Finding Love
Zaki, putra sulung ayah Yusuf dan bunda Fatima yang baru saja mengikuti wisuda di kampus, membulatkan tekadnya untuk menerima tantangan dari orang tua gadis yang dia cintai.
Gadis berhijab adik tingkat Zaki yang bernama Delia, yang berasal dari negara sang ibunda, Indonesia. Gadis cantik dan cerdas, yang sudah sangat lama di incar oleh sulung dari keluarga Yusuf tersebut.
"Ayah, Bunda, boleh ya Zaki belajar di pesantren dahulu barang setahun? Setelah selesai dari pesantren, Zaki janji akan melanjutkan kuliah sesuai anjuran Ayah dan Bunda." Pinta Zaki memelas, kala sang ayah nampak kurang setuju dengan permintaan orang tua Delia yang menuntut sesuatu, yang dirasa ayah Yusuf memberatkan sang putra.
"Biar sajalah Ayah, Bang Zaki biar belajar di pesantren dulu dan membuktikan pada ayah gadis itu, bahwa Abang mampu menjadi pendamping yang baik untuk Delia." Bujuk bunda Fatima, yang tidak tega melihat sang putra terlihat bersedih.
"Tapi Bun, syarat dari beliau itu sangat berat lho? Apalagi sebelumnya, Abang kan belum memiliki dasar tentang ilmu nahwu dan shorof sama sekali!" Tegas ayah Yusuf.
"Ayah lupa ya? Dulu kan tantangan dari papa juga sangat berat buat Ayah? Tapi Ayah Yusuf yang ganteng dan hebat, mampu membuktikan pada papa Sultan kalau Ayah pantas untuk bersanding bersama Bunda kan?" Bunda Fatima mengingatkan perjuangan sang suami kala itu, sambil melancarkan rayuan maut.
Ayah Yusuf tersenyum lebar, tapi sedetik kemudian kembali serius. Ayah tiga anak itu menghela nafas panjang, "tapi kan beda Bun, tantangan dari papa dulu itu sesuai dengan bidang yang Ayah tekuni? Nah, kalau Bang Zaki kan enggak Bun?" Ayah Yusuf masih nampak keberatan.
"Bukan apa-apa Bang Zaki, Ayah cuma enggak mau kamu jadi frustasi jika ternyata nanti Abang tidak bisa menyelesaikan tantangan dari kyai Hasan." Tutur ayah Yusuf, menatap sang putra dengan penuh kasih.
Zaki menggeleng, "Zaki akan berusaha semampu Zaki saja Ayah dan jika ternyata Zaki kurang beruntung, insyaAllah Zaki ikhlas menerimanya," ucap Zaki dengan yakin.
"Ya sudah lah, terserah Bang Zaki saja. Ayah dan Bunda cuma bisa mendoakan yang terbaik untuk Bang Zaki." Pungkas ayah Yusuf yang akhirnya mengijinkan sang putra, yang hendak menuntut ilmu di pesantren.
"Memangnya, Abang sudah punya referensi mau mondok di pesantren mana?" Bunda Fatima menatap sang putra seraya mengernyitkan dahi.
Zaki menggeleng, "belum Bun," balas Zaki, "nanti Zaki tanya dulu sama Delia," lanjutnya.
"Jangan, nanti biar Bunda telepon kakek Ilyas. Beliau pasti tahu, pesantren mana yang baik untuk Abang. Kalau Bunda enggak salah dengar, teman-teman kakek Ilyas banyak yang memiliki pesantren," terang bunda Fatima.
"Ya, terserah Bunda saja deh. Zaki ikut apa kata Bunda," balas Zaki patuh.
*****
Sehari sebelum meninggalkan tanah kelahirannya, Singapura, Zaki menyempatkan diri untuk menemui gadis berhijab yang merupakan putri dari kyai pengasuh pondok pesantren di daerah pantura Jawa Tengah.
Zaki tak datang sendiri, tapi mengajak serta sang adik, Fira, untuk menemani dirinya. Karena sang pujaan hati, tak pernah mau menemui Zaki jika tidak ada teman wanita diantara mereka berdua. Ya, Delia Zahwa begitu ketat menjaga pergaulan diri sesuai dengan nasehat sang abi dan sang umi.
Tok.. tok.. tok..
"Assalamu'alaikum," ucap salam Zaki, setelah mengetuk pintu apartemen tipe studio dimana gadis yang ditaksir putra sulung ayah Yusuf itu tinggal.
Ceklek,,,
Tak berapa lama, pintu pun dibuka dari dalam. Seorang gadis berhijab dengan kulit putih bersih dan berhidung mancung, tersenyum lebar menyambut kedatangan Zaki dan Fira.
"Wa'alaikumsalam," balas Delia dengan membuka pintu lebar-lebar.
"Bang Zaki, Fira,, ayo silahkan masuk," ajaknya dengan ramah, mereka bertiga pun kemudian masuk kedalam apartemen berukuran kecil tersebut dan langsung menuju balkon.
Delia merasa lebih nyaman jika menjamu tamunya di balkon, daripada duduk di sofa yang berada di ruangan yang sama dengan ranjang tidur dan tanpa sekat.
Hanya Zaki, satu-satunya laki-laki yang pernah masuk kedalam apartemen milik Delia. Itupun bersama Fira, yang merupakan adik tingkat sekaligus sahabat dekat Delia sejak dua tahun yang lalu, ketika Fira baru masuk kuliah di perguruan tinggi yang sama dengan gadis pujaan Zaki tersebut.
"Sebentar ya, aku ambilkan minum dulu. Bang Zaki, mau aku buatkan kopi?" Delia menatap Zaki dengan tersenyum manis, sebelum melangkah meninggalkan balkon.
Zaki mengangguk dan membalas senyum Delia dengan hangat, "boleh Dik, gulanya jangan banyak-banyak ya?" Pinta pemuda tampan itu.
Fira mengernyitkan dahi, "memangnya kenapa Bang? Bang Zaki kan, enggak suka sama kopi pahit?" Fira merasa heran.
"Karena yang membuat kopi sudah manis, Dik." Balas Zaki seraya melirik Delia, yang langsung beranjak masuk kedalam dengan wajah merona merah.
"Cie,, yang lagi kasmaran," goda Fira seraya tersenyum mengejek.
"Halah Dik, kayak kamu enggak aja. Kamu aja kalau dapat chat dari Dion senyum-senyum sendiri kan?" Balas Zaki, sambil menyentil pelan hidung mancung sang adik.
"Aw, Abang,,, sakit tau?" Protes Fira, sambil mengusap hidungnya yang kena sentilan sang abang.
"Kalian ini akrab banget ya? Kalau yang enggak tahu bahwa kalian kakak-beradik, pasti akan menyangka kalau kalian adalah sepasang kekasih." Ucap Delia, yang baru muncul sambil membawa baki berisi tiga gelas kopi dan toples berisi camilan ringan.
Zaki dan Fira hanya tersenyum karena memang benar apa yang diucapkan oleh Delia, bahwa mereka berdua sering di anggap sebagai sepasang kekasih. Usia keduanya yang terpaut hanya dua tahun, membuat kedekatan Zaki dan Fira bukan hanya selayaknya kakak-beradik tapi juga seperti sahabat.
"Silahkan di minum Bang, Fir," ucap Delia, sambil ikut duduk di salah satu kursi dan mengambil jarak agak jauh dari Zaki.
"Makasih Del," balas Fira, yang langsung membuka toples dan memakan isinya tanpa sungkan. Karena Fira sudah terbiasa main di apartemen kakak tingkatnya itu, tanpa Zaki.
"Dik Lia, kedatanganku kemari untuk pamitan sama kamu," ucap Zaki, sesaat setelah menyeruput kopinya yang terasa nikmat. Entah kopi itu yang benar-benar enak, atau suasana hati Zaki yang sedang berbunga-bunga karena berdekatan dengan sang pujaan hati hingga membuat apapun yang masuk kedalam mulutnya terasa nikmat.
"Bang Zaki serius?" Delia menatap Zaki dengan tatapan menyelidik, "Delia takut, Bang Zaki akan kecewa nantinya jika ternyata apa yang Bang Zaki harapkan tidak sesuai dengan kenyataan," lanjut gadis berhijab itu.
Zaki menggeleng, "setidaknya, aku telah berusaha untuk memperjuangkan kamu Dik." Balas Zaki meyakinkan.
Delia hanya bisa mengangguk pasrah, "silahkan, terserah bagaimana baiknya menurut Bang Zaki," ucap Delia lirih. Putri kyai Hasanuddin itu merasa kurang yakin bahwa Zaki akan berhasil menyelesaikan tantangan dari sang ayah dalam waktu satu tahun, atau hingga dirinya selesai kuliah dan di wisuda.
"Kenapa Dik? Kamu enggak yakin dengan kemampuanku?" Zaki yang bisa menangkap keraguan di mata Delia bertanya, "percayalah Dik, Aku akan berusaha semampuku agar kita bisa mendapatkan restu dari abi dan juga eyang kamu," lanjut Zaki sungguh-sungguh.
Delia menggeleng pelan, "bukan itu Bang, Delia yakin Bang Zaki insyaAllah bisa menyelesaikan dengan baik dan tepat waktu. Tapi alangkah lebih baik, jika kita tetap menyandarkan semua kepada Allah semata bukan?" Delia menatap Zaki dengan tatapan gamang, ada keraguan yang mengusik relung hati gadis itu. Namun gadis berhijab dan berkulit putih bersih itu, tak tahu apa penyebabnya.
"Ya, kamu benar Dik. Tapi aku tetap memiliki keyakinan, bahwa kita akan bisa bersama," balas Zaki yang tetap yakin, yang diaminkan oleh Fira dan juga Delia dalam hati.
"Aamiin,,,"
"Kapan, Bang Zaki akan berangkat?" Delia kembali menatap laki-laki yang selama ini berusaha untuk mendekati dirinya itu.
"InsyaAllah besok menuju Jakarta, dan lusa baru ke pesantren." Balas Zaki mantap
"Pesantren mana Bang?" Delia kembali bertanya.
Zaki menggeleng pelan, sambil tersenyum. "Belum tahu Dik, kakek yang akan mengantar aku ke sana. Kata kakek, pesantren itu milik temannya sewaktu masih kuliah di Yogya dulu," balas Zaki.
Delia mengangguk-angguk, "berangkatlah Bang, semoga Allah memudahkan segala urusan Bang Zaki," do'a Delia dengan tulus, meski keraguan masih menyelimuti hati gadis berhijab itu.
🌸🌸🌸🌸🌸 bersambung 🌸🌸🌸🌸🌸
Makasih yang sudah hadir di karya ke_enamku ini 🙏🙏
Jika kalian suka dengan kisah bang Zaki, jangan lupa berikan rating bintang lima dan tuliskanlah sesuatu untuk menyemangatiku 😊😊
Berikan juga dukungan kalian, dengan cara like, komen, vote dan kasih hadiah yang banyak ya bestie... dan klik juga tombol hati/ masukkan favorit, karena aku menulis kisah ini dengan sepenuh hati 🥰🥰
Tapi sebelumnya, aku sarankan untuk membaca novel "All About KEVIN" terlebih dahulu,,, biar nyambung dengan kisah bang Zaki 😉😉
Happy Reading bestie,,, 🤗😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
sherly
Zaki anak Fatimah ketemu Ama Zahwa adiknya Zahra.. jodoh ditangan othor
2023-11-17
1
Ita rahmawati
mari bang zaki kita lawan para yai² it dn jgn mnyerah 💪💪😁😁
2023-06-06
1
Mama Gezkara
kak Othoorrr..aku sdh mampir ya...
2023-04-10
1