"Jadi ini tujuan sebenarnya mencari Lucy? Karena Lucy yang mengerjakan tugas dan PR mu selama ini," cecar Flo dengan tangan bersilang dada.
Raphael langsung menggelengkan kepalanya untuk menyangkal.
"Tidak, Mom!" Raphael meraih tangan Lucy dan membawa gadis kecil itu berlari menjauh.
Wajah putih Lucy sekarang seperti kepiting rebus karena tangannya yang dipegang oleh Raphael.
"Kita harus kabur!" Raphael membawa Lucy ke tempat tersembunyi.
Setelah dirasa aman, Raphael lalu melepas tangan Lucy.
"Apa kau bisa bermain musik?" tanya Raphael.
"Aku bisa bermain piano dan biola," jawab Lucy malu-malu.
"Wah, bagus sekali. Apa kau mau ikut kelas musik denganku? Kita akan sering bertemu di sana," ucap Raphael berusaha membujuk.
Lucy tampak berpikir, dia tidak bisa memberi jawaban karena butuh persetujuan orang tuanya.
"Kalau kau berminat, kau bisa menghubungiku," ucap Raphael lagi seraya mengulurkan satu tangannya. "Mana ponselmu? Kau harus menyimpan nomorku!"
"Aku tidak membawa ponsel," sahut Lucy jujur.
Raphael membuka tasnya untuk mencari pulpen kemudian dia menuliskan nomor ponselnya di telapak tangan Lucy.
"Itu nomorku, kau bisa menghubungiku kalau setuju," ucap Raphael dengan seutas senyuman.
Jantung Lucy berdebar sangat kencang karena melihat senyuman Raphael padanya. Raphael yang selama ini jarang tersenyum pada sembarang orang tapi sekarang tersenyum pada anak cupu sepertinya?
"Aku pasti akan menghubungimu, Raphael," ucap Lucy berjanji.
Sebelum pergi, Raphael menyempatkan diri untuk menoel hidung Lucy dengan jari telunjuknya yang membuat gadis kecil itu membeku di tempatnya.
Lucy tidak tahu harus berbuat apa lagi, rasanya dia ingin berteriak dan berlari untuk mengumumkan pada dunia bahwa Raphael telah menyentuh hidungnya.
Sampai di mansion nya pun, Lucy tidak berhenti untuk senyum-senyum sendiri. Lucy terus memandangi telapak tangannya yang bertuliskan nomor ponsel Raphael bahkan Lucy langsung hafal nomor itu di luar kepalanya.
Seperti biasa, sebelum tidur mama tirinya akan datang untuk membawa minum dan obat untuk Lucy.
"Lucy, minum obatmu dulu," ucap Arabelle sang ibu tiri.
"Baik, Mom," sahut Lucy patuh. Gadis kecil itu meminum obatnya.
Setelah selesai meminum obatnya, dia meminta izin untuk bertemu dengan sang daddy.
"Daddy sedang sibuk jadi kau tidur saja, ya," bujuk Arabelle.
"Tapi, Mom..." Lucy tidak bisa melanjutkan kalimatnya karena dia langsung mengantuk setelah minum obat.
Memang selama ayah Lucy menikah dengan Arabelle, anak itu jarang berkomunikasi dengan ayahnya. Arabelle seakan menutup akses dan menjauhkan Lucy dari ayahnya sendiri. Semua urusan di mansion keluarga Boutier diurus oleh Arabelle.
"Nah kan, anak mommy sudah mengantuk jadi tidurlah. Tubuhmu itu lemah dan sakit-sakitan jadi harus istirahat dengan cukup," ucap Arabelle seraya menyelimuti tubuh kecil Lucy.
Arabelle keluar dari kamar Lucy dan segera menemui suaminya -- Samuel.
"Bagaimana Lucy?" tanya Samuel yang melihat istrinya datang di ruang kerjanya.
"Dia sudah tidur, anak itu selalu tidur cepat," jawab Arabelle seraya duduk di pangkuan suaminya.
"Padahal aku ingin bermain dengan Lucy, bagaimana dengan sekolah barunya?" tanya Samuel lagi.
"Bagus, Lucy selalu bisa mengejar ketinggalannya," balas Arabelle.
"Terima kasih, Arabelle. Kau sudah menganggap Lucy seperti anak kandungmu sendiri," ucap Samuel tulus seraya mengecup tangan istrinya.
"Itu adalah tugasku, Sam. Jadi serahkan semuanya padaku!" Arabelle mengelus pipi Samuel kemudian mencium lelaki yang setahun ini dia nikahi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
uhuuyyyyyy
hiiizzhh jahat si boneka anabell
2025-02-12
0
Alexandra Juliana
Arabelle sungguh definisi emak tiri yg hanya cinta pd ayah dan harta ayah saja...Siap² saja nanti di libas sm mafia bentukan Raphael
2023-04-04
2
Lea_Rouzza
haisshhh gila lo mom arabel,,obt mlh jd racon org g sakit kuk ,,🤨tembaaakkkkk
2023-04-01
1