6. Jangan Memberikan ku Harapan

Pengacara Qian terlihat gugup dengan pertanyaan Khansa yang sama yang sudah dua kali ini, ia dengar. Namun hatinya masih saja terpaut pada gadis penolongnya yang mau tidak mau menghalangi hatinya untuk tidak menyatakan perasaannya pada Khansa.

"Jika kamu tidak menyukaiku, berhentilah membuatku seolah menjadi wanita yang paling berharga untuk dirimu dan jangan pernah menganggap aku sahabat karena itu sangat menyakitkan bagiku.

Jika kamu sudah punya kekasih atau mungkin masih memikirkan seseorang yang sangat berarti dalam hidupmu, berhentilah jadi pecundang di depanku karena aku tidak akan menerima bentuk perhatian darimu." Tegas Khansa lalu hendak membuka pintu mobil itu.

"Aku mencintaimu Khansa!" Aku jatuh cinta padamu. Tetaplah disisiku, jangan pernah berpaling, sayang!"

"Kau...?" Kita baru dua hari bertemu dan kamu mudah sekali jatuh cinta padaku dan gampang mengatakan cinta padaku." Ucap Khansa.

"Emang harus nunggu berapa lama untuk menyatakan suka padamu?" Di ulur waktu yang tepat untuk ngomong cinta ke kamu saja, kamu nya nggak sabar.

Sekarang sudah menyatakannya, salah juga, merasa kecepatan. Terus mau kamu aku harus bagaimana?" Tanya Pengacara Qian menahan geram.

"Benar juga sih ya, ucapan cowok tampan ini. Apakah aku harus terima langsung gitu menjadi kekasihnya?" Ih, murahan banget. Nggak, tapi kalau dia cuekin aku, itukan lebih sakit." Khansa sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Khansa!" Apakah kamu mendengarkan aku?" Tanya Pengacara Qian sambil menjentikkan dua jarinya di depan wajah Khansa.

"Aku tidak bisa menjawabnya sekarang, aku sangat takut untuk jatuh cinta. Awalnya tampak indah. Tapi berlalunya waktu, kamu akan mulai bosan denganku dan setelah itu, kamu akan meninggalkanku dan itu sangat menyakitkan Pengacara Qian." Dalih Khansa.

"Sayang!" Jangan takut, aku akan berusaha untuk menjaga hatiku untuk tetap mencintaimu." Ucap Pengacara Qian.

"Tapi aku butuh waktu untuk memiliki ini semua. Tolong jangan memaksa aku saat ini. Mencintai dan dicintai itu cukup rumit ketika menjalaninya, bukan hanya orang yang akan menikah harus siap lahir batin, tapi orang yang akan menjalin suatu hubungan perlu persiapan mental juga agar siap untuk sakit hati jika dirinya bukan pilihan untuk prianya." Ucap Khansa.

"Astaga!" Kamu sangat teliti sekali Khansa." Ujar Pengacara Qian.

"Aku belajar dari ibuku yang meninggalkan aku begitu saja pada orang lain, mungkin karena malu akan aib yang sudah ia torehkan pada keluarganya.

Mungkin ayahku tidak mau bertanggung jawab atas diriku hingga ibuku sangat frustasi dan meninggalkan aku pada seorang nenek yang membesarkan aku hingga sekarang ini.

Itulah yang menyebabkan aku sulit jatuh cinta pada seorang yang sangat menyukaiku. Aku hanya ingin belajar yang rajin untuk mewujudkan impianku sebagai seorang dokter." Ucap Khansa penuh emosional.

"Khansa, sayang!" Insya Allah aku akan menjagamu dan tidak akan menyakitimu. Tolong percayalah padaku. Sejak aku melihatmu pertama kali di depan pintu lift, aku sudah menyukaimu, terlebih lagi kamu ingin mengantarkan sarapan untukku, aku makin salah tingkah saat itu ketika pertama kali bertemu denganmu." Ucap Pengacara Qian dengan jujur.

Khansa tersenyum kecil mendengar pengakuan Pengacara Qian tentang perasaannya. Hatinya saat ini sedang berbunga-bunga karena ia juga menyukai tuan tampan ini.

"Pantas aku di kerjain ini dan itu, rupanya ada maunya nich cowok." Batin Khansa.

Tapi, lagi-lagi ia tidak ingin membalas perasaan cintanya langsung pada Pengacara Qian.

"Tunggu saja besok pagi Pengacara Qian. Jika aku datang membawa sarapanmu, itu berarti aku terima cintamu. Lagi pula besok aku tidak mengantar kue dan roti ke kafe bibi Lea karena ada ujian semester besok pagi. Aku juga tidak ingin terlambat ikut ujian." Ucap Khansa memberi pengertian kepada Pengacara Qian tentang kondisinya.

"Baiklah Khansa aku tunggu kamu besok pagi. Jam berapa kamu akan ke kantorku?"

"Sekitar jam setengah pagi." Ucap Khansa.

"Ok, aku tunggu kamu sayang, aku mohon kamu datang." Pinta Pengacara Qian.

"Tapi jika aku tidak datang itu berarti aku belum siap menjalin hubungan denganmu." Timpal Khansa membuat Pengacara Qian menatap wajah cantik itu dengan kesal.

Khansa buru-buru turun dari mobil Pengacara Qian karena takut lelaki ini memarahinya.

"Terimakasih Pengacara Qian!" Assalamualaikum." Ujar Khansa lalu berlari masuk ke dalam kost miliknya.

"Waalaikumuslam sayang!" Sampai jumpa besok pagi." Gumam Pengacara Qian sendirian di dalam mobilnya.

Pengacara Qian melanjutkan perjalanannya untuk pulang ke mansion miliknya.

Saat ini, kedua orangtuanya tinggal di luar negeri bersama kakak perempuannya yang saat ini sedang hamil. Pengacara Qian hanya tinggal bersama dengan para pelayannya.

...****************...

Keesokan paginya, Khansa sudah rapi dengan tas ranselnya dan sudah siap untuk berangkat terlebih dahulu ke kantor pengacara Qian. Ia juga sudah menyiapkan kata-kata yang akan diucapkan kepada pengacara Qian.

Baru saja ia membuka pintu pagar, mobil Pengacara Qian sudah berada di depan pagar kostnya.

"Astaghfirullah!" Ucap Khansa sambil mengelus dadanya karena kaget.

Pengacara Qian turun dari mobilnya dan menyambut wanitanya dengan penuh ceria.

"Tuan!" Kenapa anda datang sepagi ini di kost ku?" Tanya Khansa.

"Ayo masuk dulu Khansa!" Nanti aku akan jelaskan di dalam mobil." Ucap Pengacara Qian.

"Baiklah." Khansa masuk ke mobil itu saat pintu mobil itu sudah dibukakan oleh Pengacara Qian untuknya.

Mobil itu sudah bergerak lincah menyambut pagi di tengah jalanan ibukota yang masih lengang karena baru setengah enam pagi.

"Aku sengaja menjemputmu agar bisa sarapan pagi bersamamu di luar. Kamu ingin sarapan apa sayang?" Tanya Pengacara Qian sambil menyetir mobilnya.

"Apa sajalah yang menurutmu enak dan tidak memakan waktu karena aku tidak mau apa yang sudah aku pelajari malah jadi buyar." Ucap Khansa membuat Pengacara Qian tersenyum geli.

"Kita makan bubur ayam saja ya. Karena itu lebih cepat telannya. Tidak butuh waktu lama karena tidak di kunyah." Canda Pengacara Qian membuat Khansa terkekeh.

Dalam lima menit keduanya sudah duduk di kedai bubur ayam yang menjadi langganan Pengacara Qian. Keduanya langsung menikmati bubur mereka dalam sekejap.

"Khansa, nanti pulang kuliah, kita mampir melihat beberapa kamar apartemen yang cocok untukmu." Ucap Pengacara Qian sambil mengendarai mobilnya.

"Ya Allah tuan!" Kamu masih ingat aja dengan perkataan kamu kemarin siang, apakah aku harus tinggal sendirian di apartemen, itu sangat menakutkan bagiku.

Enaknya tinggal di kos, jadi masih banyak teman untuk diajak ngobrol." Sahut Khansa menolak ajakan Pengacara Qian.

"Kita hanya melihatnya saja Khansa, jika kamu tidak menyukainya juga tidak apa sayang."

"Aku tidak mau merepotkan kamu Tuan karena aku sudah nyaman tinggal di kost. Aku bisa becanda dengan teman-temanku dan bisa berbagi makanan dengan mereka."

"Aku bisa mengunjungi kamu kalau kamu merasa kesepian Khansa."

"Aku tidak ingin dikunjungi oleh tuan karena akan membawa bencana nantinya. Berduaan saja di apartemen tanpa ada orang lain, itu akan memicu setan mudah masuk untuk menggoda kita." Ucap Khansa sengit.

"Apakah kamu sedang menuduhku Khansa?" Apakah kamu tidak percaya denganku sayang?"

"Aku memang sangat percaya kepadamu, tapi aku tidak pernah percaya sedikitpun pada setan. Saat kita berdua nanti, fitrah kita sebagai manusia berakal dan berakhlak akan hilang begitu saja karena hadirnya setan diantara kita.

Akal sehat kita akan ditutup sementara sampai ia bisa meniupkan segala macam bujukan mautnya untuk menjerat manusia sebagai pengikut setianya.

Jika sudah terjerumus dalam tipu dayanya, dua akan bersorak kegirangan karena sudah menjatuhkan anak cucu Adam ke dalam neraka. Misinya berhasil tapi tidak dengan manusia yang terus menyesali perbuatannya sampai akhir hayatnya."

"Ya Allah Khansa!" Pikiran kamu terlalu jauh sayang."

"Setidaknya aku bisa mencegah peluang setan untuk masuk ke dalam diri kita sebelum kita baru menyadarinya setelah ia berhasil menghancurkan hidup kita."

"Baiklah!" Aku. tidak akan lagi memaksa kamu untuk tinggal di apartemen. Biar kamu tetap tinggal di kost saja bersama teman-temanmu, tapi ijin aku setiap malam menjemput kamu untuk makan malam bersama. Bagaimana?" Apakah kamu siap, sayang?"

"Setiap malam?" Apakah itu tidak berlebihan Tuan?"

"Tidak, biasa saja, cukup nikmati saja Khansa. Lagi pula di rumahku tidak ada siapa-siapa kecuali pelayanku, jadi aku tidak punya teman untuk bisa diajak makan malam bersama."

"Bukankah tuan punya asisten pribadi?" Mengapa tidak ajak saja makan malam bersama tuan, kenapa aku yang mas inginku?"

"Aku bosan harus mengajak makan siang dan makan malam dengan orang sama, sesekali aku bisa mengajak kamu, karena kita bisa tukar obrolan tentang hukum dan dunia kedokteran, apakah kamu tidak tertarik untuk mempelajarinya melalui aku saja?"

"Sepertinya menarik juga, tapi sudahlah. Nanti juga tuan bosan denganku. Cukup ngobrol ngobrol tuan, mataku jadi makin berat setelah sarapan pagi." Ucap Khansa lalu memejamkan matanya karena semalaman ia tidak bisa tidur karena memikirkan ujiannya hari ini.

Keduanya kembali melanjutkan perjalanan menuju kampus karena Pengacara Qian tidak ingin gadis ini terlambat.

Tapi saat sudah hampir tiba di kampus Khansa malah ketiduran.

"Astaga!" Apakah semalam gadis ini begadang untuk belajar?" Pengacara Qian melihat jam di tangannya, masih pukul tujuh pagi, berarti satu jam lagi ujian Khansa baru di mulai.

Pengacara Qian memarkirkan mobilnya dan membangunkan gadis ini pelan-pelan.

"Khanza!" Sayang.. bangun!" Ucap Pengacara Qian.

"Qian!" Aku juga mencintaimu!" Ucap Khansa dalam tidurnya.

Pengacara Qian tertawa kecil ketika mendengar pengakuan Khansa yang berarti gadis ini benar-benar mencintainya.

"Aku tidak perlu menunggumu sadar untuk mendengarkan balasan cintamu Khansa karena saat ini aku sudah mendengar langsung dari hatimu bahwa kamu sangat mencintaiku." Gumam Pengacara Qian lirih.

Terpopuler

Comments

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

coba.klo bisa diulang.....direkam deh tuh

2022-10-27

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!