Kerinduan Terpendam Sang Pengacara

Kerinduan Terpendam Sang Pengacara

1. PERAMPOKAN

Qian melakukan perjalanan seorang diri untuk menemui kliennya yang sedang menuntut keadilan atas tanah warisan orang tuanya yang telah diambil alih oleh sang paman.

Kliennya yang tinggal di desa itu menghubungi Qian agar melihat sendiri keadaan tanah yang menjadi lahan sengketa itu.

Karena waktu yang bisa di ambil Qian hanya malam hari, membuat lelaki itu nekat membawa mobilnya dari Jakarta menuju daerah Banyuwangi tanpa ditemani oleh asisten dan rekan pengacara lainnya.

Ditengah perjalanan, dua mobil menyerempet mobil milik Qian hingga ia tidak bisa melaju dengan cepat, ditambah lagi kurangnya pencahayaan di jalan desa membuat dirinya merinding sedari tadi dan saat melihat dua mobil di belakangnya, ia merasa sangat nyaman, namun bukan kenyamanan yang ia dapatkan malah petaka yang sedang menantinya.

Satu mobil menghalangi jalannya dan satu mobil lagi menghalangi jalan di belakangnya.

Jendela kaca mobil milik Qian di gedor kencang, namun pria tampan ini tidak bergeming saat melihat empat orang preman menghampiri mobilnya sambil mengarahkan senter mereka ke wajahnya.

"Sial!"

Qian mengambil ponselnya untuk menghubungi asistennya.

"Hallo Fian!" Tolong aku sepertinya aku di rampok."

"Anda di mana tuan?"

"Aku berada di jalan masuk desa ...?"

Prankkk!"

Kaca jendela di samping jok mobil milik Qian dipecahkan oleh sang perampok dengan linggis yang di pegang mereka.

Perampok itu membuka pintu mobil itu dan menarik tubuh Qian lalu menusuk perut pria tampan itu.

"Ayo!" Angkat lelaki itu kita buang dia di jalan yang tak terlihat oleh orang agar pria ini cepat mati." Ucap penjahat itu lalu mengangkat tubuh Qian yang sudah pingsan ke dalam mobilnya sendiri

Qian di lempar tidak dari kebun warga. Ponselnya di buang oleh mereka hingga berantakan.

Tidak lama, kemudian terdengar suara pedal sepeda yang mengayuh dengan cepat menuju rumah sang pemilik sepeda itu, namun ia mendengar rintihan kesakitan dari seseorang yang minta tolong kepadanya.

Awalnya Khansa begitu takut karena daerah itu terkenal angker tapi suara itu terus mengikutinya dan memaksanya untuk berhenti.

Ia mundur beberapa langkah dengan mengandalkan penerangan rembulan.

"Astagfirullah!" Ada orang di sini. Khansa mengambil ponselnya dan mengarahkan ke tubuh lelaki itu.

Dengan cepat Khansa memeriksa nadi lelaki itu yang sudah cukup lemah untuk bertahan.

"Apakah kamu korban perampokan tuan?" Tanya Khansa namun lelaki itu pingsan lagi.

"Tunggu sebentar di sini, aku akan mencari ramuan herbal yang bisa membantu menghentikan darahmu.

"Ya Allah aku tidak mungkin membangun warga untuk menolong lelaki ini.

Khansa mencari obat herbal yang di tanam di kebun itu. Dengan cepat ia membalur luka tikaman itu dan mengikat dengan jilbab pashmina miliknya yang ia lilit ke perut lelaki itu.

"Tuan!" Aku tidak bisa menunggumu di sini, semoga ada yang menemukanmu secepatnya.

Obat ini akan bertahan sampai besok pagi." Ucap Khansa lalu hendak melangkah pergi, namun kakinya dipegang oleh Qian namun Khanza berusaha melepaskannya karena ia juga takut di pergoki oleh warga.

"Maafkan saya Tuan!"

Khansa buru-buru meninggalkan Qian yang terlihat sangat lemah.

🌷🌷🌷🌷

Dua hari kemudian, Qian sudah berada di rumah sakit yang ada di kota. Ia nampak tertidur pulas dengan oksigen terpasang di hidungnya.

Tidak berapa lama ia mengerjapkan matanya dan melihat asistennya Fian sedang duduk di tepi ranjang sambil tertidur.

"Fian!" Lirih Qian.

"Iya Tuan!"

"Aku ada di mana?"

"Di rumah sakit Tuan!"

Tok...tok..

Seorang dokter masuk ke kamar inap Qian di dampingi oleh seorang suster.

"Selamat pagi Tuan Qian!" Apakah anda sudah merasa lebih baik?" Tanya Dokter Rudi.

Qian hanya mengangguk lemah.

"Beruntunglah!" Pendarahan pada lukamu berhenti dengan cepat oleh obat tradisional yang menempel di perutmu itu.

Jika tidak diobati dengan ramuan itu, mungkin kamu sudah kehilangan nyawamu.

"Sepertinya dia seorang gadis berhijab yang menolongmu karena hijabnya yang melilit area luka di perutmu. Dan gadis itu terlihat sangat apik membalur lukamu yang tidak langsung mengenai kulit luka yang terkoyak tapi dia meletakkan di kain itu melipatnya sekali lalu membalurkan di tempat luka setelah itu di lilit dengan kuat untuk menghentikan pendarahan." Ucap dokter Rudi yang mencoba menebak dengan argumen yang ada di pikirannya.

"Apakah anda mengetahuinya?"

"Aku hanya melihatnya sebentar tapi keadaan sangat gelap dan ia memakai jilbab tapi aku tahu saat dia membuka hijabnya untuk membalut luka ku, namun wajahnya tertutup oleh rambutnya setelah itu, aku tidak ingat lagi." Ucap Qian lirih.

"Baiklah tuan!" Karena masalah ini sedang ditangani oleh polisi, sebaiknya kita tidak bisa membiarkan berita ini tersebar hingga polisi menemukan perampok yang mengambil mobil tuan. Kalau begitu saya permisi!" Ucap dokter Rudi.

"Maaf dokter!" Apakah saya boleh di rawat di rumah sakit di Jakarta?"

"Sesaat lagi mobil ambulans akan mengantar anda ke bandara agar anda bisa di bawa ke rumah sakit Jakarta." Ucap dokter Rudi lalu meninggalkan kamar inap milik Qian.

"Tuan!" Maafkan saya terlambat menemukan anda. Malam itu saya langsung menghubungi kline anda.Klina anda yang menemukan anda dengan bantuan warga malam itu.

"Benarkah?" Tapi apa kamu menyimpan jilbab gadis itu?"

"Maaf tuan, sepertinya dokter langsung menggunting jilbab gadis itu untuk menolong tuan.

Tapi ada sesuatu yang ada di genggaman tangan anda yang langsung disimpan oleh kline anda saat anda di masukkan ke mobil ambulans." Ucap asisten Fian.

"Apa itu Fian?"

"Sepertinya itu gelang kaki tuan!"

"Tolong tunjukkan gelang itu padaku, Fian!"

Asisten Fian mengeluarkan gelang kaki itu dari kantong jasnya dan memberikan kepada Qian. Gelang emas berbentuk Doble side cinta jantung.

"Aku harus menemukan gadis pemilik gelang kaki ini untuk menikahinya sebagai bentuk terimakasih ku tidak peduli kasta antara kami berdua.

Tolong cari gadis itu yang memiliki gelang yang sama dengan yang kita pegang saat ini." Pinta Qian pada asistennya.

"Baik Tuan!"

Beberapa lama kemudian, Qian diantar ke bandara untuk dipindahkan ke rumah sakit Jakarta.

Sementara Khanza saat ini sedang sibuk mencari gelang kaki miliknya yang hilang entah ke mana. Wajahnya terlihat cemas dan sangat takut jika gelang kaki itu hilang, maka neneknya akan memarahinya. Satu-satunya gelang itu yang akan mempertemukan dirinya dengan ibu kandungnya yang telah meninggalkan dirinya saat masih bayi bersama seorang nenek yang saat itu sedang menunggu kereta.

Di sinilah Khansa tinggal bersama nenek angkatnya yang telah membesarkannya selama ini.

"Khansa!" Kamu sedang apa nak?"

Khanza merengut kesal karena seharian sudah mencari gelang kakinya tidak ditemukan juga.

"Ada apa sayang?"

"Gelang kaki Khanza hilang nenek." Ucap Khanza sedih.

"Hahh?"

Terpopuler

Comments

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

semabgat ke bab berikutnya

2022-10-27

2

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

waduwwwww........makin rumit....semoga ibu khansa berhubungan dgn babang.....dirunut dari sesa iru buat nemuin khansa

2022-10-27

2

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

bertukst nyawa dgn.pernikahan......nersni banget bang,....wow.......luar biasa...klo buruk rupa ato cacat bgemane...hehehe.....

semoga cwe cantik....ciri2nya gmpang koq,pinter herbal
capcus thorrrrrr.......

2022-10-27

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!