Bayangan Lucy yang menangis dan selalu minta maaf padanya begitu mengganggu Raphael. Padahal Lucy tidak pernah berbuat salah justru Raphael yang sering memanfaatkan gadis kecil itu. Tapi, kenapa Lucy selalu bersikap seperti itu padanya?
"Apa keluarganya memang mengajarkan seperti itu atau sifatnya sudah begitu?" gumam Raphael.
Pada saat itu, Raphael tengah melamun seorang diri sampai anak laki-laki itu dikagetkan karena Robin yang menepuk pundaknya tiba-tiba.
"Paman...." Raphael langsung protes karena kaget.
"Kau melamunkan apa?" tanya Robin yang membawa sekotak makanan untuk Raphael. "Hari ini kita pesan makanan delivery!"
"Padahal kan ada pelayan yang menyiapkan makanan," balas Raphael seraya membuka kotak makanan pemberian Robin.
"Tapi ini sangat enak, cobalah!" Robin terus memaksa Raphael makan.
"Paman besok ke kantor, 'kan?" tanya Raphael seraya menikmati makanan yang berada di pangkuannya.
"Iya, aku sangat sibuk karena ada masalah di beberapa franchise. Jadi, jangan membuat masalah di sekolah," jawab Robin.
Raphael hanya mengulum senyumnya karena semua rencananya seakan berjalan lancar. Setelah ini, Raphael hanya perlu menghubungi Lius untuk mulai bergerak.
"Aku akan menjadi pemimpin Black Shadow! Hahaha..." Raphael tertawa jahat dalam hatinya. Untuk sekarang, Raphael masih dikuasai oleh ambisinya.
Malam itu, Raphael tidak bisa tidur karena merencanakan penculikan Lucy keesokan harinya.
"Ingat, penculikan ini harus kelihatan senatural mungkin," ucap Raphael pada Lius melalui panggilan telepon.
Setelah selesai berbicara pada Lius, Raphael mencoba menghubungi Lucy. Tapi sayang panggilan Raphael tidak dijawab karena Lucy memang selalu tidur cepat setelah minum obatnya.
"Besok langsung aku jemput saja, maafkan aku Lucy, ini hanya beberapa hari, semoga daddy mu secepatnya memberi tebusan," ucap Raphael sambil tersenyum ke arah cermin. Dia harus segera mendapat uang yang banyak supaya bisa mengganti uang Axe yang telah dia curi sebelumnya.
Uang itu sekarang dipakai oleh Lius dan yang lainnya untuk rencana penculikan. Mereka harus memastikan tempat penculikan yang tidak terlacak oleh polisi dengan mudah.
...***...
Di sekolah, Raphael tidak tenang saat pelajaran berlangsung, matanya terus melihat ke arah jam dinding kelasnya. Rasanya waktu berjalan begitu lambat.
"Miss..." Raphael akhirnya mengangkat tangannya untuk izin ke toilet.
Beruntung guru pengajar langsung memberi izin Raphael dan kesempatan itu digunakan oleh Raphael untuk menghubungi Lius lagi.
"Bagaimana?" tanya Raphael yang jadi cemas sendiri.
"Kami semua sudah siap," jawab Lius.
"Baiklah!" Raphael langsung membasuh wajahnya menggunakan air di wastafel seraya melihat pantulan dirinya di dalam cermin. "Misi ini pasti berhasil!"
Sepulang sekolah, Tony yang menunggu Raphael sesuai instruksi berdandan ala wibu Jepang untuk menarik perhatian Samantha.
"Tuan Muda, saya tidak nyaman," ucap Tony mulai protes. Saat ini dia memakai kostum ala Sasuke, salah satu karakter ninja tampan di anime Naruto.
"Kau terlihat sangat wibu, Samantha pasti akan tertarik," sahut Raphael yang tidak mau Tony terus saja protes.
Akhirnya mereka pergi ke sekolah Lucy, di sana bell pulang sekolah belum berbunyi. Jadi sambil menunggu Lucy, Tony akan mencoba mendekati Samantha.
"Sa-- Sasuke kun," panggil Samantha tergagap saat melihat Tony turun dari mobil. "Kenapa kau berpakaian seperti itu?"
"Ah, hari ini ulang tahun Sasuke jadi seharian ini, aku akan memakai kostum ini untuk memperingati ulang tahun idolaku," jawab Tony.
Samantha yang sebelumnya dingin jadi tertarik dengan Tony karena dia menemukan orang yang sefrekuensi dengannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
tina anton
Wkwkwk
2022-09-20
1
karomah arifin
haduh si tony ngarang cerita aja ya
2022-09-20
1
Nana_Ratna
samantha jd sakura atw Tsunade?😁
2022-09-20
0