kapan kita ke sini lagi," kata Erlangga dan memberikan kecupan di keningnya.
"Oke, kalau begitu!" Jelita tersenyum dan penuh semangat setelah mendapat kecupan di keningnya oleh Erlangga.
***
Hari-hari Jelita di isi dengan belajar memasak dan belajar mata pelajaran sekolahnya. Erlangga benar-benar sangat disiplin waktu belajar Jelita. Sehingga, Jelita pun sudah terbiasa manajemen waktunya teratur dengan baik.
"Kak, tiga hari lagi aku akan masuk ke sekolah," kata Jelita.
"Iya. Kamu jangan berulah dan membuat kena hukuman lagi," ujar Erlangga.
"Katanya kakak tidak boleh ketahuan kalau sudah menikah, ya?" balas Jelita bertanya.
"Iya. Karena aku terikat kontrak kerja yang tidak membolehkan guru magang menikah. Makanya pernikahan kita tidak boleh diketahui oleh pihak sekolah," jelas Erlangga.
"Jika ketahuan?" tanya Jelita penasaran.
***
Kira-kira apa yang akan terjadi jika pernikahan mereka terbongkar? Tunggu kelanjutannya, ya!
Sambil menunggu up bab berikutnya, baca juga karya teman aku ini. Ceritanya nggak kalah seru dan bagus, loh. Yuk kepoin novelnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments