Saat jam istirahat, Raphael membawa kotak makan pemberian Lucy keluar kelas. Raphael mencari teman-temannya dari kelas lain.
"Aku membawakan kalian makanan," ucap Raphael seraya memberikan kotak makan Lucy tanpa membukanya terlebih dahulu.
"Sepertinya dari fansmu Raphael," komentar salah satu temannya karena makanan itu dibentuk secantik mungkin.
Raphael acuh, dia membiarkan teman-temannya memakan bekal itu, setelah selesai Raphael mengembalikan kotaknya pada Lucy.
"Raphael pasti menyukai makanan yang aku bawa," komentar Lucy saat melihat kotak makannya kosong tanpa sisa. "Aku besok akan membawa lebih banyak dan lebih enak!"
Lucy melirik ke arah sampingnya di mana Raphael memasukkan pensilnya ke dalam hidungnya.
"Aaaa.... tampan!" jerit Lucy dalam hatinya.
...***...
Atas perintah Axe, Robin menjemput Raphael karena mereka akan mendaftarkan diri ke kelas musik.
"Paman Robin!" panggil Raphael seraya berlari ke arah lelaki itu.
Raphael memberi salam dengan satu pukulan tinju.
"Sopanlah pada orang yang jauh lebih tua darimu," ucap Robin.
Mereka memang seakrab itu jadi mereka tidak pernah bersikap formal walaupun Robin tahu Raphael adalah anak bosnya.
"Ayo cepat Paman, kita harus segera mendaftar ke kelas musik!" Raphael sudah tidak sabar dan seolah tidak mendengar perkataan Robin sebelumnya.
Robin membuka pintu mobil dan meminta Raphael untuk masuk. Di dalam mobil, Raphael menjelaskan pada Robin di mana kelas musik yang ingin dia ikuti.
"Itu Paman!" tunjuk Raphael saat memasuki kawasan yang dia maksud. Ada bangunan besar dan salah satu di dalamnya adalah tempat kelas musik yang Raphael inginkan.
"Ayo!" Raphael berlari saat turun dari mobil karena tidak sabar.
Sementara Robin terus mengamati bangunan itu karena dia merasa aneh, bangunan itu tampak sepi.
"Kau yakin?" tanya Robin memastikan.
"Tentu saja, jika kemampuanku bertambah, aku bisa membentuk grup band bersama anak-anak lain, aku yakin muridnya banyak," balas Raphael dengan pikirannya sendiri.
Dan ternyata memang tidak sesuai ekspektasi, kelas musik tidak mempunyai murid di kelasnya bahkan resepsionisnya adalah pria bertato berbadan besar.
"Apa kau guru musiknya?" tanya Raphael pada pria bertato itu.
Pria itu tidak menjawab karena matanya justru menatap tajam ke arah Robin.
"Aku sudah menduganya!" Robin akhirnya bersuara dan pria bertato itu langsung menyerang Robin dengan membabi buta.
"Kau menelantarkan kami, Robin!" pria itu berusaha meninju Robin tapi Robin bisa menangkisnya dengan mudah.
Robin menghindar dan mencoba memberikan serangan balasan.
"Stop it!" teriak Raphael yang melihat perkelahian dua orang dewasa itu. "Ada apa dengan kalian?"
Pria bertato yang bernama Lius itu kemudian menatap Raphael. "Siapa anak kecil ini, heh?"
"Jangan sentuh dia!" bentak Robin.
Tapi, Lius tetap mendekati Raphael dan mencengkram kerah baju anak itu. Lius menaikkan tubuh Raphael hanya dengan satu tangannya.
"Lius, dia anak bos Axe!" ucap Robin seraya memukul tengkuk Lius yang mana membuat Raphael terjatuh.
Raphael mengusap bokongnya yang sakit, dia tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi.
"Argh! Bagus sekali kalau anak Axe ada di sini, rencana kami akan berhasil," ucap Lius berseringai.
Walaupun tengkuknya sakit, tidak sebanding dengan rasa senangnya bertemu dengan Raphael.
"Paman.." Raphael jadi takut sendiri. "Sepertinya aku salah memilih kelas musik!"
Robin mencoba membantu Raphael berdiri. "Ayo kita harus cepat pergi!"
"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa paman itu mengenal daddy?" tanya Raphael kebingungan.
Robin menghela nafasnya panjang sekali. "Sepertinya kau harus tahu sesuatu, bos Axe itu adalah mantan bos mafia!"
"Apa? Daddy Axe seorang bos mafia?" Raphael tidak percaya dengan apa yang dia dengar. "Lantas kenapa daddy sekarang berjualan ayam? Itu sangat tidak keren!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Ta..h
😅😅😅😅 juallan ayam biar g jadi bos mafia lagi ehh anak nya pasti nih yg lanjutin.
2023-11-28
1
Ney Maniez
😲😲
2023-03-27
1
karomah arifin
awalan raphael jadi mafia
2022-09-16
2