Lucy pikir, Raphael hanya bercanda tapi anak laki-laki itu benar-benar datang ke mansionnya padahal Lucy belum memberitahu alamatnya.
"Bagaimana Raphael bisa tahu?" gumam Lucy.
Kemudian Lucy turun ke lantai bawah dan mengintip Raphael yang duduk di ruang tamu seraya memakan cookies pemberian Arabelle.
"Cookies ini sangat enak, Aunty. Lebih enak dari cookies yang pernah dibeli mommy dari toko kue terkenal di kota," puji Raphael.
"Benarkah? Aku padahal baru saja belajar membuatnya," ucap Arabelle yang merasa tersanjung.
"Sepertinya Aunty memang berbakat, selain cantik seperti bidadari, Aunty juga hebat membuat kue. Aku akan menjadikanmu tipe istri masa depanku, Aunty," ucap Raphael yang terus berusaha mengambil hati Arabelle.
Arabelle tertawa mendengarnya, sepertinya Raphael memang berhasil mengambil hati perempuan itu.
"Jadi Raphael suka perempuan yang cantik dan juga pintar membuat kue," gumam Lucy yang menganggap semua itu adalah hal serius.
Lucy terus mengintip sampai Raphael mengutarakan niatnya datang ke mansion itu.
"Aku ingin mengajak Lucy jalan-jalan, Aunty. Biasanya di sekolah dulu, Lucy selalu membantuku mengerjakan soal yang tidak aku mengerti tapi karena tidak ada Lucy nilaiku turun drastis. Jadi, aku mengajak Lucy keluar sekalian les private," ucap Raphael memberi alasan.
"Apa orang tuamu tidak bisa membayar tutor belajar?" tanya Arabelle yang bermaksud menolak.
"Tentu saja bisa tapi hanya penjelasan dari Lucy yang bisa aku pahami," jawab Raphael.
"Lucy juga masih amatiran, walaupun dia pintar tapi selalu menjadi juara dua di kelas dan aku selalu marah ketika selisih nilai dari juara pertama hanya sedikit saja," ucap Arabelle seraya meminum tehnya. "Tapi, jika memang jalan-jalan ini tujuannya belajar, aku memperbolehkannya!"
"Terima kasih, Aunty," sahut Raphael kesenangan.
"Aku beri waktu dua jam, bagaimana?" tanya Arabelle yang tidak mau terlalu memberi kebebasan pada Lucy. "Lucy itu badannya lemah jadi aku tidak mau gadis kecilku kelelahan!"
"Tenang saja, setelah dua jam, kami pasti kembali, Aunty," balas Raphael meyakinkan.
Setelah mendapat izin, Raphael benar-benar membawa Lucy ke kedai pizza yang dia janjikan.
Di sana Raphael duduk terpisah dengan Tony karena sengaja agar Samantha bisa berdua dengan supir pribadinya itu.
"Umm..." Tony yang selama ini jarang melakukan kencan buta jadi bingung bagaimana cara mendekati Samantha. "Apa kau sudah lama bekerja di keluarga Boutier?"
Tony akhirnya memberikan pertanyaan pada umumnya.
"Lumayan," jawab Samantha singkat, mata perempuan itu terus mengawasi meja Raphael dan Lucy yang berseberangan dengan mejanya.
"Tidak ada hari libur, ya?" tanya Tony lagi.
"Seharusnya saat weekend aku bisa bersantai tapi karena majikanmu..." Samantha langsung memicingkan mata ke arah Tony. "Aku jadi harus bekerja lembur!"
"Hei, hanya dua jam saja," elak Tony.
"Tetap saja," gerutu Samantha yang kembali fokus mengamati Lucy.
Dan hal itu diperhatikan oleh Raphael dari mejanya.
"Apa yang dilakukan Tony?" batinnya. Raphael membayangkan jika Tony akan bersikap seperti Axe ketika bersama Flo. Tapi yang dia lihat Tony sangat pasif.
Pada saat itu, pesanan pizza sudah datang bersama cola di meja Raphael yang membuat mata Lucy berbinar melihat pizza itu.
"Ini pizza terbaik, cobalah!" Raphael mengambil satu potongan pizza kemudian dia meletakannya di piring Lucy.
Lucy menatap pizza sampai menangis dan Raphael yang melihat itu jadi keheranan.
"Kau tidak pernah makan pizza atau apa?" tanya Raphael.
"Tidak, aku hanya senang," jawab Lucy seraya menghapus air matanya.
Raphael menggelengkan kepalanya, begini saja Lucy sudah menangis apalagi kalau diculik nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Ney maniez
😔😔😔😔
2023-03-28
0
Septi Wariyanti
rayuan gombal 😂😂😂 masih hicil SDH super modus 😂😂😂😁
2022-09-24
0
LianhyCeye
Benar" Gen Dady Axe😂🤣🤣
2022-09-21
0