Tak terasa air mata Lucy menetes, anak perempuan itu jadi merindukan ibunya. Lucy mengakhiri permainannya dan tepuk tangan dia dapatkan dari seisi kelas musik.
"Bagus, Lucy!"
Lucy kembali terharu apalagi dia melihat Raphael yang juga ikut bertepuk tangan.
"Jadi begini rasanya?" batin Lucy yang merasa seisi kelas itu bangga padanya. Selama ini dia merasa menjadi anak yang lemah yang tidak pantas untuk punya teman.
Lucy sudah tersugesti oleh Arabelle kalau penyakit ibunya menurun padanya. Arabelle selalu menyuruhnya minum obat dan membatasi semua kegiatannya kecuali belajar.
Jangan cengeng!
Kata-kata Raphael itu kembali terlintas dipikirannya, Lucy langsung menghapus air matanya. Mulai sekarang dia bukan anak yang lemah.
Jadi, Lucy membuka kaca mata dan kepangan rambutnya untuk menunjukkan wajah aslinya. Dia bukan anak culun yang selalu menyendiri lagi.
"Apa yang dia lakukan?" batin Raphael sambil memalingkan wajahnya. Dia belum terbiasa melihat wajah Lucy tanpa memakai kaca mata dengan rambut tergerai.
Semua anak-anak yang ada di kelas musik itu langsung menarik Lucy untuk bergabung dengan mereka dan memperkenalkan diri mereka masing-masing.
Dan hal itu membuat Raphael tidak suka karena Lucy yang melupakannya.
"Baiklah, sekarang kita mulai kelasnya. Karena sebagian sudah pandai memainkan alat musik sekarang kita akan menggabungkan semua bakat kalian," ucap guru pengajar memulai kelasnya.
Raphael mulai memberi kode pada Lius untuk bergerak.
Selang beberapa menit saat kelas sudah dimulai suara alarm kebakaran berbunyi. Semua seisi gedung panik karena ada ada kebakaran di lantai atas gedung.
"Astaga, kenapa mereka membuat kebakaran sungguhan," gerutu Raphael.
Raphael ikut berlari bersama yang lainnya karena sekarang adalah tugas Lius.
"Ayo anak-anak kita keluar!" Guru pengajar meminta semua isi kelas bubar dan mengikutinya.
Lucy mencari Raphael tapi tidak ketemu, dia tidak ingin berpisah dari temannya.
"Raphael..." panggil Lucy ikut berlari bersama yang lain. Tapi, lagi-lagi badannya terjatuh dan saat dia berusaha bangun, Lucy merasa tubuhnya diangkat seseorang.
Lius yang sudah mengawasi sedari tadi langsung menangkap Lucy dan tidak akan membiarkan gadis kecil itu keluar dari gedung melalui pintu utama karena dia akan membawa Lucy keluar melewati pintu lain sebelum tim pemadam kebakaran datang.
"To... tolong!" Lucy berusaha berontak tapi sedetik kemudian, dia tidak sadarkan diri karena Lius memberinya obat bius.
Lius bergegas pergi dan membawa Lucy yang pingsan bersamanya.
Sementara di luar gedung, Samantha berusaha masuk ke dalam untuk mencari Lucy tapi langkahnya dihalangi oleh petugas kepolisian yang ada di sana.
"Majikan saya belum keluar, saya harus mencarinya!" teriak Samantha.
"Biarkan kami yang akan mencarinya, sekarang semuanya diharap mundur dan menjauh!"
Samantha tidak bisa tenang tapi dia mempercayakan pada polisi yang ada di sana. Samantha ikut bergabung bersama Raphael dan Tony yang sudah menjauh.
"Tadi kami sudah berlari bersama tapi saat aku keluar ternyata Lucy tidak ada di belakangku," ucap Raphael memberi alasan.
"Bagaimana ini?" Samantha sangat mencemaskan keadaan Lucy apalagi dia tahu jika fisik majikannya itu sangat lemah.
Sebenarnya Tony tidak tega melihat Samantha tapi dia harus ikut berakting cemas supaya tidak ada yang curiga bahwa hilangnya Lucy sudah direncanakan.
"Tenanglah, Samantha," bujuk Tony.
"Aku harus melapor pada tuan Samuel," ucap Samantha kemudian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
🥰🥰🥰🥰🥰
2024-09-24
0
Ney Maniez
😱😱😱😱
2023-03-28
0
🌷🌷Ellena Lourtezast💜
wahhhh bakalan jatuh cinta bnran nich
2022-09-22
1