"Gila lo!!!" Jawab Fathur.
Lagi-lagi Rony merespon dengan tawa setelah mendapatkan jawaban dari Fathur.
"Haha... Tenang aja, selama Nadya masih berstatus sebagai istri lo, gue nggak akan ganggu. Tapi kalau lo dan Nadya udah cerai, bolehlah ya Nadya buat gue. Nanti lo tenang aja, Nadya bakal gue cintai dengan sepenuh hati, jiwa, dan raga gue." Ujar Rony.
"Buat lo? Emangnya Nadya barang apa." Wajah kesal tidak bisa Fathur sembunyikan. Jujur Fathur sangat terganggu mendengar bahwa Rony menginginkan Nadya untuk menjadi istri laki-laki itu. Ada perasaan tidak rela saat Fathur mendengarnya.
Tidak, Fathur tidak akan mengatakan kalau dia cemburu kepada Rony. Fathur hanya merasa bahwa meskipun dia tidak menganggap Nadya sebagai istri, tapi secara sah dalam agama dan hukum, Nadya adalah istrinya, itu berarti miliknya. Sekarang Fathur adalah pemilik Nadya.
Nadya, guru Bahasa Indonesia di SMA Mandiri Bangsa ini merupakan salah satu guru favorit disana. Selain karena cara mengajarnya yang mudah dimengerti, sabar, dan baik hati. Nadya terkenal dengan predikat guru tercantik di SMA Mandiri Bangsa. Dengan tubuhnya yang kecil mungil, bibir pink yang hanya berpoles lipstik nude, mata bulat yang jernih, hidung kecil dan mancung, serta kulitnya yang kuning langsat. Membuat Nadya terlihat memiliki umur yang tidak jauh dari murid-muridnya. Murid SMA biasanya memiliki usia antara 16 sampai 18 tahun kan? Dan di usia Nadya yang ke 25 tahun ini, mungkin jika Nadya memakai pakaian casual seperti murid-muridnya, orang akan berpikir kalau mereka sebaya.
Dan pernikahan Nadya kemarin membuat para murid laki-laki di SMA Mandiri Bangsa mengalami patah hati. Tidak hanya murid, Pak Andi (28) yang merupakan guru olahraga dan Pak Restu (30) yang merupakan guru TIK juga dibuat patah hati. Sudah bukan rahasia lagi kalau ke dua guru tampan berstatus lajang itu secara tidak langsung bersaing untuk bisa mendapatkan hati Nadya. Tapi usaha mereka harus gugur saat Nadya mengatakan bahwa dia akan menikah. Acara pernikahan yang hanya sederhana dan akad saja, membuat Nadya tidak mengundang siapapun walaupun sebenarnya dia ingin. Itu salah satu syarat yang Fathur ajukan kepada Nadya sebelum mereka menikah. Dengan alasan agar acara pernikahan mereka lebih hikmat dan intim. Nyatanya alasan sebenarnya adalah karena Fathur tidak ingin ada terlalu banyak orang yang mengetahui pernikahan dirinya dengan Nadya.
Berbeda dengan murid laki-laki yang patah hati dengan kabar pernikahan Nadya, para murid perempuan justru bersyukur. Setidaknya secara tidak langsung salah satu saingan mereka sudah sold out, jadi tidak ada harapan bagi gebetan-gebetan mereka di sekolah ini yang masih berharap bisa menjadi kekasih Nadya. Tapi tenang, para murid perempuan di sekolah ini tidak ada yang membenci Nadya kok. Karena Nadya terlalu baik untuk dibenci. Sudah dibilang kalau Nadya itu baik, asik, dan sabar, jadi mungkin semua orang disekolah ini menyukai Nadya.
"Ibu Nadya..." Seseorang masuk ke kantor sembari memanggil nama Nadya. Seseorang yang sudah Nadya kenal sejak masa kuliah dulu.
"Ada apa Ibu Septi..." Nadya menyambut dengan senyum guru seni tari di SMA ini.
Septi Tariana, seperti namanya gadis itu mengajar seni tari, sahabat Nadya sejak masa ospek saat kuliah dulu. Nadya dan Septi menjadi bersahabat sejak saat itu meskipun mereka berbeda jurusan. Septi menjadi satu-satunya sahabat yang Nadya undang saat pernikahannya dengan Fathur.
"Nanti, kaya biasa ya, temenin aku belanja bulanan." Ujar Septi seraya menarik turunkan alisnya.
"Aku minta izin Mas Fathur dulu ya." Jawab Nadya.
Septi mengulum senyum.
"Iya deh iya, yang udah punya suami mah apa-apa harus minta izin. Apalah aku yang jomblo ini." Ujar Septi seolah mendramatisir keadaannya.
Nadya tersenyum tipis.
"Ya udah, nanti kabarin aku ya. Aku mau ngajar kelas 10 IPS 1 dulu... Bye Bu Nadya..." Septi berlalu keluar dari kantor.
Nadya baru ada kelas jam ke tiga nanti. Jam ke dua ini tidak ada kelas yang memiliki mapel Bahasa Indonesia. Jadi, Nadya menggunakan waktu kosongnya ini untuk mengoreksi hasil ulangan murid-muridnya.
Tapi sebelum itu Nadya harus meminta izin kepada Fathur kalau nanti dia akan pulang telat. Meskipun Nadya tau kalau Fathur tidak akan membalas pesannya. Tapi setidaknya Fathur tetap membaca pesan darinya, itu sudah lebih dari cukup. Nadya tidak berharap banyak.
^^^***to: Mas Fathur***^^^
^^^*Mas, aku minta izin pulang telat. Nanti selesai ngajar aku mau nemenin Septi belanja bulanan. Jadi aku pulang agak sorean*.^^^
Dan benar kan, pesan Nadya hanya dibaca saja oleh Fathur. Laki-laki itu sama sekali tidak membalasnya, seperti biasanya.
Nadya menghela nafas pelan. Meski sudah biasa hal seperti ini terjadi, tapi tetap saja Nadya selalu merasa kecewa setiap Fathur tidak membalas pesan darinya.
"Bu Nadya..." Seseorang masuk ke ruang guru.
Meja setiap guru memang berada dalam satu ruangan yang sama. Yang memiliki ruangan sendiri hanya kepala sekolah, wakil kepala sekolah, staf TU, dan guru BK saja. Selain itu, ruangan para guru menjadi satu ruangan. Dan sekarang, hanya Nadya yang sedang tidak memiliki jadwal mengajar. Dan mungkin seseorang yang memanggil Nadya ini, Andi.
"Ehh iya Pak Andi. Ada apa ya?" Tanya Nadya dengan ramah.
"Enggak ada apa-apa, tadi saya liat Bu Nadya sendirian di kantor. Lagi nggak ada jadwal ngajar ya?"
"Iya Pak, nanti baru ada kelas jam ke tiga. Pak Andi sendiri nggak ada jadwal ngajar juga?"
Andi menganggukkan kepalanya.
Setelah basa-basi singkat itu, Andi langsung duduk di kursinya sendiri. Sementara Nadya melanjutkan pekerjaannya mengoreksi ulangan muridnya.
Meja Andi yang berada di pojok belakang memudahkan dirinya untuk bisa menatap Nadya tanpa merasa takut ketahuan. Jujur, Andi masih tidak menyangka kalau saat ini Nadya sudah menjadi istri dari laki-laki lain. Karena sejak awal bertemu, Andi sudah menginginkan Nadya untuk menjadi istrinya. Dan baru sekitar beberapa bulan ini Andi bisa mendekati Nadya, nyatanya dia harus berlapang dada saat mendengar kabar bahwa Nadya akan menjadi istri dari laki-laki lain.
"Nadya..." Andi memanggil Nadya kembali. Kali ini tanpa adanya embel-embel ibu seperti tadi.
Mendengar namanya dipanggil, Nadya menolehkan tubuhnya ke sumber suara.
"Iya, kenapa Pak Andi?" Tanya Nadya kepada Andi.
"Kamu bahagia dengan pernikahan kamu?" Sungguh pertanyaan yang tidak pernah Nadya duga akan Andi tanyakan kepadanya.
"Saya bahagia. Kenapa Anda bertanya seperti itu?"
Andi menghela nafas pelan.
"Saya yakin kamu akan menganggap saya jahat setelah ini. Tapi jujur, jauh didalam hati saya berharap kamu tidak bahagia dengan pernikahan kamu. Karena dengan begitu saya bisa memiliki peluang untuk merebut kamu dari suami kamu itu." Jawab Andi dengan suara lirih namun masih bisa Nadya dengar dengan jelas.
Semakin terkejut Nadya setelah mendengar pernyataan Andi itu. Nadya tidak tau harus merespon bagaimana. Nadya sendiri tidak tau apakah dia bahagia dengan pernikahannya bersama Fathur atau tidak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Dewi Sagita Dewi
banyak saigan nya Fatur
2023-02-16
1
Musdalifah
your day mklmly
2023-01-11
0
aniya_kim
Waw!!!!!!! keren ini namanya Gentleman yaahhhh
2022-10-22
2