Delia, Wait Me Please...

"Bohong mi, palingan sekarang dik Laila lagi jajan di kafe sama teman-teman nya," balas gus Umar dengan sedikit mengeraskan suara nya, agar sang adik mendengar. Kyai Abdullah dan sang istri terkekeh pelan, begitu pun dengan Aida.

"Tuh kan, disitu ada kak Umar? Aah,, lagi pada ngumpul ya? Mana kakak ipar ku? Aku mau nagih janji sama dia, udah satu tahun tapi Laila masih belum di buatin keponakan. Kakak ipar macam apa dia?"

"Tiap hari juga udah di buatkan ning, sabar saja ya?" Balas kyai Abdullah, dengan tertawa lepas yang diikuti oleh gus Umar.

Nyai Robi'ah geleng-geleng kepala mendengar perkataan sang suami, begitu pun dengan Aida. Sedangkan Zaki tersenyum tipis.

"Kami masih mau honeymoon, dik Laila duluan aja yang punya anak," balas gus Umar kemudian.

"Mana bisa kak? Kuliah Laila kan belum selesai, dan setelah wisuda Laila juga pengin nyusul,,," ucapan Laila menggantung di udara, "eh, enggak ding, enggak. Lupakan."

"Nyusul siapa ning? Nyusul kemana?" Cecar nyai Robi'ah. Kyai Abdullah dan gus Umar mengernyit, sedangkan Aida tertawa geli.

"Nah kan La, kamu nyuruh aku untuk nyimpen rahasia tapi kamu sendiri yang hampir keceplosan." Gumam Aida dalam hati, seraya terkikik sambil menutup mulut nya.

"Emm mi, udah dulu ya umi ku sayang. Laila mau ngerjain tugas lagi, udah di tunggu sama temen. Salam sayang, cinta, kangen dan rindu Laila untuk pria yang paling ganteng sedunia. Abdullah Zarkasyi. Assalamu'alaikum mi,, eh, satu lagi mi, salam sayang buat kakak ipar." Ucap Laila dengan cepat, "kak Umar! Jangan buat Aida ku lembur terus ya,,,! Awas aja kalau sampai dia sakit!" Pungkas Laila yang mengancam sang kakak, yang kemudian disambut senyuman dan gelengan kepala dari keluarga tercinta.

Sedangkan Zaki tersenyum dalam hati, "keluarga yang hangat."

"Ning Laila niku lho bah, ket mbiyen sing di idolakke niku jenengan." Tutur nyai Robi'ah, seraya tersenyum bahagia. Kyai Abdullah hanya menanggapi nya dengan tersenyum lebar. __"Ning Laila itu lho bah, dari dulu yang diidolakan itu abah"__

Sementara gus Umar yang sempat melihat sang istri terkikik sendirian tadi, kini menatap istri nya dengan intens. "Dik, apa kamu tahu sesuatu?" Selidik gus Umar, dengan berbisik.

"Tahu apa kak?" Tanya Aida lirih, pura-pura tidak tahu maksud pertanyaan suami nya.

"Tentang dik Laila," balas gus Umar, masih dengan berbisik.

"Nanti pada saat nya, Laila sendiri yang akan mengatakan pada kalian semua. Maaf, Aida tidak memiliki kewenangan untuk menceritakan nya. Aida udah janji sama Lalai kak," ucap Aida lirih seraya tersenyum manis, dan gus Umar mengangguk mengerti.

"Sudah hampir isya seperti nya, ayo kita nunggu adzan di teras," ajak kyai Abdullah seraya beranjak, yang diikuti oleh Zaki dan gus Umar. Sedangkan Aida membantu nyai Robi'ah, membereskan bekas makan malam mereka.

*****

Bakda Isya', Zaki mengikuti pengajian diniyah. Dan santri baru itu, langsung mengikuti kelas wustho yang di jam pertama di ampu oleh kang Bukhori.

Ya, selain sebagai pengurus pondok, kang Bukhori juga merupakan salah satu ustadz handal di pesantren tersebut.

Kang Bukhori bersama kang Baharuddin dan kang Musthofa, dulu nya adalah santri di pondok pesantren milik kyai Abdullah tersebut. Dan karena kecerdasan mereka bertiga, mereka kemudian di kuliah kan oleh kyai Abdullah. Hingga mereka kemudian bertekad, akan mengabdikan diri di pesantren Nurul Ulum sebagai tanda bakti dan rasa, terimakasih mereka atas kebaikan kyai Abdullah.

Ketiga santri yang saat ini telah menjadi ustadz tersebut, memiliki tugas masing-masing. Kang Bukhori yang memfokuskan diri pada pengembangan pondok pesantren, kang Musthofa yang intens di Yayasan Pendidikan Nurul Ulum, sedangkan kang Baharuddin adalah orang terdekat yang selalu mendampingi kemanapun kyai Abdullah ataupun keluarga beliau hendak bepergian.

Dan karena kedekatan nya dengan keluarga kyai Abdullah itu, kang Baharuddin mulai menyukai ning Laila. Namun kang Baharuddin cukup tahu diri, sehingga dia tidak pernah mengutarakan perasaan nya kepada putri bungsu kyai Abdullah. Hanya kedua sahabat nya itulah yang tahu, dan menjadi teman tempat curahan hati nya.

Zaki mengikuti pengajian seperti santri-santri yang lain, dan dengan ramah Zaki berbaur dengan mereka yang hampir semua nya berusia jauh di bawah Zaki. Namun pemuda bertubuh tinggi tegap itu sama sekali tidak merasa minder, meski di usia nya yang sudah agak terlambat itu tapi baru memulai belajar agama.

Santri putri yang belajar di sisi yang lain, terdengar berbisik-bisik seraya mengintip dari lobang kecil yang terdapat pada papan pembatas antara santri putra dan putri.

"Lihat-lihat, mas ganteng ikut di kelas kita," bisik Ida dengan mata berbinar, bagai melihat bintang jatuh dari langit.

"Masak sih?" Tanya Yasmine tak percaya, dan kemudian ikut mengintip di lobang yang sama. Dan gadis berlesung pipi itu langsung tersenyum lebar, "iya benar, masyaAllah,,, kenapa kalau malam gini, mas ganteng makin tambah ganteng ya. Bintang di langit, kalah bersinar dari mas ganteng," lirih nya, dengan mata tak berkedip. Yang langsung disambut cemoohan oleh sahabat nya yang lain.

"Gaya mu Min, Min, kayak pujangga yang kesasar aja," ucap Luluk sambil terkikik geli sendiri.

"Iya tuh si Mimin, sok puitis!" Cibir Ida

"Eh, tapi beneran,,, kalian juga mengakui nya kan?" Kekeuh Yasmin, dan Luluk serta Ida mengangguk.

"Coba-coba lihat," Maimunah, yang penasaran ikut merangsek ingin mengintip juga.

Namun baru saja tunangan kang Bukhori itu hendak mengintip, suara berat kang Bukhori yang baru saja masuk dan mengucap salam,, membuat Maimunah langsung kembali ke tempat nya semula, yaitu di baris terdepan.

"Maka nya jangan kepo?" Bisik Luluk seraya terkekeh, dan Maimunah hanya cemberut.

Pembelajaran ilmu Fiqih itu pun segera di mulai, dan semua santri mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan oleh ustadz nya tersebut. Termasuk Zaki, yang duduk di barisan paling belakang, karena postur tubuh nya yang paling tinggi agar tidak menutupi santri yang lain.

Zaki semakin kagum dengan kepribadian kang Bukhori. Dibalik kesederhanaan nya, ternyata kang Bukhori memiliki keilmuan yang mumpuni dalam ilmu agama. Serta cara kang Bukhori menyampaikan materi pelajaran, sangat enak dan mudah di pahami,,, tak beda jauh dengan gus Umar, meski tetap gus Umar lebih unggul.

Usai kang Bukhori menyampaikan materi di jam pertama, berikut nya giliran jam pelajaran gus Umar.

Dan santri putri langsung berebut ingin duduk di depan, agar bisa mencuri-curi pandang pada putra sulung kyai Abdullah tersebut. Meskipun gus Umar telah memiliki istri, namun nyatanya pesona gus Umar tetap tak pudar dan para santri putri itu masih saja mengagumi dan mengidolakan suami dari Aida tersebut.

Luluk, Yasmin, dan Ida, yang tadi duduk di barisan kedua, tepat di belakang Maimunah, langsung maju dan duduk di barisan terdepan.

"Ih, apaan sih kalian? Main serobot aja?" Protes salah seorang teman mereka, yang merasa terdesak duduk nya.

"Hehe,, sorry Siti, gantian yah,, kamu duduk belakang?" Pinta Ida, seraya tersenyum nyengir.

Santri yang bernama Siti itu mengerucut kan bibir nya, tapi tetap mengikuti permintaan Nurmaida dan langsung mundur ke barisan belakang.

Ucap salam dari gus Umar, membuat mereka semua serempak menjawab salam dan kemudian diam dan duduk dengan tertib untuk mengikuti dan menyimak materi yang akan disampaikan ustadz idola mereka itu.

Pembelajaran itu berlangsung selama satu jam, namun bagi para santri putri waktu enam puluh menit itu bagai hanya lima menit saja.

"Yah, cepat banget sih selesai nya," celetuk Yasmin, yang belum puas memandangi wajah kharismatik yang menyejukkan bagi siapa saja yang memandang nya itu.

Setelah gus Umar menutup pembelajaran nya dengan salam, semua santri putra kemudian beranjak, dan membubarkan diri setelah menyalami gus Umar.

Zaki yang maju paling akhir dari deretan santri putra, diminta gus Umar untuk berdiri di samping nya sambil menunggu santri putri membubarkan diri. "Tunggu di sini dulu dik, kita keluar bareng," pinta gus Umar, Zaki mengangguk dan kemudian berdiri tepat di samping gus Umar.

Para santri putri yang hendak keluar dari aula, di buat salah tingkah kala berjalan melewati dua pemuda tampan yang menjadi idola mereka semua.

Mereka berjalan dengan menundukkan kepala, namun tetap saja dengan mencuri-curi pandang.

Setelah semua nya keluar, gus Umar mengajak Zaki untuk keluar dari aula. "Mau ngopi dulu atau langsung istirahat dik?" Tanya gus Umar yang biasa nya langsung pulang, setelah tugas nya mengajar selesai.

"Maaf kak, Zaki langsung kembali ke kamar saja. Mau cepat istirahat, agar nanti malam bisa bangun untuk belajar," balas Zaki, yang penuh semangat dalam belajar agar bisa segera menyelesaikan tantangan dari abi nya Delia. "Delia, wait me please,,," gumam Zaki, dalam hati.

🌸🌸🌸🌸🌸 bersambung 🌸🌸🌸🌸🌸

Makasih untuk kalian semua yang masih setia mengikuti kisah bang Zaki 🤗

Sambil menunggu bang Zaki up kembali, yuk mampir di novel yang keren ini 👇

Karya : TEH IJO

Judul : Menikahi Ketua OSIS

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

filingku masih ke laila deh si bang zaki in 🤗🤗

2023-06-07

1

Rapa Rasha

Rapa Rasha

tetep semangat ya bang zaki

2023-02-03

1

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝓫𝓪𝓷𝓰 𝓩𝓪𝓴𝓲 𝓴𝓵 𝓳𝓸𝓭𝓸𝓱 𝓰𝓪𝓴 𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓴𝓮𝓶𝓪𝓷𝓪💪💪💪💪💪💪

2022-10-27

1

lihat semua
Episodes
1 Berangkatlah Bang,,,
2 Berbuat dan Mengecap Nikmat
3 Bercanda Lu, Enggak Lucu!
4 Jaga Delia Untuk Abang
5 Putraku Sudah Pulang
6 Ulat Penyuka Daun Muda
7 Pasangan yang Sangat Romantis
8 Reuni di Kamar Keramat
9 Aku Tresno Seliramu
10 Pemandangan yang Indah
11 Mau Dong Jadi Kekasih nya...
12 Mas Ganteng,,,
13 Berjodoh dengan Orang yang Tepat
14 Ditaburi dengan Bumbu Cinta
15 Telepon dari Laila
16 Delia, Wait Me Please...
17 Apakah Ini Cinta atau Hanyalah Kekaguman Semata?
18 Seperti Keluarga Sultan di Tipi-tipi
19 Mirip Opa Bule
20 Rencana Zaki
21 Memiliki Seorang Ustadz
22 Banyolan Semata
23 Sok Suci Kalian Berdua!
24 Minta Restu untuk Mengkhitbah Ning Zahwa
25 Apa, Lututmu Bergetar?
26 Apa Zaki Lulus Ujian?
27 Perasaan Bersalah Delia
28 Karena Kalian Bukan Pilihan,,,
29 Zaki Kerasan Berada Disini
30 Butuh Healing
31 Rondo Royal
32 Kejantanan Kakak Dipertanyakan
33 Ustadzah Hana
34 Model Papan Seluncuran
35 Secepat Itukah?
36 Aku Pasti Akan Kembali
37 Hidup Harus Terus Berjalan
38 Ladies First
39 Istriku Minta Jatah
40 Semoga Dimudahkan Semuanya
41 Sholat Istikharoh
42 Laila Hana Rahmaniya
43 Apa Itu Artinya...
44 Menjadi Dingin
45 Kembali Membeku
46 Membuangnya Dari Hatiku
47 Laila Belum Siap Kak
48 Minta Kawin Secepatnya
49 Hah, Sekarang?
50 Kejutan yang Sangat Spesial
51 Menjadi Istri yang Baik untuk Ustadz Zaki
52 Pelangi di Keluarga Kami
53 Slowly but Sure...
54 Mengerjakan Pe-eR
55 Promo Novel Baru
56 Tak Ada Tempat Tersisa untuk Mantan
57 Indahnya Syurga Dunia _ End
58 Give Away & Promo Novel
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Berangkatlah Bang,,,
2
Berbuat dan Mengecap Nikmat
3
Bercanda Lu, Enggak Lucu!
4
Jaga Delia Untuk Abang
5
Putraku Sudah Pulang
6
Ulat Penyuka Daun Muda
7
Pasangan yang Sangat Romantis
8
Reuni di Kamar Keramat
9
Aku Tresno Seliramu
10
Pemandangan yang Indah
11
Mau Dong Jadi Kekasih nya...
12
Mas Ganteng,,,
13
Berjodoh dengan Orang yang Tepat
14
Ditaburi dengan Bumbu Cinta
15
Telepon dari Laila
16
Delia, Wait Me Please...
17
Apakah Ini Cinta atau Hanyalah Kekaguman Semata?
18
Seperti Keluarga Sultan di Tipi-tipi
19
Mirip Opa Bule
20
Rencana Zaki
21
Memiliki Seorang Ustadz
22
Banyolan Semata
23
Sok Suci Kalian Berdua!
24
Minta Restu untuk Mengkhitbah Ning Zahwa
25
Apa, Lututmu Bergetar?
26
Apa Zaki Lulus Ujian?
27
Perasaan Bersalah Delia
28
Karena Kalian Bukan Pilihan,,,
29
Zaki Kerasan Berada Disini
30
Butuh Healing
31
Rondo Royal
32
Kejantanan Kakak Dipertanyakan
33
Ustadzah Hana
34
Model Papan Seluncuran
35
Secepat Itukah?
36
Aku Pasti Akan Kembali
37
Hidup Harus Terus Berjalan
38
Ladies First
39
Istriku Minta Jatah
40
Semoga Dimudahkan Semuanya
41
Sholat Istikharoh
42
Laila Hana Rahmaniya
43
Apa Itu Artinya...
44
Menjadi Dingin
45
Kembali Membeku
46
Membuangnya Dari Hatiku
47
Laila Belum Siap Kak
48
Minta Kawin Secepatnya
49
Hah, Sekarang?
50
Kejutan yang Sangat Spesial
51
Menjadi Istri yang Baik untuk Ustadz Zaki
52
Pelangi di Keluarga Kami
53
Slowly but Sure...
54
Mengerjakan Pe-eR
55
Promo Novel Baru
56
Tak Ada Tempat Tersisa untuk Mantan
57
Indahnya Syurga Dunia _ End
58
Give Away & Promo Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!