11. Untuk Apa?

Khansa melebarkan matanya ketika melihat kehadiran Pengacara Qian yang sudah berdiri tenang di pintu sambil melihat mereka.

Khansa begitu gugup hingga ia bingung mau bicara apa pada dua lelaki yang sedang bertandang ke tempat kostnya saat ini.

Mau tidak mau Khansa harus bersandiwara untuk bisa meyakinkan dokter Raffi bahwa ia dan Pengacara Qian masih berhubungan baik.

"Waalaikumuslam mas Qian!" Silakan masuk, mas!"

Senyum manis diberikan kepada Pengacara Qian oleh Khansa walaupun hatinya sendiri sedang kesal saat ini.

"Perkenalkan, mas!" Ini dokter Raffi yang baru bergabung di rumah sakit setelah menamatkan pendidikan spesialis bedah jantung di Amerika dan ini Pengacara Qian, dokter Raffi." Ucap Khansa sambil memperkenalkan keduanya yang saling menatap satu sama lain dengan perasaan tidak suka.

"Oh iya!" Mau minum apa, dokter Raffi?" Tanya Khansa yang ingin segera kabur ke dapur untuk memulihkan jantungnya saat ini yang hampir meledak.

"Apa saja dokter Khansa yang kamu miliki saat ini." Ucap dokter Raffi santai.

Pengacara Qian terlihat menahan geram karena Khansa tidak menanyakan dirinya mau minum apa.

"Baik. Aku tinggal sebentar ya!" Silahkan kalian berdua ngobrol dulu, mas Qian." Ucap Khansa terlihat kikuk.

"Iya sayang!" Jawab Pengacara Qian.

"Apakah anda adalah pemilik Firma hukum Hambada?" Tanya dokter Raffi.

"Benar sekali dokter Raffi, rupanya anda cepat sekali menyelidiki identitas ku. Apakah anda ingin konsultasi hukum dengan firma kami?" Tawar Pengacara Qian.

"Terimakasih, kami sudah memiliki konsultasi hukum Tara Firma, mungkin anda mengetahuinya."

"Mereka adalah saingan kami." Ujar Pengacara Qian.

"Ngomong-ngomong, kapan anda akan menikahi dokter Khansa?" Tanya dokter Raffi memancing reaksi Pengacara Qian yang tadi siang sudah menolak Khansa untuk menjadi istrinya namun lelaki tampan ini masih nekat datang ke kost Khansa.

"Insya Allah dalam waktu dekat ini, makanya aku datang ke sini untuk membicarakan hal itu dengannya, terimakasih anda sudah mengingatkan tujuan saya menemui kekasih saya dokter Khansa.

"Apakah dokter Khansa sudah menyetujuinya?"

"Tujuan orang yang berhubungan atas dasar cinta pasti berakhir dengan pernikahan karena itu bagian dari impian setiap pasangan seperti kami." Ujar Pengacara Qian.

"Oh iya!" Tapi tidak semua takdir berpihak pada cinta sejati, bisa saja cinta itu akan beralih setelah pasangannya memiliki cinta yang lain." Timpal dokter Raffi yang terus beradu argumen.

"Hanya orang bodoh yang ingin melepaskan barang berharga untuk orang yang tidak jelas niatnya." Sindir Pengacara Qian.

"Mungkin jika anda bosan pada dokter Khansa, aku siap menggantikan kedudukan mu di hatinya.

"Jangan terlalu berharap dokter Raffi pada milik orang lain karena dokter Khansa tidak mudah membagi cintanya pada yang lain sekalipun anda adalah pemilik rumah sakit itu." Balas Pengacara Qian tidak kalah sengitnya.

"Aduh maaf kelamaan ya?" Es batunya susah di lepas dari tempatnya, hingga harus diketok dulu baru mau runtuh dari tempatnya." Sindir Khansa kepada dua lelaki yang saat ini malas ia temui.

"Tidak apa sayang, kelihatannya dokter Raffi sangat betah di sini. Apakah anda tidak punya kerjaan lain dokter selain menganggu kekasihku?" Ucap Pengacara Qian mengusir secara halus dokter Raffi.

"Silakan di minum!" Maaf hanya minum saja adanya." Ucap Khansa yang melihat dua orang pria tampan ini sedang memperebutkan dirinya.

"Terimakasih dokter Khansa!" Dokter Raffi meneguk minumannya hingga tandas.

"Dokter Khansa!" Saya sekalian pamit, lain kali saya akan datang lagi." Ucap dokter Raffi lalu meninggalkan pasangan yang sedang marahan itu.

""Sampai jumpa lagi besok di rumah sakit dokter Raffi. Ujar Khansa lembut." Raffi bersalaman dengan Pengacara Qian lalu menuju mobilnya.

Khansa juga ingin masuk ke kamarnya dicekal oleh Pengacara Qian.

"Khansa!" Tunggu dulu sayang!" Aku belum bicara tentang kita.

"Aku mau bicara tentang hubungan kita, aku mohon kali ini dengar dulu apa yang akan aku sampaikan kepadamu."

"Cepat sampaikan lalu segera pergi dari sini." Sahut Khansa.

"Begini Khansa, aku akan menikahimu tapi aku ingin minta ijin padamu jika aku menemukan gadis yang telah menolongku aku juga ingin menikahinya, apakah kamu siap dimadu?" Tanya Pengacara Qian hati-hati.

"Lebih baik kamu tinggalkan rumah ini daripada wajahmu aku buat babak belur. Dan carilah gadis penolong mu itu dan nikahi dia!" Dan sampai kapanpun aku tidak rela untuk di madu, terimakasih." Ucap Khansa lalu masuk ke kamarnya karena sudah muak dengan ocehan Pengacara Qian.

"Untuk apa kamu ke sini?" Kalau pada akhirnya kamu hanya mengajukan negosiasi denganku untuk memiliki aku dan juga tidak ingin kehilangan gadis itu." Khansa kembali menangis karena ucapan bodoh dari seorang Pengacara Qian.

"Terus aku harus bagaimana?" Aku begitu merindukan gadis penolong ku itu." Gumam Pengacara Qian lirih.

Ia pun segera meninggalkan kost milik Khansa lalu memutuskan untuk tidak lagi kembali kepada Khansa, jika gadis itu bersikap egois atas permintaannya.

Khansa membuka lagi buku-buku ilmu kedokteran untuk ia baca agar mudah tidur.

Begitu pula pengacara Qian yang sulit sekali untuk memejamkan matanya hingga larut malam walaupun ia sudah menghafal beberapa pasal berlapis yang akan dikenakan pada terdakwa yang telah melakukan pelecehan seksual pada anak dibawah umur.

"Ayolah mataku!" Mengantuk lah karena besok aku harus kerja!" Pinta Pengacara Qian untuk memberikan sugesti pada matanya agar cepat terpejam.

Dokter Raffi yang baru tiba di rumahnya merasa terganggu dengan kehadiran Pengacara Qian yang dikiranya sudah memutuskan cintanya pada dokter Khansa, namun hubungan mereka kelihatannya masih tetap berlanjut.

"Sialan!" Aku sangat benci dengan Pengacara Qian itu. Aku sedang melakukan pendekatan dengan dokter Khansa, kenapa malah Pengacara Qian datang di saat aku ingin menyatakan perasaanku kepada dokter Khansa. Ini benar-benar membuatku muak." Gerutu dokter Raffi.

Sebulan berlalu, Pengacara Qian dan Khansa benar-benar memutuskan hubungan mereka karena tidak ada solusi diantara keduanya.

Khansa kelihatan lebih profesional saat menjalani tugasnya sebagai dokter, lain halnya dengan Pengacara Qian yang selalu salah setiap kali melakukan pemeriksaan silang pada dua kubu kline yang sedang bertarung mendapatkan keadilan dari setiap kasus yang mereka alami.

"Bos!" Apakah tidak sebaiknya anda ambil cuti dan melakukan traveling untuk mengembalikan lagi kepercayaan klien pada firma kita bos." Ucap asisten Fian.

"Aku bingung dengan hubunganku dengan Khansa. Kita selalu memenangkan kasus para klien tapi, entah mengapa sejak memutuskan untuk berpisah dengannya hatiku tidak bisa tenang memikirkannya.

Sekarang aku harus mengambil cuti untuk menenangkan diri menikmati masa jomblo ku, apa bukan makin menambah sedih nantinya.

"Apa karena bos tidak punya kekasih, jadi tidak mau traveling sendirian?" Tanya asisten Fian.

"Tidak!"

Terpopuler

Comments

jhon teyeng

jhon teyeng

knp sih ingin mendapat yg tdk nyata, pengacara hrsnya punya bahasa yg menjebak utk membuat lawan bcr percaya bkn mlh spt ini.

2023-09-29

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

kemaruk

2022-10-28

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!