Raphael tertegun sejenak tapi dia buru-buru berdehem, dia harus fokus pada tujuannya.
"Jadi, bagaimana?" tanya Raphael kemudian.
"Um, daddy ku sudah memberi izin," jawab Lucy tanpa menatap Raphael karena malu.
"Baguslah," balas Raphael lega akhirnya tujuannya sudah lima puluh persen berjalan. Sekarang dia harus memastikan hari penculikannya. "Kalau minggu depan, apa kau sudah siap?"
"Iya, aku bisa. Aku akan meminta Samantha untuk mengatur jawalnya," jawab Lucy.
"Kau tidak perlu khawatir, aku dan Tony akan menjemputmu nanti," tambah Raphael.
"Terima kasih, Raphael," ucap Lucy tulus. Kali ini dia memberanikan diri menatap Raphael, seperti biasa dia akan terpesona dengan anak laki-laki itu.
Sampai dia mendengar kamarnya diketuk, pasti Arabelle akan mengambil ponselnya kembali. Jadi, Lucy segera memutuskan panggilannya dengan Raphael.
"Dasar anak aneh!" Raphael berkomentar seperti itu saat panggilannya dengan Lucy terputus.
Keesokan harinya, Raphael mulai menyusun rencananya. Setelah urusan orang tuanya beres kini urusan Lucy yang selalu diawasi oleh bodyguardnya.
"Tony..." Raphael memanggil supir pribadinya.
"Iya, Tuan Muda," jawab Tony.
Saat ini mereka dalam perjalanan menuju sekolah.
"Kau harus mendekati Samantha!" perintah Raphael.
"A--apa? Apa saya tidak salah dengar?" tanya Tony tidak percaya.
"Ini hanya untuk pengalihan supaya Lucy terlepas dari bodyguardnya," jelas Raphael.
"Ta--tapi..."
"Tidak ada kata tapi, bagianmu nanti akan bertambah kalau kau menurut!"
Tony tidak bisa membantah kalau urusannya adalah uang. Dia akan berusaha mendekati bodyguard Lucy supaya misi berhasil.
...***...
Akhirnya hari keberangkatan Axe dan Flo tiba juga, untuk sementara Raphael diawasi oleh Robin jadi lelaki itu tinggal bersama Raphael.
"Ingat! Jangan nakal saat mommy tinggal," ucap Flo seraya memeluk putranya.
Raphael hanya membalasnya dengan anggukan kepala.
Kemudian Axe berganti berpamitan dengan mengacak rambut Raphael.
"Robin akan terus mengawasimu," ucapnya.
"Tidak masalah. Berjanjilah setelah kembali, aku harus punya adik," sahut Raphael yang masih berpikir jika adiknya akan cepat jadi.
"Whatever!" Axe malas menjawab karena takut salah bicara dan akan memicu pertengkaran dengan istrinya.
Saat mobil yang membawa kedua orang tuanya pergi, Raphael melambaikan tangannya kesenangan.
Dan hal itu menimbulkan kecurigaan Robin apalagi ditambah Raphael yang tidak mendaftar ke kelas musik rekomendasinya.
"Apa yang kau rencanakan, heh?" tegur Robin kemudian.
Raphael menatap Robin dan berusaha bersikap santai. "Aku tidak merencanakan apapun!" elaknya.
"Jadi keinginan punya adik itu terjadi begitu saja?" Robin semakin penasaran.
"Ini urusan anak-anak jadi jangan ikut campur, Paman," sahut Raphael sambil berlalu pergi masuk ke dalam rumahnya.
Raphael mencoba menghubungi Lucy untuk meminta bertemu. Dia akan berusaha mendekatkan Tony dan Samantha.
"Bagaimana? Ada kedai pizza yang enak," ajak Raphel.
Lucy tampak kebingungan, biasanya jika weekend dia hanya menghabiskan waktu di mansionnya dengan bermain bersama pelayan kadang Anabelle juga memberi perhatiannya.
"Aku harus minta izin dulu dengan orang tuaku," ucap Lucy.
"Haist, keluargamu terlalu banyak aturan. Tunggu, biar aku ke mansionmu!" Raphael memutuskan untuk meminta izin pada keluarga Lucy. Dia harus bisa keluar dengan Lucy apapun yang terjadi.
Raphael bersiap-siap memakai baju serapi mungkin kemudian meminta Tony untuk mengantarnya ke mansion Lucy.
"Mau kemana?" tanya Robin yang melihat Raphael akan pergi.
"Menghabiskan waktu weekend, Paman. Aku akan pergi bersama Tony," jawab Raphael.
_
Ini bocil gentle juga ya😅
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
🥰🥰🥰🥰
2024-09-24
0
Ta..h
kereeen emang Raphael nih gemes deh 🤩🤩🤩
2023-11-28
0
Septi Wariyanti
persis 100% foto copy Axe, super PD, gentleman, selalu optimis, narsis, tengil
2022-09-24
1